Antrean di SPBU Jadi Tanda Tanya

Pekanbaru | Jumat, 15 Oktober 2021 - 08:33 WIB

Antrean di SPBU Jadi Tanda Tanya
Anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru Nurul Ikhsan (INTERNET)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pernyataan Pertamina yang membantah terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak dinilai tidak memuaskan untuk menjelaskan terjadinya antrean di SPBU akhir-akhir ini.

"Jelas-jelas di lapangan di sejumlah SPBU banyak dikeluhkan warga dalam dua hari belakangan ini. Bahkan antrean panjangnya hingga dinihari dan menimbulkan kemacetan, masa dibilang tidak ada langka oleh Pertamina?," ujar anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru Nurul Ikhsan kepada wartawan, Kamis (14/10).


Kelangkaan BBM jenis solar dan bio solar yang terjadi dalam dua hari belakangan lalu mendapat tanggapan dari kalangan anggota DPRD Kota Pekanbaru. Pertamina selaku distributor tunggal untuk BBM ini diminta cepat tanggap dan segera mencarikan solusi. Bukan memberikan statemen klasik dan tidak masuk akal.

Politisi Gerindra ini mengaku dirinya curiga, solar dan bio solar langka ini karena akan dihilangkan dari peredaran, lalu dimunculkan varian baru jenis BBM dan memaksa masyarakat, yang mau tidak mau untuk membeli.

"Contohnya seperti BBM jenis premium yang saat ini tidak ada lagi dijual di SPBU diganti dengan pertalite. Padahal sebelum hilang, pertamina sempat mengatakan tidak ada kelangkaan BBM jenis premium, berselang waktu premium tak lagi dijual," paparnya.

Selain kecurigaan itu, kecurigaan yang lain BBM jenis solar dan bio solar itu ada permainan spekulan, dengan menjual keluar daerah atau penimbunan. "Tentu kami minta Pertamina harus melakukan pengecekan ke SPBU yang ada, memastikan tidak ada masalah dan kuota benar-benar disalurkan sesuai yang ada, " katanya lagi.

Dengan jawaban pertamina itu, yang disampaikan oleh Manager Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Taufikurachman , dinilai hanya alasan klasik saja untuk buang badan. "Harus cek lapangan, dan pengawasan kami minta harus ketat agar kebutuhan BBM di Pekanbaru, Riau ini dapat dipenuhi dan tidak menjadi keluhan lagi," kata Nurul.

Untuk membuktikannya, Pertamina diminta ada tim pencari faktanya, lalu hasilnya di ekspos supaya masyarakat juga harus tahu penyebab sebenarnya. "Tentu ini melibatkan TNI dan Polri, " ujarnya.

Nurul juga heran, keperluan BBM masyarakat dinilai Pertamina cukup tinggi di masa PPKM dan status Pekanbaru level 2 karena mobilitas masyarakat. Dan ini dijadikan alasan. "Itu alasan Pertamina saja. kalau begitu kuota harus ditambah lah. Pemerintah kita dorong untuk penambahan kuota ini," kata Nurul.

Dengan kejadian ini juga, Nurul tegaskan kepada pertamina dalam mensiasati bagaimana kebutuhan BBM Pekanbaru dapat dipenuhi dan jangan sampai terjadi kelangkaan lagi. "Nanti akan kami agendakan hearing Pertamina ini, dan akan kita pertanyakan sebab-sebabnya secara kongkrit," jelasnya.

Kepada Riau Pos, sebelumnya, Area Manager Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Taufikurachman menampik adanya kelangkaan BBM.

Ia mengungkapkan, Pertamina sudah lama melayani keperluan BBM kepada masyarakat di Riau, khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya. "Tidak ada kelangkaan. Kami menyalurkan BBM sesuai keperluan masyarakat Riau," katanya saat dikonfirmasi Riau Pos, Senin (11/10) lalu.(gus)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook