PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sungai Sail saat ini jadi salah satu sungai yang diprioritaskan untuk normalisasi agar potensi banjir disekitarnya berkurang. Namun rencana normalisasi ini sampai saat ini belum berjalan. Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dan Badan Wilayah Sungai Sumatra (BWSS) masih melakukan persiapan operasional.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Kamis (27/5) mengatakan, saat persiapan berada pada dalam persiapan penurunan alat berat ke bantaran sungai. "Kami juga selesaikan dulu masalah yang ada di bantaran sungai. Ada pembongkaran pada lahan masyarakat," kata dia.
Menurutnya, salah satu masalah adalah banyaknya lahan dan bangunan masyarakat yang terdampak normalisasi. Lahan yang berada di bantaran sungai akan dibongkar guna normalisasi sungai.
Ia menyebut, selain bangunan lahan ini berisi ladang masyarakat. PUPR melakukan sosialisasi agar lahan tersebut segera dikosongkan. "Sekarang proses penyusunan MoU dengan BWSS. Kami lihat lagi titiknya. Kalau memang harus dibongkar (bangunan,red) ya kami bongkar," jelasnya.
Ada tiga titik penyempitan pada aliran Sungai Sail. Titik ini berada di kawasan Perumahan Jondul dan Kuantan Regency. Di sana juga berdiri bangunan masyarakat.
Lokasi bangunan ini terancam dibongkar pemerintah kota. Lahan ini harus segera dikosongkan. Warga yang terdampak, rencananya akan diberi sagu hati agar mereka dapat pindah dari bantaran sungai. "Tentu kami juga sosialisasi ini. Kami ingatkan mereka agar bisa pindah dari sana," singkatnya.(ali)