Jaga Zapin, Pemprov Riau Libatkan Kejati

Pekanbaru | Selasa, 12 September 2023 - 11:48 WIB

Jaga Zapin, Pemprov Riau Libatkan Kejati
Gubri Drs H Syamsuar dan Kajati Riau Dr Supardi menyaksikan penandatanganan MoU program Jaga Zapin yang dilaksanakan di Kantor Kejati Riau, Pekanbaru, Senin (11/9/2023). (DISKOMINFO RIAU UNTUK RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Gubernur Riau (Gubri), Drs H Syamsuar memandang program Jaga Zona Pertanian, Perekonomian, dan Perindustrian (Jaga Zapin) merupakan program bermakna bagi Provinsi Riau. Karena menurutnya pertumbuhan ekonomi Riau sangat bergantung dengan harga komoditi perkebunan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.

Hal tersebut disampaikan Gubri Syamsuar saat menghadiri Focus Group Discussion (FGD) “Jaga Zapin” sebagai upaya mengatasi permasalahan di sektor perkebunan sawit di Provinsi Riau serta penandatanganan MoU antara bupati/wali kota dan Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) se-wilayah Riau. Bertempat di Gedung Satya Adhy Wicaksana Kejaksaan Tinggi Riau, Senin (11/9). 


“Kalau anjlok harga sawit, pasti pertumbuhan ekonomi rendah. Sekarang pertumbuhan ekonomi kita cukup naik 4,88 persen dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kita termasuk urutan 7 nasional, yang terpenting kesejahteraan petani naik. Jadi ini membuktikan terjadinya peningkatan,” jelasnya.

Gubri Syamsuar juga menyampaikan, keberadaan Jaga Zapin merupakan kunci nyata kepedulian dan keberpihakan Kejati Riau terhadap sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit. Jaga Zapin telah memberikan ruang bagi seluruh stakeholder untuk berperan aktif membenahi tata kelola perkebunan sawit secara menyeluruh.

“Kita semua berharap agar langkah-langkah kolaborasi antara pemerintah daerah, Kejati Riau, Polda Riau dan stakeholder lainnya dapat mem­buahkan hasil yang signifikan bagi masyarakat dalam pembangunan daerah dan juga pembangunan nasional,” sebut gubri.

Kemudian, gubri juga menyampaikan, menurut data statistik tahun 2020 Provinsi Riau memiliki luas wilayah 8,9 juta hektare dengan jumlah penduduk saat ini 6,83 juta jiwa. Lalu disampaikan, Riau memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang beranekaragam termasuk tambang dan juga perkebunan kelapa sawit.

Potensi tersebut, lanjutnya, merupakan modal bagi daerah untuk mewujudkan kondisi ekonomi lebih makmur dan sejahtera, di masa yang akan datang. Satu di antara SDA unggulan Riau adalah sektor perkebunan yang memiliki 5 komoditi utama. 

“Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam satu dekade terakhir sektor perkebunan menjadi penggerak utama perekonomian Provinsi Riau. Bahkan saat negara dilanda Covid-19, hanya sektor perkebunanlah yang tetap tumbuh positif dalam berkontribusi terhadap ekonomi Indonesia,” ujarnya.

“Dapat kita pahami bersama bahwa besarnya pengaruh perkebunan kelapa sawit ini disebabkan sebaran lahan perkebunan yang merata di setiap kabupaten/kota, dengan melibatkan 823.026 KK petani. Jika satu KK terdiri dari 4 orang, maka sekitar 3,3 juta orang menggantungkan hidupnya dari perkebunan kelapa sawit atau sekitar 49,6 persen dari jumlah penduduk Provinsi Riau,” imbuhnya.

Lebih lanjut disampaikan, pembangunan perkebunan kelapa sawit telah memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat daerah dan nasional. Di samping itu, ucapnya, keberadaannya telah berkontribusi signifikan dalam mengurangi jumlah penduduk miskin dan pengangguran.

“Maka dari itu, meyelesaikan persoalan-persoalan yang terdapat dalam sektor perkebunan ini menjadi perhatian kita bersama. Tentunya untuk memperjuangkan kesejahteraan bagi rakyat kita,” ujarnya.(gem) 
Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook