PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Rusak, berlubang dan licin. Begitulah kondisi badan Jalan Durian, tepatnya disimpang traffic light Jalan KH Ahmad Dahlan. Badan jalan yang telah dilakukan pengerukan untuk pembangunan proyek pengolahan air limbah ini hanya sekedar ditutupi dengan tanah timbun dan pasir halus, tanpa dilakukan semenisasi dan pengaspalan oleh para pekerja proyek.
Pantauan Riau Pos, Ahad (14/11) di lokasi, tampak kemacetan panjang terjadi akibat para pekerja melakukan galian kembali ke sejumlah badan Jalan Durian, Kecamatan Suka Jadi. Bahkan, jalan yang menghubungkan kawasan perumahan warga dan jalan protokol sengaja ditutup oleh para pekerja untuk memarkirkan alat berat di badan jalan.
Bahkan akibat kerap diguyur hujan, badan jalan Durian terlihat basah dan licin dengan ganangan air hujan yang menutupi semua lubang akibat pembangunan proyek tersebut.
Salah seorang warga, Irwan mengaku kecewa dengan lambannya pengerjaan proyek instalasi pengolahan air limbah yang dinilai asal-asalan itu. Pasalnya, sejak awal tahun 2021, badan Jalan Durian sudah dibongkar untuk pembangunan proyek itu. Bahkan kini, sebagian badan jalan di Kecamatan Sukajadi juga mulai dibongkar untuk pembangunan pipa air PDAM, namun tidak dilakukan penutupan dengan semestinya.
"Kami kecewa jalan kami jadi rusak parah. Belum lagi drainase di sini sudah mampet semua, karena tertutup dengan pasir dari galian proyek Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) dan PDAM. Kami mau jalan kami diperbaiki segera, " ucapnya.
Tak hanya itu saja, Nita salah seorang pedagang di Jalan Durian juga mengeluhkan keberadaan sejumlah alat berat yang diparkiran sembarangan oleh para pekerja proyek dengan menutup jalan permukiman warga dan tempat usaha milik warga sekitar.
Dirinya mengaku, selama pembangunan proyek ini berlangsung dirinya terpaksa harus menutup lapak gorengan yang ia miliki karena tidak dapat dilintasi oleh pengendara dan juga pelanggannya.
Bahkan hingga kini tak ada kompensasi yang ia terima. Akibat pembangunan proyek SPALD-T tersebut yang telah membuatnya rugi secara materi.
"Tak pernah ada pihak kelurahan atau kecamatan yang datang ke sini. Lihat kondisi yang kami rasakan. Kalau tak jualan terus mau makan apa kami. Toh selama ini tak ada juga bantuan dari pemerintah akibat pembangunan proyek ini. Kami mau mengadu pun tak ada yang mendengarkan, apalagi mendukung," tuturnya kesal.
Ia berharap proyek SPALD-T dapat segera dituntaskan, dan tidak lagi melakukan galian di tempat yang sama sehingga masyarakat yang terimbas dari pembangunan proyek bisa kembali menjalankan aktivitasnya.
Terpisah, salah seorang pengendara yang melintas di Jalan Durian, Dayat mengaku kesulitan saat harus melintasi badan Jalan Durian yang kini mulai dipenuhi dengan tumpulan pasir dan tanah timbun yang tidak diratakan oleh para pekerja proyek .
Apalagi lubang yang terdapat di badan jalan juga dalam, sehingga membuat pengendara kerap terperosok ke dalamnya.
"Bingung mau cari jalan mana lagi. Karena hampir semua jalan rusak dan tergenang. Jadinya kita harus ekstra hati-hati kalau melintas di jalan ini. Semoga cepat selesai dan pengendara bisa kembali melintasi jalan ini dengan nyaman, "harapnya.(lim)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota