Dari data yang berhasil dirangkumnya, pasien positif corona tersebut pulang ke Indonesia dari Malaysia pada 3 Maret 2020. Di Bandara SSK II, pasien dijemput seorang anak menggunakan mobil pribadi dan langsung pulang. Sejak pulang dari Malaysia, aktivitas pasien banyak di rumah.
Bila waktu salat tiba, pasien pergi ke musala atau masjid dekat kompleks perumahan. “Setelah itu, pada 5 Maret, pasien mulai merasa kurang enak badan. Tanggal 7 Maret, pasien ada keluhan demam, pilek, batuk dan nyeri tenggorokan. Tanggal 10 Maret pasien berobat ke puskesmas,” jelasnya.
Kemudian, pada tanggal 13, pasien mendengar informasi dari pemerintah Malaysia bahwa ada kejadian kasus positif Covid-19 pada jamaah yang ikut kegiatan tablig akbar di Sri Petaling, sehingga dianjurkan untuk pemeriksaan kesehatan bagi jamaah tablig yang baru mengikuti kegiatan di Sri Petaling Malaysia.
“Hari itu juga pasien memeriksakan diri ke rumah sakit, mendengar riwayat perjalanannya dan gejala yang dialami, pasien kemudian dirujuk ke RSUD Arifin Achmad,” ujarnya.
Untuk perkembangan data kasus pasien suspect corona di Riau, jumlah kasus dari 3 Maret sampai 20 Maret sebanyak 34 pasien. Dari jumlah tersebut, 10 orang dinyatakan negatif, satu orang positif dan 23 orang masih menjalani perawatan.
Sementara itu, untuk mengantisipasi membeludaknya pasien yang terjangkit virus corona di Provinsi Riau, Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar meninjau beberapa gedung yang rencananya akan digunakan untuk ruangan perawatan pasien.
Gedung rencana perawatan tersebut di antaranya Embarkasi Haji Provinsi Riau, Balai Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Riau dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Petala Bumi.
Gubri menjelaskan, rencana tambahan gedung ini juga berdasarkan instruksi dari Menteri Dalam Negeri untuk memberdayakan semua balai diklat sebagai tempat perawatan pasien yang terkena wabah virus corona.
“Saya langsung ikut melakukan peninjauan untuk melihat langsung kesiapan tempat tersebut. Ini kami lakukan untuk memastikan kesiapan tempat yang ada sehingga jika terjadi penambahan jumlah pasien, sudah ada tempat yang layak untuk digunakan. Kita juga sudah minta partisipasi rumah sakit swasta di samping rumah sakit kabupaten/kota,” ujarnya.
Ia menambahkan, sebagai alternatif lainnya, pihak Pemprov Riau juga akan memanfaatkan aula yang ada jika memang masih terjadi kekurangan gedung perawatan. “Aula yang ada akan dimanfaatkan, kami tambah fasilitasnya. Kami juga sudah menghubungi balai pertanian dan ruangan lainnya supaya bisa dipakai kalau sewaktu diperlukan,” jelasnya.(das)
Laporan ALI NURMAN dan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru