Saatnya PDAM Manfaatkan Air Sungai Kampar

Pekanbaru | Kamis, 11 April 2019 - 16:39 WIB

KOTA (RIAUPOS.CO) -- Sungai Siak menjadi sumber kehidupan warga Pekanbaru. Baik air maupun ikannya. Namun, siapa yang tahu jika kualitas Sungai Siak tersebut airnya jelek.

Sejak 1998, pada masa Wali Kota Pekanbaru dipimpin oleh almarhum Usman Effendi Affan, Direktur Badan Kajian Rona Lingkungan FMIPA Universitas Riau Tengku Ariful Amri, telah mengingatkan PDAM untuk dipindah ke Teratak Buluh. Namun, sampai saat ini belum ada pemindahan.

‘’Hasil penelitian kita juga menunjukan bahwa kualitas air Sungai Kampar jauh lebih baik dari pada Sungai Siak. Volume airnya pun cukup untuk memenuhi keperluan masyarakat Pekanbaru,’’ terangnya, Rabu (10/4).
Baca Juga :Pipa PDAM Jadi Sasaran Kejahatan

Lanjutnya, memang diperlukan investasi pemipaan dari Teratak Buluh. Namun, untuk jangka panjang hal itu aman. Pemerintah sepertinya tidak memikirkan secara komprehensif.

‘’Jadi jika PDAM masih bertumpu di sekitar Jembatan Siak I dan Siak II, maka kualitas air yang buruk dan biaya pengelolaan serta penjernihan tetap mahal. PDAM tetap merugi. Sudahlah kualitas airnya tidak menjanjikan, biayanya mahal, ibarat pepatah sudah jatuh ditimpa tangga,’’ jelasnya.

Lalu masuknya PLTU di Tanyan Raya, harus diantisipasi dampak buruknya. Karena batu bara menjadi bahan bakar yang harus hadir terus menerus untuk pemenuhan keperluan energi listrik. Bahan bakar batu bara termasuk batu-batuan yang asam. Jika musim hujan dan jatuh ke sungai, PH-nya mencapai 2 sampai 3.

‘’PH yang sangat asam itu akan mematikan semua biota di badan air dan sangat tidak baik dikonsumsi. Jika mencemari sungai, air dan ikannya di konsumsi masyarakat, maka giliran 20 sampai 30 tahun yang akan datang akan menimbulkan ekses penyakit yang sangat mematikan,’’ ujarnya.

Akibat air yang kotor, fisik dan daya berfikir akan lemah serta tidak produktif. Sudah diolah, namun mengelolanya tidak sesuai dengan kenyamanan dan keamanan, terutama dari segi kesehatan. Itu dikatakan tangan mencincang, bahu memikul atau akibat ulahmulah kamu memanen masalah.

‘’Sebetulnya sumber daya alam kita melimpah. Bahkan sinar matahari tropik, Indonesia adalah yang paling kaya. Namun, kita gagal memanfaatkan sumber energi itu untuk diubah menjadi energi listrik,’’ jelasnya. Lebih lanjut, pemerintah harus punya tim untuk memikirkan kesejahteraan masyarakat dari segala sendi kehidupan.(*3/rnl)

(Laporan Marrio Kisaz, Kota)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook