PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- MENJELANG akhir tahun 2019, sejumlah masayarakat di Kota Bertuah mulai mengeluhkan kelangkaan elpiji 3 kilogram (kg). Pantauan Riau Pos, Selasa (10/12) di Jalan Adi Sucipto, tampak puluhan warga terlihat mengantre untuk mendapatkan tabung elpji 3 kg tersebut, di salah satu agen elpiji.
Meskipun sempat diguyur hujan, namun antusias masyarakat yang mendapatkan tabung elpji 3 kg tersebut tidak luntur.
Bahkan saking takutnya tidak kebagian tabung elpji 3 kg, banyak masyarakat yang melakukan pembelian lebih dari satu tabung, dengan menggunakan dua kartu keluarga (KK) yang berbeda.
Hal ini diucapkan oleh Amara (46) salah seorang warga yang membeli tabung elpji 3 kg. Menurutnya, belakangan ini keberadaan elpiji 3 kg sudah mulai mengalami kelangkaan. Dalam satu pekan, beberapa agen hanya bisa membuka pembelian gas selama satu kali, yaitu dihari selasa.
"Sudah susah nyarinya. Makanya ibu beli langsung 2 tabung pakai KK ibu sama KK anak, kalau tidak nunggu pekan depan dia datang lagi baru bisa masak ibu," ucapnya.
Selain itu, menurut Amara, jika dirinya membeli elpji 3 kg tersebut, di warung eceran harga jual yang dipatok cukup tinggi yaiti sebesar Rp25.000 hingga Rp35.000 per tabung.
"Kalau diagen masih Rp18.000 per tabung harganya, dengan syarat membawa KK. Makanya kami merasa tercekik kalau harus menunggu tabung elpji di agen yang hanya bisa masuk sekali seminggu. Ya kalau bisa pemerintah mengawasi lah keberadaan elpji ini, biar masyarakat kecil seperti ibu bisa tetap masak dan membeli gas dengan harga yang terjangkau," harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Pekanbaru Igot Ahmad belum lama ini mengatakan, kelangkaan elpiji 3 kilogram bukan akibat kurangnya suplai dari pihak Pertamina, melainkan karena distribusi elpiji 3 kilogram tidak tepat sasaran. Apalagi, kebutuhan masyarakat terhadap elpiji 3 kg di Pekanbaru sebanyak 600 hingga 700 ribu tabung per hari.(ksm)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota