Untuk mengikuti gaya masyarakat berbelanja online saat ini, Eno juga memasarkan berbagai keramik dan melakukan transaksi jual beli secara online. “Ada penjualan secara offline dan online juga, kalau penjualan offline jelas meningkatnya memang hanya pada saat puasa saja. Berbeda jika berbelanja secara offline, ini tetap terus meningkat,” ujarnya.
Dari keramik-keramik dengan motif shabby chic yang ia jual, Eno memiliki pelanggan tetap yang rutin berbelanja di tiap bulannya.
“Pembeli shabby chic ini rata-rata memang yang sudah langganan. Biasanya mereka koleksi berbagai perabotan dengan motif shabby chic. Kalau secara online, kami sampai kirim ke Papua dan Kalimantan. Sedangkan offline, pembeli banyaknya itu di akhir pekan. Ada yang datang dari Palembang, Jakarta dan Medan,” sebutnya.
Di toko Eno, ia bisa menjual satuan ataupun set dari berbagai peralatan rumah tangga dengan motif shabby chic seperti toples, gelas, piring, keranjang tempat bumbu dan prasmanan.
“Bisa dibeli satuan dan bisa juga satu set, seperti piring cembung Rp55 ribu per satuannya, kalau ambil satu lusin cuma Rp600 ribu. Untuk yang paling mahal, yaitu tea set Rp750 ribu dan paling murah pajangan dinding Rp50 ribu,” katanya.
Salah seorang pecinta motif shabby chic, Raudhatul mengatakan, ia sampai koleksi berbagai motif shabby yang ia terapkan sebagai tema dekorasi rumahnya.
“Suka dengan motif shabby chic ini, sampai rumah saya dekorasi berkonsep shabby chic,” ujarnya.(cr8/gem)
Laporan TIM RIAU POS, Kota