KOTA (RIAUPOS.CO) --Upaya menahan laju epidemi penyakit Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Kota Pekanbaru harus terus dilakukan. Bahkan ditemukan kasus HIV/AIDS pada anak usia sekolah dan anak bawah lima tahun (balita).
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pekanbaru Hasan Supriyanto mengatakan, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, selama 2018, temuan kasus HIV mencapai 219 kasus dan AIDS 226 kasus. Jika dibandingkan 2017, kasus HIV mengalami penurunan dari 247 menjadi 219 sementara kasus AIDS mengalami peningkatan dari 201 menjadi 226.
“Secara kumulatif sebagian besar kasus ditemukan pada laki-laki yaitu 67 persen kasus HIV dan 71 persen kasus AIDS,” kata Hasan, Kamis (20/6).
Ia menambahkan, berdasarkan golongan umur, temuan kasus HIV dan AIDS sebagian besar ditemukan pada usia produktif antara umur 20–49 tahun. Tapi juga ditemukan kasus HIV dan AIDS pada usia di bawah 4 tahun dan usia sekolah yaitu usia 5–19 tahun. Juga ditemukan pada usia di atas 50 tahun.
‘’Jika diamati berdasarkan pekerjaan, kasus HIV dan AIDS ditemukan pada banyak profesi termasuk ibu rumah tangga, pekerja swasta, pelajar dan mahasiswa,’’ sebut Hasan.
Kondisi ini, lanjut Hasan menjadi keprihatinan yang patut direspon serius oleh semua pihak. Untuk itu perlu dukungan berbagai pihak termasuk tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda dan masyarakat luas.
‘’Begitu juga peran instansi terkait baik pemerintah maupun swasta termasuk dunia usaha. Instansi pemerintah dapat berperan sesuai dengan tugas pokok dan kewenangannya dapat melaksanakan upaya penanggulangan, minimal di lingkungan instansinya. Begitu juga sektor swasta dan dunia usaha,’’ ujarnya.(ilo)