11 Lokasi Terendam Banjir, 1.000 KK Terdampak

Pekanbaru | Jumat, 23 April 2021 - 09:21 WIB

11 Lokasi Terendam Banjir, 1.000 KK Terdampak
Meluapnya Sungai Sail membuat permukiman warga di Jalan Cengkeh Kelurahan Tasik Labuai Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru mengalami banjir, Kamis (22/4/2021). Hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi yang panjang membuat sejumlah kawasan di Kota Pekanbaru banjir. (MHD AKHWAN/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Banjir cukup parah melanda Kota Pekanbaru akibat hujan deras yang turun pada Kamis (22/4) dini hari hingga pagi. Akibatnya, tak kurang dari 11 wilayah terendam dan sedikitnya 1.000 kepala keluarga (KK) dan 1.000 rumah terdampak.

Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru, lokasi yang terendam banjir adalah Perumahan Mande Villa Jalan Cengkeh, Tangkerang Labuai, RT 001 RW 004, Kecamatan Bukit Raya. Di sini ada 98 KK dan 120 rumah terendam. Kemudian,  Jalan Lembah Raya (Sungai Batak), Tangkerang Utara, Kecamatan Bukit Raya. Di sini 4 KK dan 4 rumah terdampak. Selanjutnya, Jalan Kesadaran, (Jalan Wicaksana, Jalan As Sakinah Jalan Karya Cipta) Tangkerang Labuai, RT 001 RW 010, Kecamatan Bukit Raya. Di sini 160 KK dan 185 rumah terendam. Lalu, Jalan Sakuntala Gang Kencana V, VI & VII, Tangkerang Utara, RT 015 RW Kecamatan Bukit Raya Kota dengan 30 KK dan 45 rumah terendam. Kemudian, Jalan Pesantren, Tangkerang Timur, Tenayan Raya. Di sini 40 KK dan 60 rumah terendam. Di Jalan Gunung Raya Gang Arrahman, Rejosari, Tenayan Raya ada 80 KK dan 80 rumah terendam. Di Jalan Dwikora, Suka Mulia, Sail 50 KK dan 70 rumah terdampak. Kemudian, di Jalan Perkasa V Rw 08 (02/08) Kelurahan Bambu Kuning ada 119 KK dan 119 rumah terendam. Selanjutnya, Jalan Beringin Kelurahan Sungai Sibam Kecamatan Binawidya menjadi lokasi terparah dengan 350 KK dan 350 rumah terendam banjir. Kemudian, Jalan Sakura Kelurahan Rejosari, Tenayan Raya ada 55 KK dan 55 rumah terendam. Terakhir, Jalan Kalianda Kelurahan Tangkerang Timur, Tenayan Raya ada 20 KK dan 20 rumah terdampak.


Kepala BPBD Kota Pekanbaru Zarman Chandra didampingi Sekretaris Maisel Fidayesi kepada Riau Pos menjelaskan, rata-rata wilayah terdampak banjir digenangi air dengan ketinggian bervariasi. Antara 0,5 hingga 2 meter. 

"Kami lakukan langkah-langkah penanggulangan,"jelas dia.

Di lokasi banjir, BPBD Kota Pekanbaru menurunkan Satgas Penanggulangan Bencana dan berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. 

"Kami juga koordinasi dengan BPBD Riau dan Dinas Sosial Provinsi Riau. Juga  mengimbau warga yang masih berada di dalam rumah untuk pindah ke tempat pengungsian,"imbuhnya.

Terhadap warga, dilakukan evakuasi dengan perahu fiber dan didirikan tenda pengungsian.

"Kami turunkan perahu lima unit fiber milik BPBD Kota Pekanbaru, mobil 3 unit, motor 4 unit dan personel Satgas 90 orang serta ASN BPBD 15 orang,"urainya.

Dalam pada itu di wilayah Sungai Sibam Kecamatan Binawidya, tempat banjir paling parah memberikan dampak pada masyarakat sekitar, banjir terjadi salah satunya akibat dua tanggul jebol. 

Camat Binawidya Edi Suherman saat dikonfirmasi mengatakan sudah turun ke lapangan bersama Bhabinkamtibmas serta BPBD. Titik banjir di Kecamatan Binawidya ada di tiga kelurahan. Yakni Tobek Godang, Simpang Baru, dan Sungai Sibam. 

"Hasil tinjauan kami di RW 04 Sungai Sibam ini ada lima perumahan yang terendam banjir. Jumlah masyarakat di atas seribu,"katanya.

Ketinggian air di daerah itu lebih kurang satu meter. Ia menyebut sudah berkomunikasi dengan dinas sosial dan BPBD. BPBD sudah turunkan perahu karet dan mendirikan tenda. 

"Serta rencana dapur umum. Ada dua tenda yang didirikan,"jelasnya.

Penyebab banjir di lokasi itu, kata Edi lantaran ada dua tanggul jebol. Akibatnya, air masuk ke lingkungan perumahan warga sekitar.

"Tanggul jebol ada 2 titik. Sekitar 30 meter yang jebol. Kami juga koordinasi dengan PUPR agar segera diperbaiki. Air lari ke pemukiman,"papar dia.

Ketinggian Banjir hingga 2 Meter 

Banjir setinggi 2 meter lebih mengepung tiga kawasan perumahan milik warga  di Jalan Cengkeh dan Jalan Kesadaran Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya, Kamis (22/4). Menurut Lurah Tangkerang Labuai Kadwadi, banjir tersebut mulai masuk ke permukiman warga setelah curah hujan yang tinggi pada subuh hari, serta normalisasi anak Sungai Aail yang belum dilakukan turut menjadi penyebab banjir merendam kawasannya.

Mengetahui air mulai meninggi sebagian warga ada yang langsung mengungsi ke rumah keluarga terdekat dan sebagian lagi mengungsi di musala sekitar perumahan.

"Ini lebih parah dari banjir sebelumnya. Tetapi alhamdulillah sebagian warga sudah siap siaga saat mengetahui hujan deras dan mereka mulai mengungsi di rumah keluarganya masing-masing, " ujar Kadwadi.

Dilanjutkan Kadwadi, saat ini bantuan yang turun dari Pemerintah Kota Pekanbaru untuk warganya hanya berupa perahu karet yang digunakan untuk mengevakuasi masyarakat yang terjebak di dalam rumah.

"Kalau untuk bantuan makanan dan yang lainnya sampai sekarang kami masih menunggu,"tegasnya.

Rusdi salah seorang warga Pesona Harapan Indah menuturkan air yang masuk ke dalam permukimannya terjadi pukul 06.00 WIB, dimana hujan dengan intensitas tinggi terjadi sejak pukul 02.00 WIB. Bahkan saat hujan tiba ia telah mengantisipasi terjadinya banjir dengan mengamankan seluruh perabotan rumahnya serta barang-barang yang berharga.

"Karena ini sudah yang kedua kalinya dan banjir makin besar kita sudah mulai waspada. Tetapi kerugian jelas ada, cuma kami belum bisa menghitung nya,"ucapnya.

Ia berharap Pemko Pekanbaru dapat segera mengatasi masalah banjir yang tak kunjung berhenti ini. Apalagi sampai saat ini bantuan dari Pemko Pekanbaru belum juga turun untuk membantu warga. Tak hanya itu, banjir juga sempat mengepung kawasan Panam atau Jalan HR Soebrantas. Banjir yang memiliki ketinggian yang bervariasi tersebut mampu melumpuhkan sejumlah kendaraan dan menyebabkan kemacetan panjang.

Pantauan di lapangan, sejumlah pengendara motor tampak terjebak di dalam genangan banjir akibat menerobos air yang tak kunjung teraliri dengan baik tersebut. Tampak pula sejumlah petugas kebersihan yang berusaha untuk mengangkat sampah di dalam drainase guna memperlancar aliran air yang menggenangi badan jalan serta pemukiman rumah warga.

Joko salah seorang pengendara motor mengaku kesal karena banjir yang terjadi membuat ia harus terlambat ke kantor. Bahkan mesin motornya mati setelah ia mencoba menerobos genangan air setinggi betis tersebut.

"Karena macet jadi saya rencana mau mutar balik ternyata malah makin tinggi airnya dan motor saya nggak kuat jadi mogok seperti ini, " kata dia.

Ali: Mana Masterplan Banjir?

Langkah antisipasi dari Pemerintah Kota sangat ditunggu oleh masyarakat, termasuk juga dukungan dari berbagai pihak untuk mengatasi banjir Pekanbaru. Seperti halnya masterplan banjir, ini pun diminta segera dijalankan dan dilaksanakan. Hal ini diungkapkan Sekretaris Komisi IV DPRD Pekanbaru Ali Suseno

"Tentu hal ini menjadi keprihatinan, harusnya tidak seperti ini,"kata Ali Suseno kepada wartawan, kemarin.

Ditegaskannya, masalah karena drainase yang ada banyak tersumbat, penyempitan, dan menjadi tempat sampah warga. Sehingga air tidak mengalir sesuai sifatnya. Sebagian lagi, juga karena tidak ada drainase di beberapa jalan lingkungan dan di pemukiman warga. Ditambah lagi karena anak sungai tidak berjalan sebagai fungsinya.

Meski Dinas PUPR Pekanbaru sudah melakukan pembersihan sampah di parit-parit, serta pengerukan sungai, diyakini belum mampu mengantisipasi debet air hujan yang turun. Apalagi hujan lebih dari satu jam.

"Jadi kalau kita lihat, konsepnya (masterplan) sudah ada, tapi tak dilaksanakan. Kan sama saja teori yang ada. Janganlah kita tambah penderitaan masyarakat dengan banjir, apalagi hantaman pandemi Covid-19 belum reda,"tegas Ali Suseno.

Karena persoalan banjir ini sudah menjadi masalah klasik dari tahun ke tahun, Komisi IV selaku mitra kerja Dinas PUPR meminta, agar penanganan banjir ini benar-benar serius dilaksanakan. Dinas PUPR Pekanbaru jangan hanya berkutat teori semata, tapi action nyata di lapangan. Bahkan harus dibuktikan dengan makin sedikitnya titik banjir.

"Anggaran banjir ini kan sudah ada di APBD. Tapi, jangan melulu menunggu anggaran murni, kan ada anggaran OP yang bisa dilaksanakan,"pintanya.

Ditegaskan Ali Suseno, dia meminta kepada OPD terkait lainnya, agar dalam menerbitkan izin ruko, benar-benar menekankan pembuatan drainase memasang paving blok di halaman rukonya. Tidak disemenisasi. 

"Ini harus benar-benar diawasi sebelum Pekanbaru tenggelam karena kelalaian,"tutupnya. 

Di bagian lain, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution dikonfirmasi terpisah menyampaikan bahwa dia menurunkan 15 tim ke lokasi banjir sesuai laporan yang diterima untuk melakukan penanganan.

"Karena banjir ini kami kerja juga tidak bisa. Jadi kami kirim tim ke titik-titik yang kami bisa kerja,"jelasnya.

Kemarin pula, untuk penanggulangan banjir pihaknya bersama Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) Kementerian PUPR dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menggelar rapat. 

"Kami rapat dengan BWSS untuk normalisasi sungai Sail. mereka siap membantu kami peralatan. Nanti sospol dan keamanan alat serta situasi lapangan kami yang handle. Ada Satpol PP juga kami bahas tempat yang mungkin perlu dikakukan penegakan hukum,"urainya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook