PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Jelang pergantian Tahun Baru Imlek 2257/2023, warga Tionghoa di Kota Pekanbaru sudah mulai berburu pernak-pernik Imlek. Tahun ini, Imlek jatuh pada tahun kelinci, khususnya kelinci air. Kelinci sendiri dilambangkan sebagai simbol umur panjang, kedamaian, dan kemakmuran dalam budaya Tionghoa.
Salah satu kawasan yang ramai didatangi warga Tionghoa untuk berburu pernak-pernik Imlek adalah sekitar Pasar Sago di Jalan Juanda, Kecamatan Senapelan.
Antusias warga Tionghoa menyambut Imlek tahun ini cukup tinggi mengingat selama dua tahun terakhir Imlek dirayakan sederhana karena pandemi Covid-19. Salah seorang warga Tionghoa Atan mengaku sengaja membeli perlengkapan Imlek jauh-jauh hari agar tidak terburu-buru jelang pergantian tahun baru. Apalagi saat ini masyarakat Tionghoa masuk dalam tahun kelinci air, sehingga pernak-pernik serba kelinci harus dipersiapkan jelang tahun baru.
''Tadi saya beli angpau, stiker, lampu-lampu hias agar suasana Imlek juga makin terasa. Tahun ini saya juga akan melaksanakan open house jadi harus semua dipersiapkan,'' katanya.
Salah seorang pembeli lainnya Sensen mengaku tahun ini terasa lebih spesial dengan sudah dihapuskannya status PPKM sehingga masyarakat bisa kembali merayakan tahun baru dengan lebih meriah. Itu sebabnya dirinya juga ikut mempersiapkan perlengkapan Imlek yang akan dipasang di rumah orang tuanya agar saat menjamu keluarga besar suasana Imlek semakin terasa.
''Tahun kelinci air inikan berbeda dengan tahun sebelumnya. Makanya kami mempersiapkan juga perlengkapan Imlek agar suasana semakin meriah,'' ucapnya.
Sementara itu, Ilham pemilik Toko Bintang Terang berharap tahun Kelinci Air ini seluruh masyarakat bisa mengambil keberkahan dalam perayaan Imlek 2023. Meski ia mengaku untuk pendapatan dan tingkat kunjungan masih sama dengan dua tahun yang lalu saat pandemi. Namun tetap ia syukuri dan berharap antusias masyarakat Tionghoa makin meningkat terutama satu pekan jelang Imlek.
Toko Bintang Terang ini menjual beragam pernak pernik Imlek, mulai dari amplop uang atau angpao, stiker, lampion, bunga khas Imlek dan beragam pernak pernik lainnya, dengan harga bervariasi.
''Kalau dibanding dua tahun lalu, sama tahun ini kita lihat antusias masyarakat masih sama, pembelian pernak-pernik masih gitu-gitu aja, tapi walau bagaimanapun kita tetap syukuri dan kita mencari keberkahannya saja,'' ujar Ilham.
Ada beberapa hal yang diperkirakan menjadi penyebab rendahnya tingkat kunjungan dan pembelian masyarakat terhadap pernak pernik imlek, di antaranya waktu perayaan yang mepet, ditambah banyaknya warga Tionghoa yang sudah berbelanja ke luar negeri saat libur akhir tahun 2022 yang lalu.
''Saya kira sudah banyak yang belanja ke Singapura, Thailand saat libur akhir tahun lalu. Makanya sekarang ini kalau adapun yang belum untuk tambah-tambah aja lagi. Padahal, kalau untuk produk yang dijual sama aja, bahkan jika dibandingkan di luar sana seperti Singapura harganya lebih mahal,'' ungkapnya.(ayi)