STEPHEN SANJAYA

Berjaya di Bisnis, Berbuat di Organisasi

Pekanbaru | Kamis, 18 Agustus 2022 - 10:00 WIB

Berjaya di Bisnis, Berbuat di Organisasi
Stephen Sanjaya (MHD AKHWAN/RIAU POS)

Di balik kejayaan Stephen Sanjaya dengan usaha furniturnya, terdapat kisah dan perjuangan yang menginspirasi. Dua puluh tahun lebih mengelola bisnis furnitur bukan waktu yang sebentar. Perjalanan yang berliku dan naik turun mewarnai proses bertahan selama 2 dekade tersebut. Namun, Stephen mampu menjawab semuanya dengan dedikasi, ilmu dan passion yang ia miliki.

 


Semua diawali dari kisahnya 31 tahun lalu. Stephen saat itu berkarir dari bawah di salah satu perusahaan furnitur nasional yang ada di Kota Medan. Ia dipercaya menjadi Kepala Cabang di sana. Sampai akhirnya pada tahun 1997, ia dipindah tugaskan ke Pekanbaru untuk mengurus cabang baru.

"Awalnya berat juga ya. Saya baru selesai kuliah 1 tahun, baru bekerja. Baru mau menikmati pekerjaan dan jabatan, tiba-tiba disuruh pindah ke mari (Pekanbaru, red)," ujarnya saat ditemui di ruangannya, di Plaza Mebel Jalan Soekarno Hatta, beberapa waktu lalu.

Meski sempat merasa keberatan, nyatanya Stephen sama sekali tak menyesali keputusannya untuk pindah tugas ke Pekanbaru. Kepindahannya ke Kota Bertuah justru menjadi gerbang awal kesuksesannya sebagai pengusaha furnitur.

Hanya perlu 1 tahun bagi Stephen untuk membaca peta dan peluang usaha di Pekanbaru. Kunjungannya ke pulau-pulau di wilayah Riau membuka matanya bahwa peluang berbisnis furnitur sangatlah besar. "Saat kunjungan ke pulau, saya lihat barang luar banyak masuk. Jadi, saya pun mulai melakukan side job jual beli mobil, ban besar dari Singapura kirim ke Medan. Jadi selama bekerja di perusahaan, side job saya juga sudah jalan,’’ ujarnya yang hobi plesiran ini.

Dengan pertimbangan yang matang, akhirnya Stephen memilih untuk meninggalkan pekerjaan dan karirnya yang terbilang bagus di perusahaan furnitur tersebut. Ia justru memilih untuk menjadikan side jobnya menjadi fokus utamanya. Terlebih bekal ilmu manajemen dan bisnis sudah banyak ia kuasai dari perusahaan tersebut.

"Saya rasa sudah waktunya saya usaha sendiri. Karena kalau kita kerja terus kan pendapatan kita terbatas. Saya punya side job juga sudah jalan. Jadi saya fokuskan untuk usaha sendiri," terangnya kepada Riau Pos.

Padahal, momen ia memutuskan untuk resign tersebut bertepatan dengan krisis Mei 1998. Namun, di matanya hal itu justru merupakan sebuah peluang berbisnis yang terbilang manis. ‘’Peristiwa Mei 1998, di mana itu masa sulit. Tapi bisa dibilang itu satu kesempatan juga. Saya banyak beli barang di luar negeri, lalu jual ke medan. Barang dari Medan kirim ke pulau. Karena saat itu uang bergejolak kan. Dolar dari Rp2.400 jadi Rp15 ribu. Jadi, saat itu AC dari Medan belum naik sesuai dolar, kita kirimlah ke pulau. Sementara di pulau harga barangnya sudah naik ngikut dolar. Kita lihat ada selisih mata uang ini sebagai kesempatan," paparnya bersemangat.

Siapa sangka, usahanya tersebut pun membuahkan hasil yang positif. Hingga pada tahun 1999, pria setengah abad ini akhirnya bisa membuka toko furnitur pertamanya. Toko pertamanya tersebut bernama Kirana Perabot yang berlokasi di persimpangan Jalan Paus- Tuanku Tambusai. Saat itu, toko perabot belum populer. Sehingga keberadaan Kirana Perabot berupa 2 unit ruko miliknya menjadi pilihan baru dan idola bagi masyarakat kala itu.

Sebuah pengalaman luar biasa bagi mantan seorang pegawai furnitur seperti dirinya bisa memiliki sebuah toko furnitur sendiri yang ia kelola secara individu. ‘’Kerja sendiri passionnya lebih besar. Kalau kerja sama orang kan sudah ditentukan ya. Kalau bisnis sendiri kita lebih leluasa mau jual produk apa. Kesempatannya lebih besar," ujar pria yang suka mengkoleksi produk diecast ini.

Semakin hari, usahanya pun makin berkembang. Tahun 2002, Stephen pun memutuskan untuk pindah dan membuka outlet yang lebih besar. Dari ruko 2 unit, Stephen membuka outlet dengan ukuran 2.000 meter di Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru. Toko perabot itu dinamainya dengan Plaza Mebel, yang hari ini menjadi toko furnitur legendaris di Pekanbaru.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook