Penanganan Inflasi Pekanbaru Diganjar TPID Award

Pekanbaru | Kamis, 15 September 2022 - 08:56 WIB

Penanganan Inflasi Pekanbaru Diganjar TPID Award
Pj Wako Pekanbaru Muflihun dan beberapa kepala daerah lainnya foto bersama usai menerima TPID Award dari Kemenko Perekonomian di Surabaya, Rabu (14/9/2022). Penghargaan diberikan atas upaya dalam menekan inflasi. (PROKOPIM SETDAKO PEKANBARU UNTUK RIAU.POS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Di tengah tingkat inflasi di Indonesia yang masih tinggi, Kota Pekanbaru diganjar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Award oleh Kementerian Koordinator Perekonomian karena inflasi di Kota Bertuah dinilai masih bisa ditekan.

Pekanbaru menerima penghargaan ini bersama beberapa daerah lainnya. Penghargaan merupakan yang kedua kali diterima Pekanbaru dalam kategori salah satu TPID kota berkinerja terbaik di wilayah Sumatera.


Pemberian penghargaan diserahkan langsung oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo kepada Penjabat (Pj) Wali Kota (Wako) Pekanbaru Muflihun SSTP MAP disaksikan Menko Perekonomian Dr (HC) Ir Airlangga Hartarto MBAM MT dan Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki di Shangri-La Ballroom Surabaya, Rabu (14/9). Penghargaan tersebut diraih karena nilai inflasi Kota Pekanbaru lebih baik dibanding inflasi nasional dan kota-kota lainnya di Pulau Sumatera.

"Penghargaan ini akan menjadi motivasi kita ke depan menjaga stabilitas ekonomi. Sesuai dengan instruksi presiden RI Bapak Joko Widodo, sinergi dan ketahanan pangan akan kita tingkatkan guna mengendalikan inflasi di daerah," terang Muflihun usai menerima penghargan tersebut.

Dijelaskannya, TPID Award ini dinilai dari tiga parameter penilaian yaitu bagus diproses artinya, ada keterlibatan pimpinan daerah dalam memastikan persediaan pasokan dan pengendalian harga.

"Dalam hal ini adalah kebijakan pemimpin daerah dalam upaya daerah menjamin pasokan dan menstabilkan harga," jelasnya.

Realisasi dari kebijakan itu sambung Muflihun dilakukan dengan mengeluarkan aturan dan menjalin kerjasama dengan daerah lain. "Kita lakukan dengan mengeluarkan peraturan-peraturan, termasuk di dalamnya kerja sama dengan daerah lain,imbuhnya.

Kemudian pula, ukuran yang digunakan adalah hasil dari kebijakan dan langkah yang diambil. "Selanjutnya adalah bagus output. Di mana hasil produksi atau orang yang menjadi sasaran telah tercapai. Dan terakhir bagus di outcome di mana pencapaian pengendalian inflasi terbaik," ulasnya.(ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook