PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - JNE memberangkatkan 140 ksatria dan srikandinya untuk berangkat ke Tanah Suci menunaikan ibadah umrah, dan menjadi kloter pertama pada 16–24 Mei 2022 lalu. Hal ini memberikan kesan mendalam bagi para karyawan JNE.
Mereka mengaku terharu dan bangga hingga meneteskan air mata saat pertama kali berada di Masjidilharam di depan Kakbah sebagai kiblat sewaktu salat sehari-hari.
"Masya Allah, aura Kota Makkah begitu luar biasa, membuat perasaan saya menjadi terharu. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan, karena jika mengingat Makkah yang tertuju adalah Kakbah. Di depan Kakbah saya menangis karena Allah telah mengabulkan doa saya untuk bisa sampai ke Makkah ini," ujar jemaah umrah dari JNE Medan Dara, Ahad (12/6).
Srikandi di tim HC JNE Medan tersebut mengaku, meski merasa lelah setelah menempuh penerbangan 11 jam dari Jakarta ke Jeddah, namun rasa lelah tersebut seakan hilang begitu saja saat melihat tulisan Makkah, apalagi saat melihat Kakbah. "Saya merasa tidak bosan untuk terus salat di depan Kakbah," tambahnya.
Terkait pelaksanaan ibadah, menurut Dara, semua memberikan kesan mendalam. Diceritakannya, semua rombongan JNE langsung melakukan rangkaian ibadah umrah wajib, seperti tawaf, sa’i dan tahalul. Ia menuturkan, hal yang paling menantang saat melakukan sa’i karena harus berjalan dari Safa ke Marwah sebanyak 7 kali dengan jarak yang jauh, di mana membutuhkan kekuatan fisik serta hati ikhlas karena Allah sambil terus melafalkan kalimat talbiyah.
"Momen yang juga sangat berkesan saat masuk ke Masjid Nabawi ke area Raudhah. Antusias jemaah untuk masuk ke sana luar biasa, sampai antre dan berdesakan. Dibutuhkan kesabaran untuk bisa masuk ke area yang ada makam Rasullullah Muhammad SAW dan sahabat Abu Bakar serta Umar bin Khatab tersebut. Saya sangat terharu saat berada di sana mengingat perjuangan Rasulullah dan para sahabat dalam berdakwah agama Islam di zaman dulu," jelas Dara.
Dara sendiri mengaku, selama melaksanakan ibadah umrah atas kuasa Allah mengalami kejadian menakjubkan, meski kakinya menderita sakit namun saat beribadah termasuk tawaf dan sai semua berjalan lancar.
"Alhamdulillah dengan kuasa Allah semuanya saya bisa lakukan, baik yang wajib maupun yang sunah, padahal sebelumnya kaki saya untuk berjalan saja agak kesusahan. Perjalanan umrah mengajarkan kita untuk bersabar, karena di sini tempat berkumpulnya umat Muslim dari seluruh dunia. Dengan kondisi yang sangat padat kita harus ekstra sabar, jadi harus mampu mengendalikan emosi," tutup Dara.
Hal senada juga diungkapkan oleh peserta rombongan dari Departemen EGD JNE Pusat Jakarta Edi. Ia mengaku spontan menangis saat pertama kali melihat Kakbah di Masjidilharam, di mana kala itu langsung teringat akan kesalahan dan dosa-dosanya.
"Saya mendapat keajaiban dan kenikmatan, di mana selalu di awal misalnya sarapan di awal, pembagian kunci kamar di awal, jadi saya merasa sangat bersyukur," ujar Edi.
Setelah melaksanakan ibadah umrah, Edi berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi orang lain.
"Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik usai berumrah, terutama mengenang napak tilas perjuangan para nabi dan rasul Allah. Sebagai mahluk-Nya, saya merasa betapa kecil di hadapan Allah SWT apalagi sewaktu di depan Kakbah. Sehingga saya sadar tidak ada yang patut dibanggakan oleh seorang manusia, kecuali ketaqwaannya, sebab pada akhirnya kita semua akan berpulang kepada Allah yang menciptakan kita," imbuhnya.
Menangis di depan Kakbah juga dirasakan oleh Departemen Pick Up JNE Pusat Jakarta Yunus. Dikatakannya, saat pertama kali berada di Masjidil Haram, di depan Kakbah tidak terbendung air mata mengalir deras. Ia teringat akan semua kesalahan dan dosa-dosa yang pernah diperbuat, baik itu kepada orang tua dan teman-teman di JNE.
"Saya merasa sangat bersyukur menjadi karyawan JNE. Umrah ini juga menjadi kado istimewa dari Allah karena tanggal keberangkatan 15 Mei 2022 lalu adalah hari ulang tahun saya. Saya juga berdoa demi kemajuan JNE di depan Kakbah," ujarnya.(anf)