Hana, ibu rumah tangga yang biasa berbelanja di Pasar Pagi Arengka mengeluhkan kondisi tidak adanya pedagang daging yang berjualan. Akhirnya, ia mengalihkan membeli produk lain untuk pemenuhan lauk pauk keluarga.
"Rencana mau beli daging tapi tidak jadi. Tidak ada pedagang yang berjualan. Jadinya beli ikan saja. Mudah-mudahan kondisi ini tidak lama karena sebentar lagi akan masuk Ramadan," harapnya.
Senada diungkapkan calon pembeli daging lainnya Ria. Ia mengaku kecewa karena tidak ada satu pun pedagang yang berjualan daging sapi segar di seluruh pasar tradisional di Kota Pekanbaru.
Dirinya bahkan sudah berkeliling ke beberapa kios daging sapi guna mempersiapkan masakan jelang bulan Ramadan yang tinggal menghitung hari lagi. "Iya sebenarnya datang ke pasar untuk nyetok daging sapi jelang Ramadan. Kalau begini mau merendang apa kita. Biasanya tradisi menyambut Ramadan di keluarga kami selalu ada rendang daging," tuturnya.
Dirinya berharap, dalam waktu dekat daging sapi segar yang sebelumnya mudah didapatkan oleh masyarakat kembali ada stoknya, dan dijual dengan harga yang masih terjangkau di kantong masyarakat.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau, Herman mengatakan, pihaknya tidak ada melarang sapi dari luar provinsi untuk masuk ke Riau. Yang lakukan yakni hanya menambahkan syarat hewan ternak yang mau masuk ke Riau yakni harus dilengkapi dengan dokumen kesehatan hewan.
"Kami tidak ada melarang sapi dari luar provinsi masuk, hanya saja ternak yang akan masuk ke Riau saat ini harus dilengkapi dokumen kesehatan untuk mengantisipasi sapi yang masuk tidak sehat. Pasalnya, di Riau saat ini sudah ditemukan penyakit LSD," jelasnya.
Karena itu, pihaknya mengimbau pemerintah kabupaten/kota melalui dinas terkait untuk menyosialisasikan kepada distributor sapi. Pasalnya, pihak pemerintah kabupaten/kota setempat yang mempunyai data dari mana asal sapi yang masuk ke daerahnya.
"Beberapa waktu lalu, juga sudah kami undang kepala dinas peternakan kabupaten/kota, tapi tidak banyak yang hadir. Jadi mungkin informasinya tidak sampai. Intinya tidak ada pelarangan, hanya ditambah dokumen kesehatan hewan saja," ujarnya.
Agar kondisi kelangkaan daging sapi di Pekanbaru tersebut tidak berlangsung lama, Senin (28/3) besok pihaknya akan mengumpulkan para distributor sapi di Riau. Termasuk juga dinas peternakan kabupaten/kota.
"Senin (28/3) besok akan kami kumpulkan para distributor sapi di Riau. Akan kami tanyakan dari mana sapi yang masuk ke Riau," katanya.
Riau Wabah LSD
Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi yang kini mewabah di Riau berdampak pada pasokan daging sapi ke masyarakat. Provinsi Lampung menyetop pengiriman sapi ke Riau. Dampaknya, Sabtu (26/3),tak ada sapi yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH). LSD adalah penyakit kulit berbenjol pada sapi. Penyakit ini setidaknya sudah ditemukan di tujuh kabupaten/kota di Riau.
Adanya wabah LSD di Riau dapat dilihat dari Surat Edaran Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian yang ditujukan pada Kepala Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Karantina Pertanian di Seluruh Indonesia. Surat ini bernomor NOMOR 5076/KR. 120/k/02/202.2 tertanggal 18 Februari 2022 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap kejadian Lumpy Skin Disease (LSD).
Bahwa, dari hasil surveilans Balai Veteriner Bukitinggi tanggal 15 Februari 2022 dan Rapat Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tanggal 16 Februari 2022, ada kejadian penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) di Provinsi Riau (Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Pelalawan) yang berdasarkan hasil investigasi dengan mempertimbangkan tanda klinis, kajian epidemiologis serta pengujian laboratorium terkonfirmasi positif.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru drh Firdaus pada Riau Pos, Sabtu (26/3) mengakui saat ini memang tidak ada sapi yang dipotong akibat pasokan yang tak datang dari Lampung.
"Ini yang kita pantau hari ini (kemarin, red). Adanya kasus LSD di Riau, keluar surat Kementan terkait dengan Riau wabah LSD. Nah dari Provinsi Riau sampai saat ini memberikan kebijakan mengizinkan sapi masuk ke Riau. Dari Lampung mengeluarkan surat tidak mengirim kan sapi ke Riau, " kata dia.