PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Riau diprediksi mengalami cuaca ekstrem hingga sepekan ke depan, tepatnya sampai 15 Oktober nanti. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru juga memprediksi puncak musim hujan di Riau terjadi di sebagian Oktober dan November 2022. Warga di kawasan rawan banjir pun diminta untuk waspada.
Kasi Data dan Informasi (Datin) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru Marzuki mengatakan, saat ini Provinsi Riau memang tengah memasuki awal musim hujan sehingga kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem.
"Penyataan dari BMKG pusat membuat kita di daerah juga melakukan hal serupa agar waspada saat memasuki musim hujan," ujar dia, Senin (10/10).
Dari hasil analisis dinamika atmosfer terkini, menunjukkan adanya sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin. Serta terjadi perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.
Selain itu juga didukung dengan aktifnya fenomena gelombang atmosfer seperti Madden Jullian Oscillation (MJO). Gelombang MJO tersebut berinterasi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin. Pertemuan ini secara tidak langsung meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah di Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Berdasarkan data potensi cuaca BMKN, curah hujan dengan intensitas sedang sampai deras dan disertai kilat serta angin kencang terjadi pada 9-15 Oktober. Kondisi cuaca ekstrem ini terjadi di hampir seluruh provinsi di Indonesia.
"Di Provinsi Riau juga termasuk, tetapi karena kita masih memiliki sedikit pengaruh la Nina lemah dan juga MJO-nya di Provinsi Riau indikasinya negatif. Jadi ada penambahan uap air di Indonesia bagian barat, sehingga membuat kita masuk dalam kategori cukup basah, di mana terdapat menambah uap air dibandingkan normalnya sehingga kawasan rawan banjir di wilayah Riau harus waspada," ucapnya.
Sementara itu, untuk monitoring hari tanpa hujan di Provinsi Riau pada umumnya di wilayah Riau itu curah hujan sudah mulai merata. Di mana dalam jangka waktu 1-5 hari itu hujan akan tetap turun. Bahkan masyarakat di Provinsi Riau khususnya di kawasan pesisir dan juga para nelayan harus mewaspadai tingginya gelombang laut yang akan terjadi selama musim hujan ini.
"Kami mengimbau masyarakat untuk waspada cuaca buruk, khususnya di saat sore hingga malam hari yang dapat menyebabkan tingginya gelombang laut akibat meningkatkannya kecepatan angin," ujarnya.
Sementara itu, banjir pasang air sungai (banjir rob) disertai hujan yang mengguyur Dumai menyebabkan sejumlah pemukiman masyarakat dan jalan protokol di Kota Dumai digenangi air, Senin(10/10).
Hal ini membuat banyak kendaraan masyarakat yang nekat melintas di genangan banjir mati sehingga masyarakat terpaksa mendorong kendaraannya.
Air merendam sejumlah ruas jalan, seperti Jalan Sultan Hasanuddin, bahkan air juga merendam Jalan Cempedak, Jalan Jeruk serta sejumlah gang di jalan tersebut, di antaranya Gang Kandis, Gang Apel, dan Gang Nangka, Jalan Pangkalan Sana, Jalan Budi Kemuliaan, dan sejumlah jalan lainnya.
Bahkan, sejumlah rumah di jalan dan gang tersebut, juga tergenang air pasang. Terlihat sejumlah masyarakat harus meletakkan barang-barangnya ke tempat lebih tinggi. Sedangkan beberapa pengendara yang menerobos banjir juga telihat kendaraannya mogok.
Titik yang berdampak ada di Kelurahan Rimba Sekampung dan Simpang Tetap Dachrul Ichsan, di mana banjir rob atau pasang keling menggenangi sepanjang jalan cempedak, Jalan Pangkalan Sena dan sekitarnya.
Pantauan di lapangan , banjir rob disertai hujan tersebut membuat tinggi genangan air mencapai paha orang dewasa seperti yang terlihat di jalan Pangkalan Sena, Kelurahan Simpang Tetap Dachrul Ichsan, Kecamatan Dumai Barat.
Bahkan dalam sebuah postingan media sosial Facebook milik akun Des Mhirani terlihat seorang siswa mendorong motornya yang digenangi banjir hingga mencapai jok motor miliknya.
Indra, salah seorang warga Jalan Pangkalan Sena, mengaku pasang keling kemarin terbilang tinggi dan lebih tinggi dari sebelumnya, di mana di pemukiman dan jalan utama mereka digenangi banjir hingga mencapai paha orang dewasa.
Dirinya mengaku, bahwa pasang keling ini mungkin menjadi besar akibat intensitas curah hujan meningkat beberapa hari belakangan. "Banyak pengendara roda dua memilih putar arah ketimbang menerobos jalan yang terendam banjir, pasalnya ketinggian air bisa membuat mogok kendaraan, " ujarnya.
Sementara itu, Kambali salah seorang warga Jalan Raja Wali, Kecamatan Dumai Kota mengaku semakin hari banjir di Kota Dumai ini semakin meluas. "Belakangan banjir semakin besar dan sering terjadi. Pengerokan Sungai Dumai yang dilakukan Pemko Dumai terlihat kurang memberikan dampak positif. Bahkan banjir makin besar menggenagi daratan, " ujarnya singkat.
Sementara, Wali Kota Dumai, Paisal mengungkapkan, bahwa pemerintah tidak tinggal diam melihat kondisi Kota Dumai, termasuk banjir rob yang melanda Dumai. Ia menjelaskan beberapa langkah dalam menangani pasang Rob seperti membentuk bantaran dengan metode Geobag agar air tidak meluap ke pemukiman masyarakat, dan pintu air.
"Saya sudah intruksikan Dinas PUPR untuk membangun 15 titik pintu air hidrolik beserta rumah pompa. Pintu air ini nantinya akan menahan debet air pasang rob untuk masuk ke kota," sebutnya.
Dirinya optimis langkah langkah yang akan dilaksanakan ini, bisa menangani permasalahan banjir rob di Kota Dumai. Paisal mengaku, selain pembuatan pintu air, pihaknya juga terus melakukan normalisasi Sungai Dumai, serta normalisasi drainase yang ada di Dumai Kota.
"Saat ini, kami sudah mulai membangun dua pintu air, dan normalisasi Sungai Dumai dengan alat berat amfibi milik Pemko Dumai, serta normalisasi drainase di Dumai kota. Kami mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati, terutama warga yang berada di bantaran sungai Dumai," ujarnya.
Di Rokan Hilir yang masuk daerah pesisir di Riau, curah hujan belakangan ini kerap terjadi, salah satunya di Kota Bagansiapiapi. Dalam sepekan belakangan terjadi turun hujan beberapa hari terakhir. Kendati hujan cukup deras namun intensitas hujan yang ada berlangsung cukup singkat.
Berdasarkan pantauan Riau Pos di lapangan, dalam beberapa hari belakangan justru hujan deras tidak terjadi. Seperti pada Senin (10/10) sore, terpantau sempat terjadi turun gerimis dan kondisi lingkungan berawan, namun hal itu tidak berlangsung lama.
Sebagai langkah antisipasi terhadap dampak hujan berupa kerawanan terjadinya banjir, pemerintah daerah Rohil melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah meningkatkan kesiagaan dengan mengerahkan petugas untuk melakukan pembersihan di sejumlah titik rawan banjir.
Menurut kepala DLH Rohil Suwandi SSos, beberapa titik yang harus selalu dipantau adalah sungai dan parit di Sungai Pabrik, Sungai Karang Anyer, begitu juga Sungai Garam, dan sejumlah titik lainnya. "Petugas telah disiagakan untuk melakukan penanganan yang diperlukan agar kalau terjadi banjir tidak berdampak, airnya cepat menyusut kembali," katanya.
Sementara itu kondisi cuaca menurutnya cukup baik namun lebih sering mendung belakangan ini. Sedangkan untuk memantau perkembangan yang ada khususnya berkaitan dengan perubahan cuaca, kualitas udara serta iklim pihaknya terus mensiagakan alat pemantau berupa Air Quality Monitoring System (AQMS).
Keberadaan alat itu memantau kualitas udara yang ada. Kondisi cuaca terangnya memberikan pengaruh langsung terhadap kualitas udara. Agar bisa diakses langsung oleh masyarakat direncanakan akan dibangun display beberapa titik khususnya di Kecamatan Bangko.
Terpisah Bupati Rohil Afrizal Sintong mengungkapkan pemkab memberikan perhatian penuh terhadap sejumlah potensi kerawanan bencana yang kerap terjadi di Rohil. Dikatakan bupati, kerawanan bencana di Rohil sebagai dampak dari perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan yang mengakibatkan terjadinya peristiwa banjir di sejumlah wilayah kecamatan.
Beberapa kecamatan yang rawan banjir umumnya yang dekat dengan aliran Sungai Rokan seperti Kecamatan Bangko, Pekaitan, Rantau Kopar dan sejumlah kecamatan lainnya. "Selain banjir, kerawanan bencana lainnya berupa kebakaran," katanya.
Peristiwa kebakaran lahan atau hutan belakangan ini menurun drastis, namun untuk peristiwa kebakaran hunian, perumahan atau pemukiman masih kerap terjadi terutama di Bagansiapiapi, dan Baganbatu.
Bupati juga menyoroti soal kejadian kerawanan lakalaut yang dipicu oleh kondisi hujan petir maupun arus deras pada saat di perairan. Untuk itu dirinya mengajak semua pihak bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap kerawanan bencana yang terjadi di Rohil.
Untuk mengantisipasi adanya potensi cuaca ekstrem di wilayah Provinsi Riau dalam sepekan ke depan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyiagakan personel dan peralatan untuk membantu masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
Kepala BPBD Riau M Edy Afrizal mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan adanya bencana yang terjadi di Riau dan juga permintaan bantuan. Namun, pihaknya sudah menyiagakan sarana dan prasarana termasuk personel dan logistik yang siap dikirim ke daerah yang memerlukan bantuan.
"Meskipun belum menerima permintaan bantuan, tapi kita sudah stand by-kan semua. Apalagi sekarang sudah mulai masuk musim hujan, semua peralatan, personel, dan logistik sudah kami siapkan," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, terkait kondisi cuaca saat ini, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada BPBD kabupaten/kota untuk siap siaga. Karena saat ini sudah terjadi peralihan musim dari kemarau ke penghujan sehingga BPBD kabupaten/kota diminta meningkatkan kewaspadaan.
"Kami sudah sampaikan ke BPBD kabupaten/kota agar semua peralatan dan personel termasuk logistik, semua disiapkan. Kalau memerlukan bantuan segera laporkan kepada kami," ujarnya.
Saat ditanyakan terkait status siaga banjir tahun 2022, pihaknya mengaku saat ini masih akan melakukan kajian terlebih dahulu. Pasalnya, untuk menetapkan status tersebut ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. "Kita akan mengkaji status siaga banjir untuk antisipasi bencana banjir, karena wilayah Riau sudah masuk musim hujan," katanya.
Namun, lanjut Edy, status siaga banjir Provinsi Riau tahun 2022 bisa ditetapkan jika terdapat dua daerah terlebih menetapkan status bencana banjir. "Sejauh ini kami belum mendapat laporan kabupaten/kota yang akan menetapkan status siaga banjir. Artinya saat situasinya masih terkendali, kalaupun hujan hanya genangan dan tidak lama langsung surut," ujarnya.
Untuk mengkaji status siaga banjir, pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota, termasuk dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru terkait perkiraan cuaca.
"Karena sekarang kita sudah masuk musim penghujan, tapi puncaknya kita koordinasi agar kabupaten/kota bisa siaga. Kemudian juga menurut informasi, debit air di beberapa sungai besar di Riau seperti Sungai Kampar, Sungai Rokan, dan Sungai Indragiri sudah mulai meningkat," ujarnya.(ayi/fad/sol/mx12/das)
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru