PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Niat Rektanir Ilyas beserta istrinya ingin mewakafkan tanahnya seluas dua hektarE untuk dibangun pondok pesantren (Ponpes) akhirnya terwujud melalui Yayasan Ikatan Keluarga Kapur Sembilan (IKKS).
Rektanir Ilyas merupakan warga Dumai yang berasal dari Sumatera Barat (Sumbar) Putra Kapur IX asli Muarapaiti memiliki tanah seluas dua hektare yang berlokasi di Nagari Muarapaiti Kapur IX Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar).
Rektanir berharap dengan apa yang telah diniatkan dan dicita-citakan bersama tersebut bisa terlaksana dengan sebaik-baiknya. Dan semoga menjadi amal jariah nantinya. "Hanya itu yang kami harapkan. Semoga nanti kawan-kawan yang berkecimpung di situ dapat bekerja sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Itu harapan kami semoga Allah meridoi niat baik yang kami lakukan," ujar Rektanir, Sabtu (26/6).
Ketua Pendiri Yayasan, yang juga Ketua Umum IKKS Edward Idrus Latief mengatakan, lahan seluas dua hektare yang telah diwakafkan kepada IKKS akan dipergunakan untuk membangun pesantren berbasis surau. "Tanah itu berlokasi di Nagari Muarapaiti, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar)," ujar Edward Idrus Latief.
Edward pondok pesantren berbasis surau ini nantinya melahirkan generasi hafiz atau penghapal Alquran yang mempunyai akhlakul karimah dan bermentalkan teknologi dengan memadukan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Kemudian lanjutnya, guru-guru yang akan menjadi pengasuh ponpes tersebut akan diambil dari orang-orang yang berpengalaman di antaranya para pengurus ponpes yakni Dr Yazil Karimi dr SPD MPd (pendiri yayasan), Dr Ustadz Harmen Hadi SHi MHum (pengasuh ponpes), Sukarni AP MSi (pendiri yayasan), dan Iwad Endri SH MHum (pendiri yayasan).
Dan Pengurus Yayasan Pondok Pesantren berbasis surau diketuai oleh Arizal SPd MPd, Sekretaris Sri Marlena SE dan bendahara Erna Delpita SPd. "Generasi kita saat ini banyak kekurangan hafiz atau penghapal Alquran. Jadi di pesantren itu nanti, ada penghapal Alquran, memiliki akhlak dan melek teknologi," papar Edward.
Dr Ustadz Harmen Hadi SHi MHum menambahkan, selain itu nantinya para siswa atau santri juga akan diajarkan adat istiadat. Jadi nantinya mereka juga belajar pencak silat adopsi model surau lama tapi dalam bentuk pola yang modern. "Jadi kami menggabungkan akhlak dengan pondasi agama dan juga nantinya berbasis teknologi," ujarnya.(dof/c)