(RIAUPOS.CO) - Perajin rotan di sepanjang Jalan Yos Sudarso, Rumbai, Pekanbaru sangat berharap campur tangan pemerintah untuk melestarikan usaha kerajinan mereka. Bukan saja untuk lokasi yang lebih representatif, namun juga pelatihan bagi generasi muda yang punya keahlian (skill) soal anyaman rotan ini.
Memang saat ini, di Jalan Yos Sudarso sudah identik dengan pusat penjualan kerajinan rotan. Sepanjang jalan itu bediri kedai-kedai berjualan perabot rotan. Berbagai macam usaha rotan pun tersaji. Mulai dari tudung saji, kuda-kuda, kursi goyang, kursi tamu, meja makan, ayunan bayi, keranjang buah, pemukul kasur hingga pot bunga. Tinggal pilih sesuai kebutuhan dan yang diperlukan.
Di Jalan Yos Sudarso itu juga terdapat rusunawa untuk perajin anyaman. Tempatnya sudah permanen dan bersih. Namun hingga saat ini belum direalisasikan untuk perajin.
“Saya berharap agar pemerintah segera memberi arahan agar kami segera menempati untuk berjualan,” ucap Sugianto, seorang perajin anyaman rotan sejak 1994 kepada Riau Pos, Senin (18/3).
Lebih lanjut ia mengatakan, supaya wisatawan bisa diarahkan ke kedai perajin anyaman. Sehingga tidak hanya fokus di Pasar Bawah saja.
Saat ini di lokasi itu tidak hanya jualan dan menerima pesanan. Di sana juga menerima servis yang terbuat dari rotan. Harganya bervariasi tergantung kerusakan.
Sugianto mengaku, awalnya berjualan di Jalan Tegal Sari. Seiring berjalannya waktu, ia pindah ke Jalan Yos Sudarso, sebab di tempat semula sudah tidak ramai lagi. Ia pindah ke Jalan Yos Sudarso pada 1996. “Awalnya saya hanya jual tempat parsel. Supaya tidak kena biaya banyak,” jelasnya.
Awal mulai berjualan ia bersama istrinya mengumpulkan uang sebanyak Rp5 juta. Lalu menyewa selama satu tahun.
Tak berhenti di situ, pada 1997, Sugianto mulai menambah usahanya yaitu mebel (kursi tamu). “Laku keras pada tahun 2000, karena banyak orang ke arah Duri maupun Dumai lewat sini. Kemudian bule-bule yang kerja di Chevron maupun Indah Kiat pas sudah habis kontrak bawa oleh-oleh di sini,” terangnya.