PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Musyawarah daerah (Musda) Partai Golongan Karya (Golkar) Provinsi Riau segera digelar. Jika tidak ada halangan, penentu nasib partai berlambang pohon beringin di Bumi Lancang Kuning tersebut bakal dihelat 1-2 Maret mendatang. Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar dan Ketua DPD I Golkar Riau saat ini Arsyadjuliandi Rachman (Andi Rachman) digadang-gadang maju sebagai calon ketua. Keduanya pun berpeluang head to head untuk memimpin Golkar Riau.
Sebelumnya, saat Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) lalu, Syamsuar juga bertarung dengan Andi Rachman yang saat itu didukung Golkar. Sementara Syamsuar yang sebenarnya juga kader Golkar didukung Partai Amanat Nasional (PAN). Di mana dia sah memiliki kartu tanda anggota (KTA) PAN. Bahkan partai besutan Amien Rais itu sudah memiliki perjanjian khusus dengan Syamsuar. Menanggapi hal itu, Ketua DPD PAN Riau Irwan Nasir merespons keinginan Syamsuar maju sebagai Ketua DPD Golkar Riau. Kata Irwan, di dalam politik hal tersebut biasa terjadi. Ia bahkan menanggapi biasa keinginan kader PAN Riau itu.
"Di dalam politik itu hal biasa. Justru bagus kader kami bisa menjadi pemimpin di partai lain. Bahkan di partai yang lebih besar. Jadi kami wakafkan Pak Syamsuar untuk Golkar," ujar Irwan saat ditemui Riau Pos di sela acara Kuliah Umum Wakil Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan (Zulhas) di Kampus UIR, Senin (24/2).
Diakui dia, Syamsuar sendiri sudah memberi tahu dirinya soal keinginan maju menjadi Ketua DPD Golkar pada Musda Golkar Riau 1-2 Maret mendatang.
"Sudah. Kemarin kan ngomong ke saya. Jadi kami sudah tahu. Enggak ada masalah,” ujar Irwan.
Bupati Kepulauan Meranti itu memastikan jika memang Syamsuar nantinya terpilih menjadi ketua Golkar Riau, maka akan ada proses pemberhentian Syamsuar sebagai kader PAN Riau.
"Nanti akan ada proses secara administrasi," tutupnya.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris PAN Riau T Zulmizan Assegaf. Kata Zulmizan, meski Syamsuar memiliki perjanjian tertulis dan dibubuhi materai bersama PAN, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Bahkan ia mempersilakan publik menilai jika memang Syamsuar berkeinginan keras maju pada Musda Golkar.
Ia pun menyebutkan salah satu perjanjian Syamsuar dengan PAN sebelum maju sebagai calon gubernur.
"Kami ada perjanjian dengan Pak Syamsuar. Jadi sebelum PAN memberikan dukungan, ada perjanjian dengan materai. Salah satunya Pak Syamsuar harus menjadi kader PAN. Baik terpilih maupun tidak terpilih menjadi gubernur," ucap Zulmizan.
Hingga keinginan Syamsuar mencuat ke publik, pihaknya sudah menyatakan ikhlas. Bahkan PAN turut merasa bangga. Karena kader mereka bisa menjadi pimpinan di partai yang lebih besar. Sehingga hal itu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi PAN, yang memiliki kader potensial.
Ia menambahkan, hingga kini Syamsuar sendiri belum mengundurkan diri dari PAN sebagai kader. Bahkan KTA PAN milik Syamsuar juga sudah diserahkan sejak dulu langsung oleh DPP PAN Eddy Soeparno dan Ketua POK DPP PAN Yandri Susanto.
"Kami serahkan semua ke Pak Syamsuar. Kami tentu tidak memaksa," tambahnya.
Sementara itu Syamsuar enggan menanggapi atau berkomentar banyak terkait dukungan dirinya menjadi salah satu calon ketua Golkar Riau. Meskipun saat ini Syamsuar belum menyatakan menjadi salah satu anggota partai politik, namun ia tetap belum mau banyak berbicara terkait Musda Golkar Riau.
"Waduh, ke Golkar pula perginya. No comment-lah kalau itu," sebut Syamsuar.
Saat kembali disinggung terkait namanya mencuat sebagai salah satu kandidat calon ketua DPD I Golkar Riau, Syamsuar kembali hanya memberi jawaban singkat. "Nantilah kalau tu ya," ujarnya.
Begitu juga halnya dengan Ketua DPD I Golkar Riau, Arsyadjuliandi Rachman. Ketika dikonfirmasi perihal suksesi Musda partai yang dipimpinnya, dia belum berkomentar. Seperti sikap politik sebelumnya, Andi Rachman sapaan akrabnya lebih memilih diam. Demikian pula ketika disinggung perihal sokongan PAN Riau kepada Syamsuar. Andi hanya tertawa ketika dikonfirmasi Riau Pos, Senin (24/2).
"Nanti saya ke Pekanbaru," katanya disambung tawa saat dihubungi sore kemarin.
Yopi: Silakan yang Lebih Tua Memimpin
Ketua DPD Partai Golkar Indragiri Hulu (Inhu) Yopi Arianto mempersilakan kader yang berusia lebih tua memimpin Partai Golkar Riau periode ke depan. Menurut Yopi, dirinya legawa jika kader tua yang mampu dan memiliki kemauan menjadikan Golkar lebih besar lagi.
"Saya dengan senang hati memberikan kesempatan kembali pada yang tua. Karena saya yakin dengan kemampuan beliau-beliau. Sebab di Golkar banyak yang memiliki kompetensi dalam membesarkan partai," katanya.
Yopi menyebutkan sepengetahuannya setidaknya ada dua kader Golkar yang akan maju. Yakni Ketua DPD I Golkar saat ini Andi Rachman dan Syamsuar yang sekarang menjabat sebagai Gubri. Yopi juga berharap agar musda kali ini dijadikan momen untuk makin mempererat semangat para kader dalam upaya makin membesarkan Partai Golkar.
"Terutama dalam menghadapi pilkada serentak di Sembilan daerah di Riau. Golkar punya tanggung jawab yang besar dalam memenangkan kontestasi ini. Golkar harus mendorong para kadernya maju sebagai calon kepala dan wakil kepala daerah. Karena itu Golkar Riau memerlukan energi yang besar untuk memenangkan pilkada. Kita harus solid, bekerja bersama untuk kemenangan di pilkada," ujar kader Golkar yang juga Bupati Inhu dua periode, namun bukan diusung Partai Golkar ini.
Pada ajang musda, Yopi berharap yang ada adalah kader makin bersatu, jangan ada perpecahan. Jika sekadar silang pendapat itu biasa terjadi di alam demokrasi. Tapi musda harus sukses dengan semangat persatuan di antara para kader.
Lalu bagaimana kalau ada peserta musda yang mencalonkan dirinya?
"Ya, kita siap saja. Termasuk kalau kader-kader berusia lebih tua tidak ada yang mampu atau tidak memiliki kemauan, saya siap. Tapi ya itu tadi, saya kira masih ada yang mampu dan mau," katanya.
Momentum Transformasi Golkar
Pengamat Politik Riau Tito Handoko mengatakan, musda mesti dijadikan momentum transformasi Golkar menjadi partai modern. Akomodatif terhadap berbagai kalangan, transparan dan akuntabel. Partai Golkar telah terbukti mampu bertahan dihantam badai sejak dahulu hingga saat ini.
"Oleh sebab itu mestinya musda menjadi ajang konsolidasi untuk memperkokoh dominasi Partai Golkar di Riau," ujarnya kepada Riau Pos, Senin (24/2).
Dosen Universitas Riau ini menyebut kader-kader Golkar mestinya memilih dan menjadikan orang-orang yang telah berdarah-darah membesarkan partai. Bukan politikus "kutu loncat" yang ambisi kekuasaannya mengalahkan idealismenya dalam berpartai. "Tutup ruang pada elite-elite politik lokal yang pragmatis dan tunjukkan kepada publik bahwa Golkar besar bersama rakyat," sebutnya.
Tito Handoko melihat, Golkar tidak kekurangan stok kader hebat. Jadi Golkar tidak perlu mengemis-ngemis kepada elite yang nyata-nyata telah resign dari Golkar. "Kaderisasi di tubuh Golkar harus terus berjalan yang seirama dengan perubahan zaman," terangnya.(nda/sol/egp/kas/dof/ted)