MASYARAKAT DAN PENGUSAHA KURANG SADAR

600 Ribu Tabung per Bulan, Masih Tidak Cukup

Pekanbaru | Kamis, 19 April 2018 - 12:07 WIB

600 Ribu Tabung per Bulan, Masih Tidak Cukup
Sidak: Kepala DPP Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut (kanan) bersama Sales Eksekutif LPG Pertamina Rayon V Riau Adi Bagus Haqqi melakukan sidak warung makan di Jalan Durian yang menggunakan elpiji 3 kg, Rabu (18/4/2018). DPP Kota Pekanbaru for riau pos

(RIAUPOS.CO) - Pendistribusian elpiji subsidi 3 kg yang saat ini belum tepat sasaran mengakibatkan sulitnya warga mendapatkan gas tabung melon tersebut. Ini terlihat di setiap pangkalan yang tidak memiliki stok elpiji 3 Kg karena habis dalam waktu satu hari. Antrean panjang akan terjadi jika elpiji 3 kg baru masuk ke pangkalan.  

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad mengatakan, masih kurangnya kesadaran masyarakat dan para pengusaha dalam menggunakan elpiji  bersubsidi ini.

Baca Juga :Libur Nataru, Stok BBM dan Elpiji Dipastikan Aman

Peruntukkan elpiji melon ini, terangnya hanya untuk masyarakat miskin dan pengusaha mikro dengan pendapatan sehari di bawah Rp1 juta.

“Yang tidak masuk kategori itu tidak boleh pakai biar barangnya aman,” ujar Ingot kepada Riau Pos saat melakukan sidak, Rabu (18/4).

Jumlah tabung elpiji yang beredar di Pekanbaru, dijelaskan Ingot, mencapai 500 hingga 600 ribu tabung per bulannya. Jika masyarakat miskin saja yang menggunakan dan pengusaha mikro, tentunya jumlah tersebut sudah sangat cukup.

“Apa masyarakat Pekanbaru miskin semua, tentu tidak kan,” ujarnya.

Penggunaan kartu kendali yang disebutkan dalam peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor  17 tahun 2011 tentang Pembinaan dan Pengawasan Pendistribusian Tertutup Liquified Petroleum Gas Tertentu di Daerah, disebutkan Ingot belum dapat dilaksanakan karena kartu kendali yang belum ada dan masih belum mendapatkan data masyarakat yang menerima kartu kendali tersebut.

Ingot mengatakan, telah memiliki rencana untuk membuat satu pangkalan satu RW, sehingga bisa memastikan keperluan elpiji 3 kg terpenuhi untuk warga di sekitarnya. Selain itu, perlu adanya kepedulian semua aparatur pemerintah dalam mengawasi peredaran elpiji subsidi ini, diharapkan Ingot, mampu meminimalisir ketidaktepatan sasaran dalam distribusi. “Sekarang kita mendata ulang lagi pangkalan yang ada di Pekanbaru,” ujarnya.

Sales Eksekutif LPG Pertamina Rayon V Riau Adi Bagus Haqqi yang ikut sidak menjelaskan, masih kurang tepat sasaran penggunaan elpiji 3 kg yang mengakibatkan sulitnya gas subsidi ini di dapat. “Untuk masyarakat prasejahtera dan usaha yang omzetnya di bawah Rp1 juta,” ujarnya.

Kurangnya kesadaran membuat elpiji 3 kg digunakan oleh siapa saja termasuk pengusaha yang beromzet lebih dari Rp1juta. Dalam sidak yang dilakukan di salah satu rumah makan di Jalan Durian, Adi mengatakan, tidak memiliki wewenang untuk menyita, namun pihaknya memberikan edukasi kepada pemilik warung agar mengganti tabung elpiji 3 Kg ke tabung bright 5,5 kg.

“Kita beri penjelasan bahwa mereka tidak dibenarkan menggunakan elpiji subsidi,” ujarnya.

Terkait kartu kendali, Adi mengatakan, belum bisa dijalankan karena dalam masa percobaan yang dilakukan di beberapa daerah masih terjadi kesalahan terutama dalam penyaluran kartu kendali. Selain itu, subsidi elpiji 3 kg yang akan masuk ke dalam Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Adi belum bisa memastikan kapan akan disalurkan.

Adi juga menjelaskan akan meminta kepada seluruh agen untuk mendapatkan data dari setiap pangkalan, dalam penyaluran elpiji agar menyertakan surat keterangan keluarga miskin untuk rumah tangga, dan surat izin usaha mikro dari kecamatan setempat.

Upaya tersebut, dikatakan Adi,  untuk meminimalisir kecurangan dalam pendistribusian elpiji 3 kg. “Kalau bicara data harusnya tidak ada kelangkaan, tapi kenyataan berbeda. Ini upaya yang kita lakukan dalam mengawasi siapa saja yang menggunakan barang subsidi ini,” ujarnya.

Rela Berdesakan

Masih sulitnya warga mendapatkan elpiji tergambar di pangkalan milik Priyana. Dalam waktu 30 menit setelah mobil pemasok tiba, 120 tabung elpiji habis terjual.

Pemilik Pangkalan tampak kewalahan melayani warga yang berdesak-desakan begitu mobil pemasok tiba. “Padahal kami sudah kasih kupon  dan yang sudah dapat kupon pasti dapat. Tapi tetap saja mereka tak sabar,” ujar pemilik pangkalan Priyana.

Untuk mendapatkan kupon, warga harus membawa kartu identitas berupa kartu keluarga (KK) ataupun kartu tanda penduduk (KTP). “Kami lihat banyak yang bukan warga sini, tapi tetap kami kasih. Yang kami prioritaskan tetap warga sini,” katanya.

Dikatakannya, pangkalannya hanya mendapatkan jatah sekali dalam sepekan. “Masuknya seminggu sekali saja, kurang lebih ada 120-an tabung elpiji,” ujarnya pada Riau Pos.

Warga mengaku rela mengantre karena sudah mengetahui jadwal rutin gas elpiji dipasok di pangkalan tersebut. “Sudah satu jam lebih antrenya, ini dapat antrean ke-100. Karena sudah tahu jadwal masuknya, makanya tadi sengaja datang lebih cepat biar dapat kupon,” ujar salah seorang warga, Suci.(cr4/cr9)

Laporan TIM RIAU POS, Kota









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook