PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau menyampaikan tujuh tuntutan terhadap Rektor UIN Suska Riau. Salah satu tuntutan adalah transparansi anggaran gugus depan penanganan Covid-19 UIN Suska Riau.
"Kami membuat video singkat yang berisi tuntutan. Dalam hal ini ada tujuh tuntutan kepada Rektor UIN Suska Riau," ujar ketua Senat Mahasiswa (SEMA) UIN Suska Riau, Dewi Sari kepada Riau Pos, Jumat (8/5).
Sebelumnya, mahasiswa dibuat geram dengan sikap Rektor UIN Suska Riau Akhmad Mujahidin. Di mana disebutkan SEMA dan Dewan Mahasiswa (DEMA) UIN Suska Riau melayangkan audiensi, namun pihak rektor menolak audensi dengan mahasiswa.
Adapun tujuh tuntutan mahasiswa UIN Suska Riau tersebut adalah pertama, menuntut pimpinan UIN Suska Riau membelikan sembako secara merata kepada mahasiswa perantau yang memerlukan bantuan akibat dari dampak Covid-19. Kedua, menuntut subsidi internet untuk membantu proses perkuliahan daring sesuai dengan surat edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam. Ketiga, menuntut Rektor untuk melakukan transparansi anggaran gugus depan penanganan Covid-19 UIN Suska Riau. Keempat, menuntut Rektor agar memperjuangkan aspirasi atau harapan mahasiswa kepada Kementerian Agama terkait pembatalan diskon uang kuliah tunggal (UKT) yang merugikan mahasiswa.
Kelima, menuntut kepada Rektor UIN Suska Riau untuk mengurangi nominal pembayaran UKT mahasiswa baru mulai dari golongan 2 sampai dengan golongan 7 serta meninjau kembali penataan minimal UKT golongan 4 bagi mahasiswa jalur mandiri dan berikan ruang sesuai dengan ekonomi mereka. Keenam, memberikan pengurangan pembayaran UKT 50 persen terhadap mahasiswa semester 9-14. Dan terakhir, memberikan hak ormas mahasiswa (Omawa) dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya walau di masa pandemi Covid-19.
"Karena ada banyak hal positif yang bisa dilakukan oleh mahasiswa. Jangan cut kreativitas dan wadah perkembangan kami," terangnya.
Sementara, Ketua Dewan Mahasiswa FDK M Alhafiz, mengatakan, sejatinya pemimpin mampu menerima kritik dan sejatinya mahasiswa mampu berfikir kritis transformatif.
"Mahasiswa sangat merindukan kebijakan rektor yang pro terhadap mahasiswa. Kami sudah bosan dengan gimmick (gimik) yang dilakukan dan berlindung di bawah kebijakan Kementerian Agama (Kemenag) atas segala permasalahan yang ada seperti UKT, kuota internet, sembako, kegiatan Ormawa dan lain-lain," ujarnya.
Ia yakin, pimpinan UIN Suska Riau mempunyai inisiatif untuk menyelesaikan segala problem. "Kami menuntut agar pimpinan memberikan hak mahasiswa seutuhnya," pungkasnya.
Terkait soal tuntutan mahasiswa tersebut, Riau Pos mencoba mengkorfirmasi Rektor UIN Suska Riau, Prof Dr Akhmad Mujahidin melalui telepon selulernya. Namun ia tidak memberikan jawaban.(dof)