PEKANBARU

BUMD Riau Didesak Tingkatkan Deviden

Pekanbaru | Jumat, 12 November 2021 - 09:20 WIB

BUMD Riau Didesak Tingkatkan Deviden
SF HARIYANTO (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau meminta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Riau meningkatkan deviden tahun 2022. Pasalnya, diprediksi pada tahun depan APBD Riau akan mengalami penurunan.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, SF Hariyanto mengatakan, APBD Riau tahun 2022 diprediksi mengalami penurunan dari Rp9,3 triliun turun menjadi Rp8,2 triliun. Karena itu perlu upaya peningkatan pendapatan daerah dari deviden BUMD tersebut.


"Ada banyak potensi yang dapat digali untuk meningkatan pendapatan daerah, salah satunya dari deviden BUMD Provinsi Riau. Karena itu, diharapkan deviden BUMD tahun depan lebih ditingkatkan lagi dari tahun ini," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, tahun ini deviden dari beberapa BUMD di Riau sudah mengalami kenaikan. Karena itu, pihaknya berharap BUMD lain yang belum mengalami kenaikan diharapkan dapat menggesa peningkatan deviden.

"Alhamdulillah tahun ini pendapatan BUMD kita sudah naik, seperti PT Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Riau sudah naik, dan kita harapkan target 2022 deviden BUMD bisa naik semua," ujarnya.

Berdasarkan data yang dirangkum dari Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdaprov Riau, tahun ini deviden BUMD Riau ke Pemprov Riau mengalami peningkatan sebesar Rp29 miliar. 

"Deviden BUMD Riau tahun ini naik Rp29 miliar, dari Rp88 miliar tahun 2020 meningkat menjadi Rp117 miliar tahun 2021," kata Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Jhon Pinem.

Dipaparkannya, sejauh ini dari delapan BUMD Riau, sudah tujuh perusahaan daerah yang memberikan deviden ke pemerintah daerah. Ketujuh BUMD Riau itu adalah PT Bank Riau Kepri (BRK) penyumbang deviden terbesar bagi Pemprov Riau sebesar Rp106 miliar, dari sebelumnya hanya Rp72 miliar. 

Kemudian PT Jamkrida Riau sebesar Rp4 miliar lebih, PT Permodalan Ekonomi Rakyat (PER) sebesar Rp1 miliar lebih, PT Pengembangan Investasi Riau (PIR) sebesar Rp904 juta, PT Sarana Pembangunan Riau (SPR) Rp1,2 miliar, PT Bumi Siak Pusako (BSP) sebesar Rp3,9 miliar, dan PT Asuransi Bangun Askrida Rp187 juta. 

"Yang belum memberi deviden itu PT Riau Petroleum. Kemarin itu kan mereka belum ada kegiatan. Sekarang sedang diurus PI 10 persen Blok Siak, dan perjanjian antara Riau Petroleum dengan PT Pertamina sudah ditandatangani, tentu kalau ini sudah jalan akan ada deviden nantinya," ujarnya.(sol)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook