Banjir Kepung Pekanbaru Curah Hujan Tinggi karena TMC

Pekanbaru | Selasa, 26 April 2022 - 11:34 WIB

Banjir Kepung Pekanbaru Curah Hujan Tinggi karena TMC
Sejumlah kendaraan berusaha menerobos banjir yang menggenangi ruas Jalan HR Subrantas, Pekanbaru, Senin (25/4/2022). Hujan dengan intensitas cukup tinggi menyebabkan banjir di sejumlah titik di Pekanbaru. (EVAN GUNANZAR/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Curah hujan tinggi di Pekanbaru terjadi sejak Senin (25/4) dini hari. Akibatnya beberapa ruas jalan dan permukiman warga pun dikepung banjir dengan ketinggian air bervariasi. Tingginya curah hujan disebut salah satunya dipengaruhi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk membuat hujan buatan.

Di antaranya permukiman warga yang dilanda banjir adalah di Jalan Beringin, Kelurahan Sungai Sibam, Kecamatan Binawidya. Banjir merendam ratusan rumah warga hingga ketinggian 5 sentimeter.


Lalu ruas Jalan Air Hitam, tepatnya di depan Terminal BRPS juga digenangi air. Sejumlah pengendara yang melintas juga tampak antre dan berhati-hati memilih jalan melewati genangan banjir. Kemudian banjir juga merendam di beberapa titik di ruas Jalan Cempaka, Dharma Bakti, Paus, dan KH Ahmad Dahlan.

Banjir juga terjadi di wilayah Kecamatan Sukajadi, tepatnya Kelurahan Kampung Melayu, dan sekitarnya. Jika sebelum hujan hanya membasahi jalan, namun hujan deras kemarin  membuat air sampai masuk rumah. Dari keterangan warga, penyebabnya memang drainase tak jalan, dan banyak tumpukan sampah menyebabkan pendangkalan dan penyempitan aliran air.

"Hujannya ini paling gawat dari sebelum-sebelumnya. Buktinya sampai masuk ke dalam rumah, dan sibuk menguras air kami jadinya, drainase tak jalan menjadi penyebabnya," tutur Sapri warga Jalan Punai, Kelurahan Kampung Melayu, Sukajadi.

Beberapa titik banjir lainnya terjadi di Jalan Dharma Bhakti Payung Sekaki. Bahkan banyak kendaraan yang melintas mogok karena nekat menerjang banjir di jalur tersebut. Di titik ini juga, saluran drainasenya sangat buruk. Saluran air ke sungai di Kecamatan Payung Sekaki tersebut, tidak berjalan dengan baik.

Salah seorang warga Nita di Jalan Jasa mengatakan daerahnya kerap terjadi banjir akibat parit di pinggir jalan yang rendah. Apabila diguyur hujan deras sebentar saja maka air akan mengenai ruas jalan dan masuk ke rumah warga. "Kami berharap ada solusi dari pemerintah sehingga tidak terjadi banjir lagi jika musim hujan seperti ini," harapnya.

Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru, Zarman Chandra mengaku belum bisa memastikan berapa jumlah rumah yang terdampak banjir. Ia menyebutkan tim masih melakukan pemantauan dan pendataan di lapangan.

"Tim kami masih lakukan pemantauan di lapangan. Tadi (kemarin, red) baru dari Kelurahan Sungai Sibam yang melaporkan ke kami," ujar Zarman, Senin (25/4).

Ia mengaku bahwa hujan deras yang mengguyur Kota Pekanbaru dari pukul 04.30 WIB dipengaruhi hasil teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan. «Informasi ada rekayasa cuaca, modifikasi cuaca yang dilakukan dalam upaya pencegahan karhutla di Provinsi Riau. Pasalnya, Pemerintah Provinsi Riau tengah siaga darurat karhutla,» terangnya.

Ia menyebut mayoritas di wilayah Pekanbaru Kota digenangi banjir. Ketinggian banjir mencapai betis orang dewasa. Lalu banjir juga merendam di sekitaran pemukiman warga yang berada di aliran Sungai Sail seperti di Kecamatan Bukit Raya, Tenayan Raya dan Kulim. Ia memperkirakan ada ratusan rumah yang direndam banjir. "Kita lihat sendiri yang selalu direndam banjir di wilayah aliran Sungai Sail dan Sungai Sibam," paparnya.

Lebih lanjut disampaikannya, potensi curah hujan tinggi masih akan terus ada dan diperkirakan sampai 28 April nanti. Sebelumnya, salah satu penyebab banjir di Pekanbaru adalah tersumbatnya parit di lingkungan masyarakat sehingga tidak bisa mengalirkan air hingga ke anak sungai.

Banyak parit mati akibat tumpukan sampah dan endapan sedimen pada dasar parit. Wali Kota (Wako) Pekanbaru Firdaus meminta kepada seluruh camat untuk menghidupkan parit di lingkungan masing-masing. Dirinya menyebutkan banyak parit lingkungan yang tidak berfungsi baik.

"Di dalam parit banyak sampah. Bagaimana air tidak tergenang. Airnya tidak lancar. Ini mesti digerakan. Tidak bisa menunggu PUPR. Pegawai PUPR itu berapa orang. Kalau soal di lingkungannya, gotong royonglah," kata dia.

Firdaus megatakan, seharusnya camat dan lurah  mengajak RT/RW dan warga untuk aktif bergotong royong, terutama dalam menghidupkan kembali aliran parit di lingkungan. "Ajak warga gotong royong. Buang sampah yang ada di dalam parit. Apalagi ada juga (warga) yang tidak peduli," ulasnya.

Ia menilai, jika menanti pasukan kuning dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pekanbaru bakal memakan waktu lama. Apalagi dengan jumlah petugas yang terbatas. Camat bisa menggerakkan warganya untuk aktif bergotong royong. Parit lingkungan harus dihidupkan. Parit harus saling terhubung untuk mengalirkan air.

"Bagus pun parit kita di atas, tapi kalau di bawah tersumbat ya tergenang juga. Saya juga sudah minta kepala dinas PUPR untuk komunikasikan camat, lurah supaya masyarakat mesti mendukung. Untuk parit yang melewati tempat mereka, (warga) jangan tutup," terangnya.

Berdasarkan masterplan penanganan banjir di Pekanbaru, ada total 371 titik banjir. "Program penanganan banjir terus berlanjut tahun ini," tambah Kepala Dinas PUPR Pekanbaru, Indra Pomi Nasution.

Menurutnya, proses penanganan banjir berpedoman pada masterplan penanganan banjir. Banjir juga melanda sejumlah pemukiman yang berada di sepanjang bantaran sungai. Sejumlah sungai telah mengalami pendangkalan.

Ada pulau pulau kecil yang berada di tengah sungai. Sehingga sungai tidak mampu menampung debit air dalam jumlah banyak.Dinas PUPR telah menganggarkan Rp20 miliar untuk memperbaiki titik-titik banjir pada tahun ini. Penanganan titik banjir itu dilakukan sesuai masterplan.

Pemko Diminta Bertanggung Jawab

Menanggapi banjir yang sering terjadi di Pekanbaru, Ketua Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru, Nurul Ikhsan menegaskan semua penyebab banjir ini adalah kesalahan pemerintah, Wali Kota Pekanbaru, dan juga PUPR Pemko Pekanbaru, termasuk OPD lain, baik itu DLHK, Satpol PP dan yang berkaitan dengan lingkungan dan kebersihan.

"Maka pemerintah harus bertanggung jawab terhadap masalah banjir Pekanbaru ini. Tidak bisa ini dibiarkan begitu saja, dan masyarakat yang menanggung akibatnya," tegas Nurul kepada wartawan.

Tidak hanya itu, koordinasi antar OPD Pemko diminta harus saling mendukung, tidak bisa OPD-OPD itu bekerja sendiri. Seperti disampaikan Politisi Gerindra ini. Masalah sampah banyak yang menumpuk dan bertebaran di wilayah Pekanbaru ini. "Kami tegas dengan DLHK itu ya ingin masalah sampah ini clear maka kami panggil untuk hearing namun tak pernah datang lagi untuk memenuhi undangan komisi," ungkapnya.

Ditegaskannya bahwa sampah Pekanbaru saat ini sudah luar biasa, dan sudah menganggu yang lain. Seperti disampaikan, soal banjir ini banyak pihak mengatakan sampah penyebab utama. "Sampah ini tentu harus DLHK yang monitoring, " paparnya.

Begitu juga dengan PUPR, diminta untuk peduli dengan masalah banjir, dan juga diminta harus optimis bisa mengatasi banjir Pekanbaru. "Harus optimis, PUPR Pekanbaru, dan mesti mampu untuk menyelesaikan banjir, ini sudah puluhan tahun tak kunjung selesai, " katanya.

Tidak hanya berharap kepada pemerintah, Nurul juga mengatakan kepada masyarakat untuk kembali mengaktifkan budaya gotong royong. "Ini kita dukung, harus dimulai semangat gotong royong ini lagi," katanya.

Ditambahkan Anggota Komisi IV Robin Eduar, kondisi banjir terjadi karena masih buruknya sistem drainase dan tidak adanya penanganan yang konkrit dari pemerintah. Padahal, persoalan banjir ini merupakan masalah klasik yang wajib diselesaikan secara bertahap oleh pemerintah. "Memang penanganan banjir ini tidak hanya tanggung jawab Pemko Pekanbaru, tapi Pemprov Riau juga punya banyak kewenangan dalam hal penyelesaian banjir tersebut," sebutnya.

Banjir Belum Ditangani dengan Serius

Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dianggap belum pernah serius menangani banjir di Kota Pekanbaru. Baik keseriusan dari penganggaran maupun dari segi eksekusi masterplan banjir yang telah disusun ahli secara komprehensif. Pekerjaan rumah besar akan menanti Pj Wali Kota Pekanbaru yang segera akan menggantikan Wali Kota Firdaus yang habis masa jabatannya pada Mei 2022 mendatang.

Menurut Pengamat Tata Kota Universitas Riau Dr Muhammad Ikhsan, untuk solusi yang paling murah dan cepat saja tidak dikerjakan dengan benar. Menurut Ikhsan, dalam Master Plan Penanganan Banjir Pekanbaru, ada rencana jangka pendek, menengah dan rencana jangka panjang. Jangka pendek menurutnya yang paling mudah, cepat dan berbiaya paling rendah. "Kalau jangka pendek kan tidak memakan waktu lama, tidak membangun seperti rencana jangka panjang. Hanya pengerukan-pengerukan dan pembersihan. Tapi pengerukan saja tidak dilakukan, ada tapi hanya mengais-ngais saja, ini tidak serius," kata Ikhsan, Senin (25/4).

Satlantas Polresta Pekanbaru Urai Kemacetan

Genangan air menyebabkan banyak kendaraan roda dua maupun roda empat memutar balik. Kemacetan pun tak dapat terhindarkan. Pengendara yang terpaksa memutar arah Dian, menuturkan, dirinya terpaksa memutar balik menuju jalan SM Amin.

"Saya hendak menuju ke terminal, tetapi karena di Jalan Tuanku Tambusai ini masih banjir, takut nanti kendaraannya mati. Ya cari aman saja, saya mutar balik ambil jalan lain saja," ujar Dian.

Satuan lalu lintas (satlantas) Polresta Pekanbaru turun ke jalan untuk mengurai kemacetan. "Kami dari satlantas fokus mengatur lalin di daerah kota. Sedangkan di wilayah kecamatan kami  berkoordinasi dengan Polsek masing-masing,"kata Kasatlantas Polresta Pekanbaru Kompol Angga Wahyu.(ali/gus/bay/dof/end)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook