Ramadan, Berkah bagi Pedagang Lemang Tapai

Pekanbaru | Selasa, 29 Mei 2018 - 11:51 WIB

KOTA (RIAUPOS.CO) - Ramadan men­jadi jalan rezeki bagi para pedagang lemang dan tapai yang setiap harinya menjajakan jualan di trotoar sepanjang Jalan Sudirman. Makanan tradisional yang terbuat dari ketan putih yang dicampur dengan santan ini dapat bertahan hingga tiga hari karena dimasak dengan cara dibakar. Sementara tapainya terbuat dari ketan hitam yang dimasak dengan memeram beberapa waktu. Kemudian, dimasukkan ke dalam bambu berukuran tiga jengkal yang dibalut kertas koran dengan diikat karet gelang pada ujung tabung bambu.

Berjualan di trotoar, tepatnya setelah Taman Makam Pahlawan hingga Hotel Pangeran berjejerlah para pedagang lemang tapai ini yang telah bertahun-tahun berjualan lemang di area tersebut.

Baca Juga :Cerita Kompol Boby Kejar Pembawa 9 Kg Sabu hingga ke Sumsel

Dibanding hari biasa, Ramadan menjadi bulan berkah bagi banyak pedagang di area tersebut. Karena banyaknya jajanan menu berbuka yang dapat dicampurkan dengan panganan lemang.

Cerita salah seorang pedagang lemang, Rita, ia sudah berjualan lemang di area tersebut selama sembilan tahun terakhir. Baginya Ramadan menjadi bulan pendapatan tertinggi baginya.

“Rata-rata kami di sini bukan orang baru yang berjualan, kami sudah bertahun-tahun. Hujan, panas, menjadi tantangan bagi kami. Beruntung, Ramadan ini jadi jalan rezeki bagi kami dibandingkan dengan berjualan di hari biasanya,” ungkap Rita warga Jalan Brigjen Katamso kemarin.

Lemang ini banyak diburu pembeli saat menjelang berbuka puasa. Terutama di akhir pekan atau hari libur karena banyaknya pengunjung Kota Pekanbaru yang datang dari luar kota. Tidak sedikit dari pembeli sengaja mendatangi area berjualan mereka khusus untuk membeli lemang dan tapai sebagai panganan berbuka puasa.

Dikatakan pedagang lainnya, Dewi, jika di hari biasa ia bisa mendapatkan untung Rp100 ribu. Sementara di Ramadan atau saat musim durian bisa mendapat keuntungan dua kali lipat.

“Alhamdulillah, ini berkah Ramadan juga. Kira-kira dalam sehari biasanya dapat Rp100 ribu. Itu kalau laku 10 batang. Karena harga jual satu batang lemangnya Rp35 ribu. Sementara kami di sini hanya penjual, lemang kami dapati dari agennya. Dengan harga beli lemang dari agen Rp25 ribu per batang,” kata Rita.

Dari pukul 11.00 WIB, para pedagang lemang sudah mulai menjajakan dagangan hingga malam hari. Berbeda di Ramadan, banyak para pedagang lemang yang hanya berjualan hingga berbuka puasa saja.

“Kalau hari biasa sampai malam hari, tapi Ramadan ini hanya sampai sore jelang berbuka puasa saja. Karena malamnya tidak ingin meninggalkan tarawih. Kalau rezeki, alhamdulillah selalu saja ada jalannya. Walau jam jualan disingkat, tapi justru lebih banyak pemasukan,” ungkap Rita.

Berjualan di area tersebut menjadi tantangan bagi para pedagang lemang tersebut. Rita, ibu dari satu anak yang telah berpisah dengan suaminya setahun yang lalu itu mengatakan sesekali Satuan polisi Pamong Praja (Satpol PP) menertibkan area berjualan mereka.

“Sesekali Satpol PP menertibkan area ini, kalau dirazia kami pergi. Selang dua jam, kami kembali berjualan di area ini,” ujarnya.

Sambung Dewi, ia dan pedagang lainnya yang berjualan di sana tidak mengganggu lalu lintas.

“Biasa pembeli juga hanya berhenti sebentar di sini, tidak lama juga. Tidak sampai menggangu lalu lintas. Apalagi sampai membuat kemacetan,” ujar Dewi.(cr8)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook