MASYARAKAT HARUS TAAT PROKES

Peningkatan Kasus Tinggi, Dicurigai Omicron

Pekanbaru | Jumat, 11 Februari 2022 - 09:04 WIB

Peningkatan Kasus Tinggi, Dicurigai Omicron
Syamsuar (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Menyikapi tingginya penambahan kasus harian Covid-19 di Riau, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, melaksanakan rapat koordinasi bersama Forkopimda dan kepala daerah se-Riau, Kamis (10/2). Gubri meminta semua meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan langkah antisipasi perkembangan Covid-19 di Provinsi Riau.

Dikatakan Gubri, melihat kasus terkonfirmasi varian Omicron di Indonesia yang terus naik maka dilakukan upaya pencegahan bersama agar kasus dapat dikendalikan di Riau. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, Gubri mengatakan pemerintah, forkopimda dan masyarakat harus melakukan langkah-langkah antisipasi.


"Upaya tersebut dimulai dengan melakukan penguatan dalam upaya testing, tracing dan treatment. Upaya kedua, kita juga melakukan percepatan vaksinasi pada semua kelompok sasaran, baik vaksinasi dosis 1, dosis 2, maupun vaksin booster," ucap Syamsuar.

Upaya ketiga, Gubri mengimbau agar pihak terkait melaksanakan pengetatan dan pengawasan bagi pelaku perjalanan melalui darat, laut, dan udara baik dari provinsi maupun luar Provinsi Riau. "Keempat, kami juga mengimbau agar mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas isolasi terpusat (isoter) bagi masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala ringan," imbuhnya.

Kelima, bagi pasien yang memiliki gejala sedang dan berat, diharapkan dirawat di rumah sakit rujukan yang ada di Provinsi Riau. Upaya selanjutnya yakni melakukan pengetatan terhadap mobilitas masyarakat sesuai dengan level PPKM di daerah masing-masing.

Menurut Gubri, tingginya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 merupakan gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Provinsi Riau. Peningkatan kasus ini juga dicurigai akibat masuknya varian omicron. "Peningkatan kasus ini merupakan gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Indonesia, termasuk Riau," katanya.

Gubri mengatakan, saat ini memang baru satu kasus Omicron yang ditemukan di Riau. Namun, jika melihat perkembangan kasus saat ini kemungkinan sudah ada lagi Omicron di Riau.

"Tapi untuk membuktikan itu kita harus kirim sampel ke Jakarta, sehingga kita belum tau apakah sampel yang dikirim itu terdapat Omicron atau tidak. Namun kalau melihat cara penularan, kemungkinan kita curigai Omicron. Karena peningkatan kasus tinggi sekali. Sekarang kalau kita melihat data sudah 900 lebih kasus aktif di Riau sampai hari ini. Karena itu masyarakat Riau harus tetap taat pada protokol kesehatan (prokes)," jelasnya.

Karena itu, saat ini pihaknya kembali melakukan pemeriksaan swab secara acak bagi orang yang baru datang ke Riau melalui bandara. Terkait hal tersebut juga sudah dikomunikasikan dengan pihak Angkasa Pura.

"Jadi akan kembali dilakukan pemeriksaan sampel swab secara acak bagi yang baru mendarat di Riau melalui bandara. Saya juga setelah pulang dari dinas luar kota juga langsung swab di bandara," sebutnya.

Sementara itu, pasien positif Covid-19 di Riau per hari Kamis (10/2) bertambah 172 orang. Penambahan tersebut tercatat terus naik dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Plt Kepala Dinas Kesehatan Riau Masrul Kasmy mengatakan, dengan penambahan tersebut, maka total penderita Covid-19 di Riau sebanyak 129.877 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 47 orang, sehingga total 124.634 orang yang sembuh," katanya.

Untuk kabar baiknya, tidak terdapat pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 4.126 orang.

Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang menjalani perawatan di rumah sakit 84 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 1.033 orang.

"Sehingga saat ini jumlah kasus aktif Covid-19 di Riau baik yang masih menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri sebanyak 1.117 orang," ujarnya.

Diskes Temukan 18 Siswa Reaktif

Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru belum lama ini melakukan rapid test secara acak terhadap siswa di sejumlah sekolah di Kota Pekanbaru. Kini dari hasil test yang didapat tersebut tercatat terdapat18 orang siswa sekolah menangah pertama (SMP) dinyatakan reaktif, Kamis (10/2).

Menurut Kepala Diskes Kota Pekanbaru Dr Zaini Rizaldy Saragih,  rapid tes antigen acak terhadap sejumlah sekolah yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di akhir pekan lalu terhadap 16 SMP negeri dan swasta di Kota Pekanbaru.

Dari 3.607 sampel yang kami ambil terhadap sekolah, 18 di antaranya memiliki hasil reaktif dan saat ini pihaknya telah melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Mereka melakukan pemeriksaan lanjutan dengan tes swab. Tapi kami belum bisa memastikan berapa jumlah siswa yang positif dari belasan yang reaktif tersebut," kata dia.

Lanjut Zaini, saat ini dirinya telah melaporkan hasil tersebut ke Satgas Covid-19 Pekanbaru guna mengusulkan agar mempertimbangkan pelaksanaan PTM untuk kedepannya agar tidak terjadi penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.

Bahkan dirinya juga mengimbau jika pasien positif yang memiliki gejala sedang hingga berat, agar segera merujuk nya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

"Terhadap semua yang positif nantinya, kita lakukan tracing agar tidak terjadi penyebaran. Nanti untuk yang positif kita arahkan untuk melakukan isolasi terpusat di tempat yang di sediakan," terangnya.

Sementara itu, di salah satu sekolah yang terdapat siswa yang dinyatakan reaktif Guru SMPN 18 Reza Kamarullah mengatakan,  sejak hasil diinformasikan Selasa lalu hingga waktu yang belum ditentukan saat ini SMPN 18 Pekanbaru melakukan pemberhentian sementara pembelajaran tatap muka di sekolah.

Pasalnya, dari hasil test tersebut terdapat 2 siswa yang reaktif dikarenakan memiliki penyakit bawaan. Bahkan, pihak sekolah juga telah melakukan penyemprotan dan sterilisasi terhadap sejumlah ruangan kelas .

"Pembelajaran sekarang berganti daring. Dan hingga kini belum ada dilakukan rapid test lanjutan disekolah kami," tuturnya.(sol/ayi/ted)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook