PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pihak keluarga pasien yang meninggal dengan status negatif Covid-19 namun tercatat positif di Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, mengambil langkah hukum. Mereka melaporkan Diskes ke Polda Riau, Rabu (14/10).
Hal itu dilakukan oleh anak almarhumah Wirsyamsiwarti, Wince Oktavia. Ia bersama Zulkardi dan kuasa hukumnya Suroto SH mendatangi Sentra Pelayanan Terpadu Kepolisian (SPTK) Polda Riau melaporkan kejadian yang dialami keluarganya.
Laporan tersebut tertuang dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL) Nomor : STPL/405/X/2020/SPKT/Riau. Mereka melaporkan dugaan tindak pidana pemalsuan data pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 atau Pasal 267 KUHP yang dilakukan pihak Diskes Kota Pekanbaru.
"Kami hari ini (kemarin, red) melaporkan Dinas Kesehatan Pekanbaru terkait dugaan manipulasi data pasien yang dinyatakan negatif, tapi dilaporkan positif corona," ungkap Zulkardi selaku keluarga dari almarhumah Wirsyamsiwarti.
Wirsyamsiwarti sebelumnya dinyatakan meninggal dunia akibat terkonfirmasi virus asal Wuhan, Cina. Ini berdasarkan data yang dikeluarkan Diskes Kota Pekanbaru. Namun, belakang hal tersebut terbantah. Almarhumah meninggal dunia bukan karena Covid-19. Ini dibuktikan dengan hasil tes swab atau tes usap Wirsyamsiwarti kala dirawat di RS Ibnu Sina sebanyak dua kali, yang menyatakan negatif.
"Keluarga saya (Wirsyamsiwarti, red) meninggal dunia tanggal 28 September. Tapi, diumumkan Ketua Gugus Tugas Pekanbaru inisial W, warga Pekanbaru tinggal di Kelurahan Umban Sari, Kecamatan Rumbai meninggal karena Covid-19 pada tanggal 30 September," sebut Zulkardi.
Zulkardi menambahkan, dugaan manipulasi data juga dilakukan terhadap umur almarhumah diubah menjadi 62 tahun, sementara Wirsyamsiwarti berusia 66 tahun. Tak hanya itu saja, almarhumah dikatakan dikuburkan pada 30 September, padahal dikebumikan tanggal 29 September.
"Keluarga saya negatif, tapi dikatakan positif. Ini membuat tidak ada warga yang datang ke rumah untuk takziah. Ini juga menjadi luka mendalam bagi kami," sambung dia.
Atas permasalan tersebut, Zulkardi sendiri, telah mendatangi Kantor Diskes Kota Pekanbaru untuk mempertanyakan siapa sebenarnya inisial W yang diumumkan meninggal dunia karena Covid-19. Saat itu, dirinya bertemu langsung dengan Kadiskes Kota Pekanbaru M Noer MBS.
"Saya tanyakan inisial W ini siapa? Saya juga dibawa ke bagian input data. Di sana terungkap W merupakan Wirsyamsiwarti. Mereka mengaku mendapatkan data almarhum dinyatakan Covid-19 dari RS Ibnu Sina," imbuhnya.
Terhadap permasalahan ini, lanjutnya, Diskes Kota Pekanbaru katanya mengaku salah input data. Namun, menurut dia, tidak ada unsur salah input data. Melainkan lebih kepada ada dugaan indikasi kesengajaan. Karena, hal tersebut tak hanya dialami Wirsyamsiwarti. Akan tetapi, juga dialami warga lainnya yang meninggal dunia hasil tes usap negatif, tapi dinyatakan terkonfirmasi Covid-19.
"Ini sangat tidak masuk akal. Satu mungkin tak apa, tapi ini lebih dari satu dan patut dipertanyakan. Jadi di sini kuat dugaan ada permainan, ada mafia di balik bencana Covid-19," tegasnya.
Dalam pelaporan ke Polda Riau, Wince Oktavia tak sendirian, melainkan juga bersama-sama keluarga pasien lainnya yang mengalami nasib serupa. Mereka datang membawa sejumlah data pendukung dan bukti untuk diserahkan ke aparat penegak hukum.