Meneruskan Regenerasi Pelatih

Olahraga | Rabu, 08 September 2021 - 08:08 WIB

Meneruskan Regenerasi Pelatih
Richard Mainaky. (JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Regenerasi tidak hanya untuk atlet. Proses regenerasi pelatih tidak kalah pentingnya. Hal itu berhasil dilakukan sejak era Christian Hadinata. Pada 1995 silam dia merekrut Richard Mainaky sebagai asisten pelatih ganda putri dan ganda campuran. Dua tahun berselang Koh Chris (sapaan Christian Hadinata) menunjuk Richard untuk menangani sektor ganda campuran secara khusus.

Di bawah bimbingan Richard sektor ganda campuran melejit. Dalam 26 tahun meniti karir dari asisten lalu jadi kepala pelatih berbagai prestasi berhasil diraih Indonesia. Bahkan ganda campuran menjadi tumpuan meraih gelar. Total ada sudah ada lima gelar All England, empat juara dunia, dua perak Olimpiade, serta satu emas Olimpiade yang diraih anak didiknya.

Kini tongkat estafet beralih ke Nova Widianto. Peraih perak Olimpiade Beijing 2008 itu menjadi asisten Richard sejak 2013 lalu. Richard secara khusus menunjuk Nova sebagai penggantinya.

Nova sudah dipercaya ada di samping lapangan mendampingi para pemain ganda campuran dalam berbagai event di dalam dan luar negeri. Termasuk ketika menjuarai All England 2020. Termasuk saat mendampingi Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di Olimpiade Tokyo 2020.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengakui program kaderisasi pelatih seperti ini perlu dilanjutkan. Tongkat estafet pelatih tidak boleh terputus. Harapannya agar program bisa berkesinambungan.

"Ini tradisi yang baik. Saat ada pelatih pensiun, ada yang langsung menggantikan agar prestasi Indonesia tetap stabil. Saya lihat dari ganda putra dan ganda campuran sudah mulai rapat regenerasinya," kata Yoppy kepada Jawa Pos.

Yoppy juga percaya bahwa Nova bisa mengemban tugas barunya dengan baik. Apalagi Nova sudah cukup lama bersama Richard. Mulai saat aktif sebagai pemain dan menjadi asisten pelatih. Selain Nova, ada Vita Marissa yang kini menjadi pelatih di PB Djarum.

"Waktu delapan tahun saya kira sudah cukup matang buat Nova. Saat bersama Richard juga sudah nge-blend. Membuat program dan sehari-hari menjadi satu. Mestinya sudah tahu selanjutnya akan seperti apa," lanjut Yoppy.

Sementara itu Richard tidak akan benar-benar lepas dari bulu tangkis. Dia akan pulang ke rumahnya di Manado, Sulawesi Utara dan membangun lapangan bulu tangkis. Bagi Richard waktu 26 tahun di pelatnas sudah cukup.

"Saya sudah bangga dan puas bisa memberikan yang terbaik untuk PP PBSI. Sudah dua perak Olimpiade dan satu emas. Kalau yang gelar super series itu biasa. Semua bisa dapatkan itu," ujar Richard.

Soal penggantinya, Richard sudah percaya pada Nova. Pemain ganda campuran juga sudah merasa cocok dengan Nova. Dengan begitu Richard bisa mundur dari Cipayung (markas PP PBSI) dengan tenang.

"Saya katakan pada pemain, selain regenerasi atlet, saya juga butuh regenerasi pelatih. Nova sudah layak dan sepak terjangnya tidak diragukan lagi," kata kakak dari Rexy Mainaky itu.

Didikan Richard begitu melegenda. Tidak hanya mencetak atlet-atlet sebagai juara. Dia juga anak didiknya untuk terjun sebagai pelatih. Selain Nova dan Vita, juga ada Minarti Timur. Peraih perak Olimpiade Sydney itu pernah menjabat sebagai asisten pelatih tunggal putri 2017-2020.

"Memang Richard sosok yang disiplin, tegas, dan fokus saat melatih. Punya dedikasi yang tinggi dalam profesinya. Ini selalu memotivasi siapa saja yang ia latih," kata Minarti.

 

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Erwan Sani









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook