PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan vokasi di Riau, surat kabar harian Riau Pos melakukan penandatanganan MoU dengan Konsorsium Politeknik se-Riau, yaitu Politeknik Negeri Bengkalis, Politeknik Caltex Riau dan Politeknik Kampar. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Daerah Riau, Selasa (17/10).
Dari pihak Riau Pos, MoU tersebut ditandatangani Direktur Utama Riau Pos Ahmad Dardiri. Sedangkan dari konsorsium Politeknik di Riau ditandatangani oleh masing-masing direktur politeknik.
Ketua Program Ekosistem Kemitraan Vokasi Riau Alkadri Perdana mengatakan, kerja sama tersebut menindaklanjuti Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
Di mana pihaknya diamanahkan oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri meluncurkan program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah di Provinsi Riau.
Dengan kerja sama dan peluncuran program diharapkan akan teridentifikasi aktor, potensi, keunggulan, dan inovasi daerah untuk pengembangan ekonomi di Provinsi Riau serta teridentifikasinya tren penyerapan dan pemenuhan tenaga kerja di Provinsi Riau.
“Kami diberikan amanah oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, dalam hal ini Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI untuk menjalankan program ekosistem kemitraan ini,” katanya.
Ia menyebutkan, program ini sejalan dengan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMD) Provinsi Riau yang mengamankan terwujudnya Riau yang berdaya saing, sejahtera, bermartabat, dan unggul di Indonesia.
Sementara itu, Plt Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Uuf Bradjawidagda mengatakan, program ini akan berjalan selama tiga tahun yang pendanaannya bersumber dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
“Di tahun pertama harapannya ada dua hal, yang pertama inovation planning, agar nanti punya gambaran yang jelas Riau ini tentunya dan yang kedua adalah main power planning,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau Dr Kamsol yang mewakili Gubernur Provinsi Riau mengatakan perencanaan ekonomi dan pembangunan ini harus sejalan dengan perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Jadi jangan sampai industrinya terbangun hari ini, tenaga kerjanya baru siap 10 atau 12 tahun ke depan,” katanya.
Ia menambahkan bahwa penguatan pendidikan vokasi menjadi suatu momentum yang perlu segera dieksplor oleh seluruh pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, satuan pendidikan vokasi, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dunia usaha dan dunia industri, komunitas, hingga media massa.
belum terciptanya ruang kolaborasi yang sinergi antara satuan pendidikan vokasi dengan sektor-sektor lainnya terutama kepala daerah sehingga menyebabkan persoalan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan,” ujarnya.
Ia berharap program ini dapat memberikan dampak positif dalam revitalisasi bidang pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi di Provinsi Riau.(sol)