PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Ratusan pelajar berseragam SD dan SMP mendatangi Museum Sang Nila Utama, Jalan Sudirman, Kamis (26/9). Mereka ingin melihat langsung bentuk senjata-senjata tradisional Sumatera yang sedang dipamerkan di museum tersebut.
Ada 79 jenis senjata tradisional yang dipamerkan. Di mana, ibukota Provinsi Riau Kota Pekanbaru mendapat giliran kelima dari delapan provinsi se-Sumatera yang menyelenggarakan pameran serupa setiap tahunnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Yoserizal Zein menuturkan, berbagai senjata tradisional tersebut berupa senjata untuk berburu, menyerang, bertahan dan senjata-senjata yang digunakan untuk upacara adat.
“Ada banyak jenisnya. Ada trisula dan lain-lain,” kata Yoserizal.
Selain itu, Yose juga mengungkapkan pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, agar pelajar di Riau melihat pameran tersebut setiap hari secara bergantian. “Kami sudah kerja sama dengan Dinas Pendidikan agar pelajar bisa menyaksikan pameran ini,” ucapnya.
Tak hanya untuk pelajar, Yose juga mengajak masyarakat Riau khususnya Pekanbaru untuk datang ke pameran tersebut. Di mana pameran akan berlangsung hingga 24 Oktober 2019.
Sementara itu provinsi-provinsi yang berpartisipasi dalam memamerkan senjata tradisional adalah Provinsi Aceh dengan tujuh koleksi, Sumatera Barat delapan koleksi, Sumatera Utara 12 koleksi, Riau 16 koleksi, Jambi 17 koleksi, Lampung delapan koleksi dan Sumatera Selatan sembilan koleksi.
Pameran ini dibuka oleh Gubernur Riau Syamsuar yang diwakili oleh Plt Asisten II Setdaprov Riau Indra. Ia mengapresiasi kegiatan ini karena dapatberikan nilai positif bagi masyarakat Riau khususnya bagi pelajar.
“Saya mengapresiasi diselenggarakan pameran dengan tema senjata tradisional ini. Pameran ini dapat memberikan nilai positif bagi masyarakat Riau dan anak didik,” kata Indra.
Indra berharap, para pelajar yang datang ke museum mendapatkan ilmu secara langsung dengan melihat benda-benda bersejarah khususnya senjata tradisional Sumatera ini.
“Diharapkan museum dijadikan pembelajaram dari sejarah masa lalu. Dan memberikan nilai positif, kami sangat mendukung,” pungkas Indra.(*2)