POLDA RIAU PATROLI SKALA BESAR

Pusat dan Daerah Beda Data soal Pasien Corona

Pekanbaru | Rabu, 25 Maret 2020 - 09:23 WIB

Pusat dan Daerah Beda Data soal Pasien Corona
Personel Polda Riau menyampaikan imbauan dan membubarkan masyarakat yang masih berkumpul saat patroli pencegahan penyebaran Covid-19 di Pekanbaru, Selasa (24/3/2020) malam. (HUMAS POLDA RIAU FOR RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) --Terhitung sejak 3-24 Maret 2020, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau merilis ada 1.823 orang dalam pemantauan (ODP) terkait virus corona (Covid-19). Sementara untuk pasien positif corona tetap satu. Informasi tersebut disampaikan melalui website corona.riau.go.id.  

Hanya saja data yang dimiliki Pemprov Riau itu berbeda dengan data yang dimiliki pemerintah pusat maupun Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru.


Selasa (24/3), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis kasus positif corona menyentuh angka 686 orang. Dalam satu hari kemarin bertambah 107 pasien positif. Satu di antaranya penambahan dari Provinsi Riau. Hal ini dikemukakan Juru Bicara Pemerintah dalam Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Selasa (24/3) sore di Kantor BNPB melalui siaran pers dalam jaringan (daring). Ia mengatakan jumlah warga yang dinyatakan positif terpapar virus mematikan per 24 Maret 2020 mengalami penambahan 107 kasus.

"Hitungannya 23 Maret pukul 24.00 sampai 24 Maret 12.00 WIB ada penambahan kasus baru positif. Yaitu sebanyak  107 kasus, sehingga total 686 kasus positif," ungkapnya.

Angka 686 ini, lanjut pejabat Kemenkes RI tersebut, adalah angka akumulasi dari awal pemeriksaan dilakukan di Tanah Air. Tersebar di seluruh provinsi. Dalam rilis tersebur juga terlihat angkat 686 pasien positif itu, dua dari Riau. Terkait data penambahan pasien positif di Riau, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengklarifikasi hingga saat ini tidak ada tambahan pasien positif. Adanya satu tambahan pasien positif corona di Riau yang disebutkan pemerintah pusat tersebut, adalah data pasien yang sudah positif sebelumnya. “Data tambahan satu pasien yang  positif itu adalah data pasien yang sudah positif sebelumnya. Karena pasien yang sudah dinyatakan positif sebelumnya, sampel swap-nya dikirim sampai lima kali, dan ini sudah yang ketiga," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan juru bicara tim medis penanganan corona di Riau dr Indra Yopi. Dikatakan Indra, saat ini pasien positif corona di Riau hanya satu dan itu dirawat di RSUD Arifin Achmad. "Sampai hari ini (kemarin, red), pasien positif corona di Riau masih satu orang," sebutnya.

Sementara BNPB sebagai pemegang kendali satuan gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 berkilah saat ditanya ada penambahan jumlah pasien positif di Riau. Ini berdasarkan yang disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto saat konferensi pers di Gedung BNPB Jakarta, kemarin. Padahal Kadiskes Riau sudah mengklarifikasi pernyataan tersebut, di mana terdapat kesalahan di lapangan saat pemeriksaan dilakukan dua kali pada pasien yang sama.

"Itu data dari Kemenkes, silakan tanya ke Kemenkes," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo saat dikonfirmasi Riau Pos di Jakarta, Selasa (24/3).

Agus menyebut, dalam hal ini BNPB hanya bertugas untuk menyampaikan informasi yang sudah diolah oleh Kemenkes RI. Untuk itu, kata dia, jika terdapat kesalahan data agar dapat mengkonfirmasi langsung ke Kemenkes.

"BNPB hanya pakai dan publikasi data, isi tanggung jawab Kemenkes," ujarnya.

Namun sayangnya, beberapa kali dikonfirmasi melalui jaringan pribadi WhatsApp ke Kemenkes RI melalui juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto hingga berita ini naik cetak belum memberi tanggapan.

Riau 1.823 ODP
Di sisi lain Kadiskes Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, para ODP dicatat karena mereka memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri atau pernah melakukan kontak dengan orang-orang yang saat ini dinyatakan suspect atau positif corona. Dari jumlah 1.823 ODP itu, empat di antaranya sudah selesai dilakukan pemantauan.  "Jadi, saat ini yang masih dalam pemantauan sebanyak 1.819 orang yang tersebar di beberapa daerah di Riau," katanya.

Selain ODP, lanjut Mimi, saat ini pihaknya juga mencatat ada pasien dalam pengawasan (PDP) atau yang dinyatakan suspect corona sebanyak 55 orang. Dari 55 orang itu, 13 di antaranya sudah dinyatakan negatif dan diperbolehkan pulang.

"Sedangkan yang masih dirawat sebanyak 42 orang. Satu di antaranya sudah terkonfirmasi positif corona dan masih dirawat di RSUD Arifin Achmad," ungkap Kadiskes.

Untuk data per kabupaten/kota Rokan Hilir jumlah ODP-nya 55 orang, Rokan Hulu 90 orang, Kampar 317 orang dan PDP 1 orang, Kuantan Singingi 14 orang, Pekanbaru ODP 97 orang, PDP 36 orang dan 1 positif corona. Kemudian, Dumai ODP 68 orang, PDP enam orang, Bengkalis ODP 984 orang, PDP 7orang, Siak ODP 51 orang, Kepulauan Meranti ODP 18 orang, Pelalawan ODP empat orang, Indragiri Hilir ODP 66 orang, PDP tiga orang dan Indragiri Hulu ODP 59 orang.

Khusus untuk Kota Pekanbaru ada perbedaan data. Karena saat Pemko Pekanbaru menetapkan status tanggap darurat corona pada Sabtu (21/3) lalu, angka OPD sudah mencapai 119 orang. Sementara informasi dari Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru Muhammad Amin kepada Riau Pos, setiap hari pihaknya update data pukul 15.00 WIB di ppc-19.pekanbaru.go.id. Hingga Selasa (24/3), berdasarkan data Gugus Tugas Pekanbaru, ada 221 ODP, bertambah 55 orang dari satu hari sebelumnya. Sedangkan PDP 27 orang, bertambah lima orang dari hari sebelumnya. Hingga kini, orang yang diketahui positif Covid-19 tetap satu orang. Muhammad Amin yang juga Plt Kadiskes Kota Pekanbaru itu menyebut perbedaan data dengan provinsi terjadi berkemungkinan karena data di provinsi tidak update.

"Kan ODP itu dalam pemantau kami. Kami update data langsung dari lapangan ke puskesmas. Nanti PDP yang isolasinya kan kita.  Seharusnya sama. Kabid saya di lapangan mengontrol," urainya.

Meski begitu, dia juga tak mempermasalahkan adanya perbedaan data tersebut. Karena, faktor perkembangan informasi di lapangan yang cepat menjadi penyebabnya.

"Kalau terjadi perbedaan data itu biasa saja. Karena kita bekerja di lapangan langsung. Itu (data yang ada, red) menurut saya masih gunung es.  Ada yang lain yang belum terdeteksi," paparnya.

Terkait adanya perbedaan data antara ODP yang dirilis Kota Pekanbaru dan Pemprov Riau, Kadiskes Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir menyebut hal itu karena keterlambatan dalam upload ke website milik Pemprov Riau. "Tapi data yang kami upload itu adalah data dari kabupaten/kota," sebutnya.

Di sisi lain untuk keperluan alat pelindung diri (APD), Kadiskes Riau menyebut saat ini pihaknya masih menunggu kiriman dari pemerintah pusat. Karena menurut informasi yang didapat, APD tersebut sudah mulai didistribusikan ke daerah-daerah di Indonesia.

"Kata Pak Presiden APD itu mulai dikirim. Mudah-mudahan dalam pekan ini kita sudah mendapatkan kiriman APD. Kami juga sudah melakukan orderan di beberapa tempat yang menjadi distributor APD di Indonesia. Tapi mungkin tidak bisa banyak," ujar Mimi.

Gelar Patroli
Polda Riau menggelar patroli skala besar untuk pencegahan penyebaran Covid-19 di Bumi Melayu, Senin (23/3) malam. Satu per satu warga yang didapati tengah berkumpul dibubarkan dan diminta pulang ke rumah masing-masing. Patroli ini dipimpin Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi. Bersamanya turut ikut Kabid Humas Kombes Pol Sunarto, Karo Ops Kombes Pol Drs Rahmad Hidayat, Dansat Brimob Kombes Abdul Hasyim SH MSI serta pejabat utama di lingkungan Polda Riau. Dalam pelaksanaannya mengerahkan ratusan personel dari Ditsamapta, Satbrimob, Ditreskrimum, Ditreskrimsus, Ditlantas serta Polresta Pekanbaru. Para personel itu, dibagi menjadi dua tim untuk menyasar tempat-tempat keramaian dan berkumpulnya masyarakat.

Adapun tempat yang disasar yakni, sepanjang Jalan Jenderal Sudirman. Di sana, petugas yang mendapati masyarakat tengah nongkrong di tepi jalan diimbau pulang ke rumah masing-masing.

"Saudara-saudara sekalian, kami dari Polda Riau mengimbau dan mengajak seluruh masyarakat menjaga kesehatan dengan membiasakan pola hidup bersih dan sehat, dan untuk mencegah peredaran virus corona, kami mengimbau yang sudah tidak ada kegiatan silakan membubarkan diri dan segera kembali ke rumah. Imbauan perihal social distancing agar ditaati demi kesehatan dan keselamatan kita bersama," ujar petugas saat patroli.

Tak hanya itu saja, petugas turut membubarkan berkumpulnya masyarakat di kafe-kafe dan warung-warung sekitaran Bandar Seni Raja Ali Haji. Hal itu juga dilakukan petugas di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Jalan Riau, Jalan Soekarno-Hatta, Jalan HR Soebrantas, Jalan Arifin Achmad, Jalan Riau, dan lainnya.

Sementara itu, Direktorat Polisi Air dan Udara (Polair) Polda Riau melakukan patroli di sepanjang Sungai Siak dan meminta masyarakat yang nongkrong di tepian sungai membubarkan diri.  Patroli ini dipimpin Dirpolairud Kombes Badarudin dengan mengerahkan delapan unit kapal patroli, 1 unit RIB serta 1 unit tactical yang diturunkan untuk pengawasan dan antisipasi di pelabuhan tikus dan juga tim open ship untuk sosialisasi.

Polres Inhu Tiadakan Izin Keramaian
Polres Indragiri Hulu (Inhu) menutup pelayanan izin keramaian. Hal ini sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 di daerah itu. Penutupan pengeluaran izin keramaian sebagai upaya melarang warga untuk berkumpul.  "Izin keramaian tidak lagi diberikan. Hal ini dilakukan agar kegiatan mengumpulkan orang banyak ditunda dulu," ujar Kapolres Inhu AKBP Efrizal Sik, Selasa (24/3).

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Inhu Ir H Hendrizal MSi, di mana pihaknya meminta camat dan kepala desa dan lurah tidak memberikan rekomendasi terhadap kegiatan yang melibatkan orang dalam jumlah banyak. "Kepada camat sudah disampaikan. Bahkan kepada camat juga diminta untuk menyampaikannya kepada masing-masing Kades," ujarnya.

BLK Riau Jadi Ruang Isolasi
Pemerintah Kota (Pemko) Dumai berencana menjadikan Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Provinsi Riau yang berada di Jalan Gatot Subroto jadi ruang isolasi pasien kasus Covid-19. Wali Kota Dumai H. Zulkifli AS didampingi Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai H  Syahrinaldi meninjau gedung itu, Selasa (24/3).

"Hal itu mempertimbangkan ruang isolasi yang di dua rumah sakit rujukan terkait wabah Covid-19, yakni RSUD dan RS Pertamina Dumai tidak mencukupi," tutur Zulkifli AS.

Ia mengatakan BLK memiliki beberapa kamar yang bisa disiapkan untuk menjadi ruang isolasi. "Tentunya harus dilengkapi lagi beberapa fasilitas," ujarnya.

Orang nomor satu di Kota Dumai itu mengatakan walau pun gedung tersebut disiapkan sebagai tempat isolasi, namun dirinya berharap gedung tersebut tidak digunakan.  "Karena kita semua berharap, masayarakat Dumai terhindar dari pandemi Covid-19 ini," ujarnya.

Terus Bertambah
Gugus Tugas percepatan penanganan virus corona, atau Covid-19 Kepulauan Meranti beberkan perkembangan informasi terkini tentang wabah tersebut.  Dari data yang dilansir melalui Juru Bicara Gugus Tugas Fahri Skm kepada Riau Pos, Selasa (24/3) siang, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 asal Kepulauan Meranti tidak bergerak dari jumlah awal; dua orang.

Namun peningkatan signifikan terjadi pada jumlah ODP. Akhir pekan (21/3) lalu hanya berkisar 9 orang. Berselang waktu, hingga Selasa (24/3) siang, jumlah bertambah menjadi 30 orang.

"Total ODP meningkat. Sabtu lalu sembilan orang, sekarang bertambah menjadi 30 orang," ujarnya.

Secara detail, dari 30 ODP tersebut tersebar di beberapa kecamatan yang d iantaranya terdiri dari Kecamatan Tebingtinggi 5 orang, Kecamatan Tebingtinggi Barat 6 orang. Seterusnya juga terdapat di Kecamatan Tebingtinggi Timur 8 orang, Kecamatan Merbau 3 orang, Kecamatan Rangsang Barat 1 orang dan yang terakhir berada di Kecamatan Tasik Putri Puyu 5 orang. Seterusnya ia mengungkapkan saat ini terdapat ribuan jumlah orang dalam resiko (ODR). Termasuk WNI yang baru pulang dari daerah atau negara yang terjangkit, seperti dari negara Malaysia.(sol/yus/rir/kas/hsb/wir)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook