PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sebagai salah satu upaya dalam pengendalian pandemi Covid-19 yang masih mewabah, kepolisian resor kota (Polresta) Pekanbaru resmi meluncurkan aplikasi Bersama Selamatkan Riau (BSR) di aula Zapin Mapolresta Pekanbaru, Kamis (7/10).
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Pria Budi mengatakan, aplikasi ini dibuat berkaca dari aplikasi yang sebelumnya pernah dibuat Polda Riau, yakni aplikasi Dashboard Lancang Kuning untuk mengatasi permasalahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). ’’Permasalahan karhutla teratasi dengan aplikasi Lancang Kuning. Aplikasi BSR ini inisiasi dari Bapak Kapolda Riau dalam upaya pengendalian pandemi Covid-19,"ujar Kapolresta Kombes Pol Pria Budi.
Ia mengaku, sebelum adanya aplikasi BSR ini, ada kendala yang ditemukan dalam percepatan tracing (pelacakan kontak erat) pasien positif Covid-19. Banyak kendala di lapangan yang ditemui seperti nomor telepon yang bersangkutan tidak aktif, yang bersangkutan tidak ada di rumah, dan hal lainnya.
"Dengan BSR ini tidak ada lagi kendala. Apa kendala terjawab dan terdata baik dalam aplikasi ini. Kemungkinan permasalahan di lapangan sangat kecil terjadi,"jelasnya.
Dikatakan Kapolresta, aplikasi ini sebagai upaya mencegah terjadinya gelombang ketiga lonjakan kasus Covid-19. Ia mengaku optimis melalui aplikasi ini dapat mencegah terjadinya kemungkinan gelombang ketiga lonjakan Covid-19 di Kota Pekanbaru khususnya.
Dijelaskannya, aplikasi ini dapat di download dengan mudah melakukan Play Store. "Terdata jelas pasien positif, dan nakes bisa memberikan rekomendasi terkait penanganan kesehatan. Aplikasi ini juga dapat mengetahui terkait proses vaksinasi karena terhubung data dari pusat,"paparnya.
Sementara itu, Wali Kota (Wako) Pekanbaru Firdaus menyebut, aplikasi ini merupakan inovasi dari Polda Riau untuk penanganan dan pengendalian Covid-19 dengan baik. ’’Dalam evaluasi terakhir, Kota Pekanbaru masih berada di level 2 PPKM. Kita belum memenuhi indikator untuk turun level I, kita tersangkut dua hal,"kata Wako.
Pertama, terkait jumlah vaksinasi Covid-19 kelompok lanjut usia (lansia). Ada sekitar 14 ribu lebih lansia yang belum menjalani vaksinasi.
Kedua, Kota Pekanbaru masih belum memenuhi indikator untuk tracing (pelacakan kontak). Untuk turun ke level I PPKM tracing harus 1 banding 14.
"Kita baru di bawah 5. Jadi satu kasus positif, kita baru di bawah 5 (lakukan tracing). Kendala yang masuk ke dalam data pusat, itu yang masih bias,"terangnya.
Ditambahkannya, melalui aplikasi BSR ini diharapkan agar percepatan tracing dapat dilakukan.(dof/rio)