PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Bertahun-tahun menunggu, akhirnya pedagang yang sempat beberapa kali pindah tempat berjualan akan segera direlokasi di lokasi Pasar Induk Pekanbaru di Jalan Soekarno Hatta, Kota Pekanbaru. Namun pedagang belum bisa berjualan di kios permanen. Melainkan di lapak tempat penampungan sementara (TPS) yang terbuat dari kayu.
Kabar relokasi pedagang yang saat ini masih menempati lahan di dekat Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) di Jalan Air Hitam ke TPS atau lapak di pasar induk telah viral di kalangan para pedagang. Berdasarkan kabar tersebut, Riau Pos mendatangi lokasi pasar induk, Kamis (9/2) siang. TPS yang dibangun sudah banyak. Pun terlihat jelas bagi siapa saja yang melintas di Jalan Soekarno Hatta.
Riau Pos masuk di dalam area pasar induk. Siapa yang ingin masuk di area dalam pasar tersebut tidak bisa asal masuk seperti sebelumnya. Karena telah dibangun pintu ampang-ampang dari pipa besi berukuran cukup besar yang dirangkai apik. Yang bisa dibuka tutup seperti yang ada di perumahan. Pipa besi baja di cat berwarna hitam itu juga dililit kawat berduri.
Sesaat setelah melalui ampang-ampang tersebut, Riau Pos telah berada di dalam area pasar. Bisa dilihat dengan jelas berupa pembangunan kios permanen yang belum tuntas. Kios yang dibangun di tanah atau lahan milik Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru tersebut kelak bakal dibangun sebanyak lebih 200 kios.
"Sekitar 230 kios yang bakal dibangun totalnya," ungkap seorang perempuan yang mengaku bernama Reni saat ditemui Riau Pos di salah satu bangunan kios berukuran lebih 3x3 meter di dalam pasar induk.
Pedagang yang ingin sewa dan tempati kios dan lapak TPS mendaftarnya sama dia. "Sudah banyak yang datang mendaftar," tambah perempuan yang ramah itu.
Dari dalam area pasar tersebut terlihat jelas progres pembangunan sarana dan prasarana gedungnya. Sebagian bangunan kios telah selesai diplaster acian semen. Sebagian masih ada yang belum di plaster dan masih terlihat susunan batanya tembok bangunan itu.
Sementara lapak TPS juga sudah sangat banyak dibuat. Jika dibandingkan tahun lalu yang hanya berkisar 50 lapak, saat ini sudah ada 230 lapak TPS yang siap menampung pedagang. "Sudah siap menampung pedagang kapan saja mau pindah," jelas Reni lagi.
Lapak TPS tersebut dibangun di area pinggiran atau pojokan lahan pasar itu. Dibangun dari kayu batangan bulat dan sebagian kayu batangan persegi. Dibangun memanjang dan beratapkan seng.
Sedangkan di bagian sisi lantai masih beralaskan tanah. Di sudut lahan tumbuh rumput liar yang sangat subur. Pada setiap lapak sudah tertulis nomor TPS dengan warna merah.
Pasar Induk tersebut bakal menjadi pasar sayur mayur terbesar di kota bertuah ini. Hasil panen sayur dan buah-buahan dari luar Pekanbaru akan ditampung di pasar tersebut. Sayur didatangkan dari Sumatera Barat dan Sumatera Utara bahkan Jambi.
Kios Disewakan dengan Harga Ratusan Juta
Sementara itu, bangunan kios-kios di pasar induk tersebut berdiri kokoh di atas lahan milik Pemko Pekanbaru. Sebagian dinding bangunan kios sudah ada yang telah dicat berwarna terang. Sementara kios yang belum dicat masih cukup banyak. Sebagian bangunan kios masih ada yang dalam proses penyelesaian.
Setiap kios di pasar tersebut akan disewakan. Tarif sewanya bervariasi antara Rp367 juta hingga bisa lebih tinggi lagi. Tergantung dengan posisi bangunan kios. Kios yang ada di pojokan sewanya lebih mahal lagi.
"Bukan sewa tiap bulan, inikan yang bangun investor, Rp367 juta itu sewa untuk selama 20 tahun," ungkap Reni. Ia tak menjelaskan berapa sewa untuk setiap lapaknya. Dia katakan yang menempati lapaknya tersebut para pedagang di terminal BRPS. "Mereka menempati TPS lapaknya itu kan sementara saja, setelah bangunan kios sudah selesai dibangun ,TPS bisa saja dibongkar dan pedagangnya pindah di kios," katanya lagi.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Pasar Disiperindag Kota Pekanbaru, Hendra Putra mengatakan, pemerintah berharap relokasi pedagang di TPS pasar induk bisa segera terealisasi. Hal itu untuk tujuan menata pedagang yang tempati area Terminal BRPS. Namun ia mengaku belum mendapatkan kabar kepastian pemindahan pedagang tersebut.
"Targetnya ya secepatnya bisa pindah pedagang tersebut ke pasar induk, ini kan untuk menata para pedagang itu. Dalam waktu dekat saya akan meninjau progres pembangunan TPS atau lapak di pasar induk itu," ujar Hendra saat dikonfirmasi Riau Pos, Kamis (9/2).
Dia juga menjelaskan soal sewa kios pasar induk yang ditarif ratusan juga. "Itukan investornya sampai 20 tahunan, baru diserahkan ke pemko kelak. Karena sewanya kan cukup lama pedagang ya sewanya sebesar itu (ratusan juta rupiah, red)," ujarnya.***
Laporan JOKO SUSILO, Tuah Madani