PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Saat ini perlun dilakukan sosialisasi terhadap pembangunan sistem pengendalian air limbah domestik (SPALD) kepada masyarakat. Hal itu karena sejak pekerjaan pembangunan dimulai, banyak masyarakat Pekanbaru bertanya-tanya, soal untung rugi. Dampaknya pun sangat dirasakan, mengganggu masyarakat khususnya di titik pembangunan.
Oleh karena itu, di aula Kelurahan Kampung Melayu, Sukajadi, kemarin sore dilakukan sosialisasi soal pembangunan itu, difasilitasi oleh pihak kelurahan. Harapannya, agar masyarakat yang hadir dapat memberikan informasi itu kepada masyarakat yang lainnya.
Seperti disampaikan Lurah Kampung Tengah Fredy Adrianto. Dia mengapresiasi pihak PT Wika. Karena dengan sosialisasi ini masyarakat mendapat wawasan secara komprehensif, soal dampak positif dari sosialisasi ini.
‘’Karena saya yakin warga akan memahami. Kita di kelurahan tetap memonitor, karena niat baik kontraktor ini sudah menjadi komitmen dengan pemko. Apalagi ada sosialisasinya,’’ terangnya.
Disampaikannya, pembangunan SPALD atau instalasi pembuangan air limbah (IPAL) ini bersumber dari anggaran internasional melalui Kementerian Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya. Dari 15 kota yang diseleksi pusat, Kota Pekanbaru mendapat bagian untuk dibangun IPAL Induk yang didanai dari Bank Dunia itu.
Di Kota Pekanbaru pengerjaan IPAL didukung penuh Wali Kota Firdaus MT. Kata Wako, pengerjaan IPAL ini selama dua tahun atau selesai pada 2020. Di tahun 2020 nanti, jika pengerjaan IPAL Induk tersebut sudah bisa digunakan, maka rumah tangga masyarakat di Pekanbaru akan tersambung oleh dua pipa.
Pertama, pipa untuk pengaliran air bersih dari SPAM, dan kedua pipa yang terhubung untuk pembuangan limbah ke IPAL komunal. Jadi, dari IPAL komunal yang ada di masyarakat saat ini, nantinya akan terhubung ke IPAL induk di kecamatan.
Manajemen PT Wijaya Karya, Karaga, KSO bersama Konsultan PISC dan pihak Pemko Pekanbaru menilai ini sangat perlu dilakukan. Dihadiri juga oleh perwakilan RT 02, 03, Ketua RW 02 Kampung Tengah, sejumlah tokoh masyarakat, dan warga, serta manajemen PT Wika.
Manager Project PT Wika Lutfhi Bina di sela-sela acara mengatakan, sosialisasi IPAL ini dilaksanakan, seiring pengerjaan proyek penggalian bagian jalan di Jalan KH Ahmad Dahlan sepanjang 71 meter, serta penggalian di Gang Pelajar sepanjang 194 meter.
‘’Pekerjaan penggalian dimulai Rabu, di titik yang kita sampaikan tadi. Sebenarnya sosialisasi secara dialogis sudah sering kita lakukan dengan warga. Sekarang ini sosialisasi melibatkan semua pihak,’’ kata Luthfi.
Dijelaskan, sosialisasi yang menghadirkan pihak terkait tentang pekerjaan IPAL ini, sudah yang kedelapan dilakukan pihaknya bersama pemerintah. Tujuannya semata-mata agar masyarakat lebih mengerti tentang manfaat IPAL ini.
‘’Kita inginkan tujuan, aspek pekerjaan, serta tahapan-tahapan proyek ini dimengerti oleh warga. Memang selama pengerjaan, ada kenyamanan warga terganggu. Tapi kan ada tahapannya hingga selesai, sehingga banyak keuntungan yang didapatkan masyarakat sendiri, nantinya,’’ tambahnya.
Sosialisasi soal IPAL ini dipandu juga oleh Konsultan Chief Engineering PISC Rusman, banyak masukan dari masyarakat. Terutama risiko saat dan sesudah penggalian dilakukan. Manajemen PT Wika, sangat memerlukan masukan dan saran dari warga, selama pekerjaan ini berlangsung.(gus)