PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Rencana kunjungan kerja Gubernur Riau (Gubri) Drs H Syamsuar dan rombongan pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau ke Jerman akhir bulan Oktober mendatang batal. Di mana sebelumnya rencana kunjungan kerja keluar negeri tersebut sempat menuai pro kontra di tengah masyarakat yang menilai tidak tepat gubri keluar negeri disaat masyarakat Riau sedang menghadapi kabut asap akibat Kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Pembatalan keberangkatan ke Jerman tersebut disampaikan Gubri Syamsuar saat memimpin apel pagi dihadapan para Aparatur Sipil Negara (ASN) di halaman kantor Gubernur Riau, Senin (16/10).
Disampaikan Gubri, bahwa rencana keberangkatannya ke Jerman adalah dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Riau. “Soal heboh-heboh ke Jerman itu, sebenarnya dalam rangka peningkatan SDM. Bukan untuk kepentingan saya,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, apalagi saat di di Jerman memberikan kesempatan pada 3.000 mahasiswa di Indonesia untuk belajar di Jerman secara gratis dan langsung bekerja di Jerman.
Gubri menyebut, rencana kunjungan tersebut juga berdasarkan undangan.
“Saya ke sana juga sebenarnya di undang oleh Wali Kota Stuttgart nama daerahnya. Jadi bukan ke Berlin, bukan ke ibu kota Jerman saya,” sebutnya.
Batalnya kunjungan kerja gubri dan rombongan ke Jerman tersebut juga dibenarkan Pelaksana harian (Plh) Kepala Biro Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah Sekretariat Daerah Provinsi Riau Elly Wardhani.
“Iya, karena belum ada keluar izin dari Kemendagri,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Kamsol membenarkan rencana kunjungan kerja di Jerman tersebut bersama Gubernur Riau dan beberapa pejabat lainnya meninjau program kerja sama tersebut.
“Kita ada undangan dari Pemerintah Jerman ke kami untuk melakukan peninjauan terhadap program itu. Jadi rombongan pergi ke Jerman bersama beberapa provinsi lainnya seperti Bangka Belitung,” kata Kamsol.
Kamsol menyampaikan, program tersebut berbentuk sekolah vokasi di mana mahasiswanya melakukan perkuliahan sambil bekerja. Program itu ditawarkan kepada Indonesia dan beberapa negara lainnya.
“Saat ini Kementerian Pendidikan juga menyiapkan hal yang sama. Jadi program ini kuliahnya gratis dan mereka digaji untuk kehidupan sehari-harinya,” sebutnya.
Kemudian tahap kedua, pihak Pemerintahan Jerman akan menentukan 10 SMA dan SMK di Riau yang akan masuk ke Program Internasional Program (IP). Adapun syarat dalam mengikuti program ini adalah mampu berbahasa Jerman dan berasal dari sekolah yang termasuk ke dalam International Program (IP).
“Untuk jatah Riau ada 10 SMA dan 10 SMK yang tersebar di 12 kabupaten/kota,” sebutnya.(sol)