Perubahan Iklim Ekstrem Perparah Banjir Pekanbaru

Pekanbaru | Rabu, 28 April 2021 - 09:10 WIB

Perubahan Iklim Ekstrem Perparah Banjir Pekanbaru
Tingginya curah hujan dalam sepekan terakhir membuat seratusan rumah di Perumahan Witayu, Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru tergenang banjir akibat meluapnya Sungai Siak, Selasa (27/4/2021). (DEFIZAL / RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Banjir cukup parah kembali menggenangi Kota Pekanbaru sejak Senin (26/4) lalu. Perubahan iklim yang ekstrem disebut memperparah banjir yang terjadi. 

Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MTmenyampaikan, banjir saat ini terjadi bukan seperti biasanya. 


Saat ini terjadi perubahan iklim yang sangat ekstrem yang disebut siklon tropis. 

"Sehingga terjadi curah hujan yang deras. Curah hujan tinggi, angin, petir, bisa juga nanti puting beliung dan lainnya,"kata Firdaus, Selasa (27/4). 

Hal ini juga sesuai dengan apa yang diprediksi oleh Badan Metereologi Klimatologi Geofisika (BMKG). Kemudian hal ini ditindaklanjuti oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) berupa instruksi ke gubernur dan bupati/wali kota di daerah untuk meningkatkan kewaspadaan. 

Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir. Maka setiap dinas teknis diingatkan juga harus dapat mengantisipasi bencana yang terjadi. Ia juga meminta, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru segera melakukan upaya normalisasi sejumlah sungai yang meluap saat hujan deras mengguyur di Pekanbaru. "Maka normalisasi harus dilakukan. Ada tiang-tiang yang berdiri di atas sungai. Ini yang harus dibersihkan,"tegasnya. 

Kemudian juga ada rumah-rumah yang dibangun di bantaran sungai dan harus ditertibkan. Rumah itu harus dibongkar dan penghuninya diberi sagu hati. 

"Dinas PUPR yang melakukan eksekusi bangunan. Saya minta Kepala Dinas PUPR Indra Pomi bekerja dahulu di lapangan,"ujarnya. 

Jika ada kendala di lapangan, maka Pemko Pekanbaru akan menggelar rapat dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan turun ke lokasi. 

"Ini bentuk antisipasi untuk semua kejadian dalam mengatasi genangan banjir di saat hujan dengan intensitas tinggi di Pekanbaru,"imbuhnya. 

Senin (26/4) lalu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru mendata banjir cukup parah terjadi di Kelurahan Sungai Sibam, Kecamatan Binawidya. Sekitar 350 rumah warga terdampak banjir. Banjir terjadi lantaran luapan air Sungai Sibam yang menimpa perumahan warga yang berada di sekitar aliran sungai. Akibatnya air merendam rumah warga hingga ketinggian satu meter. 

Kepala PUPR Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution mengatakan, banjir terjadi akibat pendangkalan pada aliran Sungai Sibam. Sehingga membuat sungai tidak mampu menampung debit air akibat derasnya guyuran hujan. 

"Kemudian bangunan perumahan juga terlalu dekat dengan sungai. Mereka membangun rumah di bantaran sungai. Harusnya pengembang perumahan tidak bangun di situ,"urainya.

Sebelum membangun perumahan, pengembang seharusnya meminta peil banjir ke Dinas PUPR. Mereka harus meminta rekomendasi bebas banjir dan berapa ketinggian yang harus ditimbun sebelum membangun ke Dinas PUPR. Mereka juga harus membangun di luar garis sempadan sungai (GSS).

Menurutnya, faktor lainnya yang menyebabkan banjir akibat adanya tanggul sungai yang jebol sepanjang 150 meter. Tanggul ini sebelumnya berfungsi sebagai penahan debit air agar tidak melimpah ke bibir sungai. Indra menyebut, untuk penanganan pihaknya akan melakukan perbaikan tanggul air terlebih dahulu. Tanggul dibangun di bibir sungai yang mengarah ke permukiman warga. "Masyarakat di sana juga meminta kami untuk menurunkan alat berat. Kami lagi mengupayakan itu,"jelasnya. 

Alat berat diturunkan untuk mengeruk kembali aliran sungai yang telah terjadi pendangkalan. Normalisasi dilakukan kembali agar sungai mampu menampung debit air yang cukup banyak.  "Pekerjaan untuk normalisasi Sungai Sibam akan dilakukan mulai hari ini (kemarin, red) dengan memulai membangun tanggul air kembali,"ungkapnya.

Diimbau Waspadai Banjir

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edy Afrizal mengatakan, tingginya curah hujan di Riau belakangan ini disinyalir akibat adanya siklon tropis yang sudah disampaikan pemerintah pusat sebelumnya. Karena itu, peringatan dini terkait adanya bahaya siklon tropis tersebut juga sudah disampaikan pihaknya kepada BPBD 12 kabupaten/kota di Riau. Hal tersebut dilakukan agar BPBD kabupaten/kota juga bisa melakukan persiapan dan langkah antisipasi. "Surat edaran terkait peningkatan kewaspadaan terhadap siklon tropis sudah kami kirimkan ke pihak BPBD 12 kabupaten/kota. Surat ini juga menindaklanjuti surat edaran dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),"katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, beberapa wilayah di Riau yang perlu waspada dengan potensi siklon tropis yang dapat menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor yakni di Rokan Hulu, Kampar, Pelalawan, serta Indragiri Hulu. Pasalnya, lokasi tersebut dilewati sungai besar dan juga ada daerahnya yang berbukit.

"Daerah yang perlu waspada longsor dan banjir bandang  yakni Rokan Hulu, Kampar, Pelalawan dan Indragiri Hilir. Termasuk juga di Pekanbaru saat ini rawan terjadi banjir dibeberapa titik,"ujarnya.

Selain di lokasi tersebut, daerah yang perlu diwaspadai dengan adanya potensi siklon tropis yakni daerah pesisir Riau. Terutama untuk kegiatan pelayanan karena dikhawatirkan bisa sewaktu-waktu muncul gelombang tinggi.

"Saya sudah sampaikan kepada BPBD di daerah pesisir juga untuk memperingatkan kegiatan pelayanan jika cuaca tidak memungkinkan,"sebutnya.

100 KK di Perumahan Witayu Terdampak Banjir 

Banjir di Kota Pekanbaru Selasa (27/4) menggenangi wilayah Kelurahan Sri Meranti tepatnya di Perumahan Witayu. Tak kurang dari 100 kepala keluarga (KK) terdampak. Di Perumahan Witayu banjir terjadi akibat luapan Sungai Siak. Permukaan air yang mengalami kenaikan membuat air akhirnya mencapai perumahan. 

Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru Zarman Chandra didampingi Sekretaris Maisel Fidayesi kepada Riau Pos melalui sambungan telepon. 

"Update banjir siang ini (kemarin, red) Perumahan Witayu Kelurahan Sri Meranti telah mengalami banjir yang diakibatkan naiknya permukaan Sungai Siak,"kata dia. 

Lebih lanjut dipaparkannya, dari pengecekan yang dilakukan, ketinggian air Sungai Siak yang meningkat terjadi antara 25 cm sampai 75 cm. 

"Diperkirakan ketinggian air sampai  antara 25 cm sampai 75 cm. Dengan jumlah KK yang terdampak menurut ketua RW sekitar 100 KK,"ujarnya.

Belum Surut

Sudah dua hari lamanya genangan air banjir akibat luapan anak Sungai Sail. Pantauan Riau Pos di lokasi, Jalan Lembah Raya Kecamatan Bukit Raya, tampak genangan air banjir hampir menutupi seluruh ruas jalan alternatif tersebut, Selasa (27/4) .

Bahkan kini, genangan air kian meningkat mulai 25 cm hingga 60 cm lebih. Akibatnya sejumlah pengendara harus mengantre untuk dapat melintasi kawasan tersebut yang dibantu oleh warga setempat sembari meminta sumbangan suka rela kepada pengendara. Tampak pula terjadi kemacetan yang cukup panjang akibat banyaknya kendaraan roda dua yang mengalami mati mesin, serta badan jalan yang digenangi banjir yang dalam.

Yusfi, salah seorang warga mengaku air di Jalan Lembah Raya tersebut telah berlangsung selama dua hari. Namun debit air banjir tak kunjung surut, malah kian meninggi setiap jamnya."Karena macet kami mencoba membantu pengendara yang melintas. Tapi sebagian warga lainnya mencoba meminta sumbangan kepada pengendara secara suka rela,"tuturnya.

Meskipun genangan air kian dalam, sejumlah warga malah memanfaatkan banjir dengan cara memancing ikan di parit besar yang ada di jalan tersebut. Salah satunya Putra,.

"Mencoba peruntungan saja. Tapi alhamdulillah dapat ikan nila dua ekor selama tiga jam lebih mancing. Bisa buat buka puasa,"tuturnya.(ali/sol/ayi)
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook