PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kasus pasien positif Covid-19 dari klaster keluarga dan pesta pernikahan belakangan ini meningkat di Riau. Hal tersebut disinyalir akibat mulai kendurnya penerapan protokol kesehatan terutama di tempat keramaian.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, dengan ditemukan penularan Covid-19 dari klaster keluarga dan juga pesta pernikahan tersebut, Tim Satgas Covid-19 kabupaten/kota harus lebih ketat lagi dalam memberikan izin keramaian.
"Karena yang memiliki kewenangan untuk memberi izin pelaksanaan kegiatan keramaian seperti pesta pernikahan itu tim satgas kabupaten/kota. Oleh sebab itu, dalam pemberian izin keramaian harus lebih ketat lagi," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, di saat kondisi pandemi Covid-19 sudah diatur untuk pelaksanaan kegiatan keramaian seperti pesta pernikahan makan harus dijalankan. Mulai dari jumlah undangan yang diperbolehkan datang, penerapan protokol kesehatan, dan hal lainnya.
"Menurut saya, dalam dua atau tiga bulan terakhir ini, hal-hal di atas itu sudah mulai longgar. Kadang-kadang malah ada yang melaksanakan tanpa izin tim Satgas Covid-19. Ini tentunya tidak dibenarkan karena dapat menimbulkan klaster baru penularan Covid-19," sebutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, per Senin (22/3) terdapat penambahan 74 pasien positif. Total penderita Covid-19 di Riau sebanyak 33.572 orang. Sedangkan pasien yang sembuh bertambah 77 pasien sehingga total 31.651 orang yang sudah sembuh.
"Untuk kabar dukanya, juga terdapat empat pasien meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 820 orang," katanya.
Dijelaskan Mimi, dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 351 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 750 orang.
"Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri tinggal 1.101 orang," ujarnya.
Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 1.485 orang dan yang isolasi di rumah sakit 73 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 76.028, meninggal dunia 236 orang.
"Untuk informasi lainnya, sampai kemarin laboratorium biomolekuker RSUD Arifin Achmad sudah memeriksa sebanyak 237.460 sampel swab pasien," ujarnya.
Mimi juga berpesan, dengan terus bertambahnya pasien positif Covid-19 di Riau, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Meskipun beberapa orang sudah dilakukan vaksinasi, namun protokol kesehatan harus tetap dijalankan.
"Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.
Tunda Belajar Tatap Muka Terbatas
Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Pelalawan terpaksa menunda dan menghentikan sementara aktivitas bejalar tatap muka) terbatas SDN 003 Desa Lubuk Ogung Kecamatan Bandar Seikijang, Pelalawan. Kebijakan tersebut diputuskan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, menyusul adanya suami dari salah seorang guru di sekolah tersebut yang dinyatakan reaktif Covid-19. Alhasil, kegiatan belajar mengajar secara langsung baru dijalani sejak sepekan terakhir, terpaksa kembali dilakukan dengan sistem online atau daring.
"Ya, guna mengantisipasi penyebaran virus corona, maka kami terpaksa menunda aktivitas KBM di SDN 003 Desa Lubuk Ogung Kecamatan Bandar Seikijang. Dan pemberhentian sementara belajar tatap muka terbatas tersebut, telah dilaksanakan sejak Jumat (19/3) lalu hingga 14 hari ke depan," terang Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Pelalawan Drs H Atmonadi MM didampingi Plt Sekretaris Disdik Marthias SPd kepada Riau Pos, Senin (21/3).
Diungkapkan Atmonadi, penutupan sementara waktu sekolah tersebut dilakukan pihaknya, setelah salah seorang guru menyampaikan suaminya reaktif Covid-19 kepada kepala sekolah tempatnya mengajar. Sedangkan hasil reaktif tersebut diketahui setelah perusahaan tempat suami dari guru SDN 003 Desa Lubuk Ogung tersebut menjalani pemeriksaan rapid test. Dan saat ini, pihak sekolah masih menunggu hasil swab tes PCR untuk memastikan suami guru tersebut terinfeksi virus corona atau tidak.
"Kalau guru SDN 003 itu, sudah di-rapid test dan hasilnya nonreaktif Covid-19 atau tidak terindikasi virus corona," paparnya.
Ditambahkan Atmonadi yang menjabat Asisten Administrasi Bidang Pemerintahan Setdakab Pelalawan ini, meski hasil rapid test hanya menunjukkan tanda reaktif atau belum positif Covid-19, namun pihaknya tetap mengambil langkah antisipasi penyebaran virus corona agar tidak muncul menjadi klaster sekolah. Dan setelah berkoordinasi dengan tim Satgas dan Dinas Kesehatan Pelalawan, maka diputuskan aktivitas BTM di SDN 003 Desa Lubuk Ogung tersebut harus ditunda atau dihentikan sementara waktu.(sol/amn)