STEPHEN SANJAYA

Berjaya di Bisnis, Berbuat di Organisasi

Pekanbaru | Kamis, 18 Agustus 2022 - 10:00 WIB

Berjaya di Bisnis, Berbuat di Organisasi
Stephen Sanjaya (MHD AKHWAN/RIAU POS)

Di tahun yang sama, Stephen juga mulai menyediakan produk-produk import. Wajar jika saat itu, Plaza Mebel menjadi pusat furnitur terlengkap di Pekanbaru. "Kalau boleh dibilang, pada saat itu belum ada toko (furnitur) yang buka sebesar itu. Jadi saya yang mulai pertama itu buka 2.000 meter. Boleh dibilang toko perabot individu yang terbesar di Indonesia dengan luasan 8.000 meter persegi, 3 lantai pada tahun 2002," kenangnya.

Passion untuk memuaskan pelanggan membuatnya berani membuka toko sebesar itu. Kepuasan tersendiri baginya bisa menyajikan produk yang selalu baru dan up todate kepada pelanggan. Hal itu pun beriringan dengan penjualan dan kepercayaan konsumen yang terus meningkat.
tambahFoto bersama Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi (tengah).


Sampailah sepuluh tahun kemudian, Plaza Mebel bermetamarfosis menjadi sebuah showroom raksasa seperti yang bisa dilihat hari ini. Tahun 2012 tepatnya, menjadi masa kejayaan bisnis furnitur milik Stephen. "Paling puncak kita itu memang di 2012, pas pembukaan itu luar biasa sekali. Ramainya seperti pasar. Itu kita punya halaman di Riau Pos sampai 8 halaman, ucapan selamat. Masih ada itu saya gantung," kenang alumni Manajemen Perkantoran ini.

Namun, tantangan mulai datang di sekitar tahun 2015. Tepatnya setelah keberadaan e-commerce yang cukup berdampak pada pebisnis individu seperti dirinya. Meski begitu, ia tetap mengupayakan pelayanan yang baik kepada pelanggan-pelanggan setianya yang sudah belasan tahun mengenal produk-produknya.

"Kita tidak boleh menurunkan pelayanan. Kita juga masuk ke e-commerce dan responnya cukup baik. Karena kepercayaan masyarakat kepada kita," ujarnya yang juga memiliki usaha agrobisnis ini.

Dalam bisnis, hal itu dikatakannya sebagai sebuah siklus yang harus dilewati. Namun, bisa bertahan sampai sejauh dan selama ini juga suatu hal luar biasa bagi dirinya. Berawal dari kepindahannya dan jeli melihat peluang, berkahir dengan kesuksesan.

Kunci berjayanya usaha furniturnya selama 2 dekade tak lain ialah pelayanan. Di samping itu, ia juga memegang teguh konsep marketing 5 P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), dan people (orang).

 Kerja keras dan prinsip-prinsip hidup yang selalu ia pegang teguh membuatnya mampu menghadapi berbagai persoalan bisnis hingga bisa bertahan selama ini. ‘’Jadi, kita ini dari kecil biasa susah. Dari SD juga sudah kerja bantu orang tua. Memang passionnya itu ya kerja kerja," sambungnya.

Peran dari orang tua dan keluarga juga menjadi kunci berjaya usahanya yang melegenda ini. "Dari dulu orang tua sangat mendukung. Jadi orang tua juga tidak banyak cengkunek lah kalau orang Medan bilang. Dari kecil itu saya nggak pernah cerita susah sama orang tua. Ke orang tua ngomongnya yang positif-positif saja," terangnya.

Ada pesan orang tua yang juga menjadi pegangan hidupnya saat ini. "Harus berdiri di kaki sendiri, jujur, kerja keras dan berbagi," ujarnya.
tambah

Misi Sosial dan Kemanusiaan Bersama PSMTI
Meski sibuk berkutat di dunia bisnis, tak membuat Stephen lupa asal usul dan komunitasnya. Terbukti, ia sejak dulu sudah aktif bergerak bersama Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau. Bahkan, kiprahnya di PSMTI juga tidak main-main.

Sejak tahun 2019, ia didaulat menjadi ketua dari paguyuban ini. "Ini seperti jalan hiduplah. Ini nggak kita duga juga. Didorong sama teman-teman untuk mengambil posisi ini," terangnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook