WARGA SEBUT ADA PENYEMPITAN ALIRAN SUNGAI SAIL

Pj Wako Kunjungi Lokasi Banjir

Pekanbaru | Jumat, 07 Oktober 2022 - 08:50 WIB

Pj Wako Kunjungi Lokasi Banjir
Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun berdialog dengan warga saat melakukan peninjauan lokasi banjir di Gang Rajawali, Jalan Gunung Raya, Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, Kamis (6/10/2022). (ISTIMEWA)

TENAYAN RAYA (RIAUPOS.CO) -  Penjabat Wali Kota (Pj Wako) Pekanbaru Muflihun meninjau lokasi banjir, Kamis (6/10). Salah satu lokasi yang didatangi adalah permukiman warga di Gang Rajawali, Jalan Gunung Raya, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya.Tak hanya meninjau, Muflihun juga berdialog dengan warga serta menyerahkan bantuan untuk warga terdampak banjir.

Menurut Pj Wako, bencana banjir yang menimpa sejumlah besar wilayah Kota Pekanbaru tersebut tak hanya disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur kota. Tetapi juga disebabkan oleh meluapnya air Sungai Sail, sehingga membuat sejumlah permukiman warga terendam.


"Ini kan bencana, karena memang dua hari yang lalu saat hujan kami monitor di lapangan, semua sungai tengah mengalami peningkatan volume air, sehingga air hujan yang berada di sejumlah jalan tidak mampu tertampung oleh sungai yang ada," kata Pj Wako.

Ia mengimbau dan meminta masyarakat untuk tidak langsung memvonis pemerintah tidak bekerja atau pemerintah tidak peduli terhadap bencana yang dihadapi oleh masyarakat. Ia katakan, selama ini pemerintah sudah berusaha melakukan antisipasi berupa melakukan pengerukan terhadap Sungai Sail dan normalisasi drainase yang ada di badan jalan. "Namun bencana ini merupakan faktor alam," sebutnya lagi.

Pihaknya juga meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap adanya kemungkinan banjir lagi, karena memang saat ini Pekanbaru sudah memasuki musim hujan. "Sekarang kita semua harus waspada, khususnya untuk masyarakat yang ada di pinggiran sungai agar lebih hati-hati dan waspada. Karena yang namanya alam ini tidak bisa kita lawan. Kita manusia hanya bisa berusaha untuk bagaimana tidak banjir. Tapi kalau intensitas hujan itu memang sangat tinggi, manusia tentu tidak bisa menghentikannya. Kita yang harus lebih waspada dan hati-hati," ujarnya mengingatkan.

Pj Wako juga mengimbau masyarakat untuk kembali menggiatkan gotong royong, khususnya membersihkan parit dan drainase. Ia juga meminta suruh camat, lurah, ketua RT/RW menggalakkan gotong royong. Begitu juga dari Bhabinkamtibmas untuk ikut mengawasi dan PUPR diminta untuk mengontrol.

"Kita minta masyarakat jangan buang sampah di parit. Kalau ada sampah di parit, kita bersihkan. Minimal di halaman rumah sendiri. Sehingga dari rumah satu ke rumah lainnya paritnya bersih dan nyambung," tegasnya.

Ada Penyempitan Badan SungaiSementara itu, salah seorang warga Robi mengatakan, banjir yang merendam puluhan rumah warga di bantaran Sungai Sail, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya diduga disebabkan adanya penyempitan badan sungai.

Pasalnya, aliran Sungai Sail yang bermuara ke Sungai Siak ini mengalami penyempitan sebelum Jembatan Jondul. Di mana terdapat tiang yang menghambat laju air ke arah jembatan. Sehingga banyak sampah dan tanah yang menumpuk di lokasi tersebut dan menyebabkan aliran air sungai tidak lancar.

"Kami maunya sungai ini dilakukan pengerukan dan tiang yang ada di sana dipindahkan agar sampah dan tanah tidak menghambat laju air," pintanya.

Sementara itu, Ketua RW 3 Kelurahan Rejosari, Dulkholik mengatakan, terdapat 37 rumah dari dua RT yang terdampak banjir di lingkungannya. Pada RT 2, ada 26 rumah dan RT 3 ada 11 rumah yang terendam banjir.

Bahkan hingga kini masih ada beberapa rumah lagi yang terendam banjir, tepatnya yang berada dekat dengan bantaran Sungai Sail.

"Sekarang air Sungai Sail masih tinggi dan salah satu penyebab banjir ini adalah adanya penyempitan sungai di dekat Jembatan Jondul. Kalau dulu ya lancar, semenjak ada tiang di dekat jembatan itu, sehingga air mengecil. Semenjak ada tiang di Jondul itu, banjir semuanya," ungkapnya.

Terkendala Alat Berat Terpisah, Kepala Dinas PUPR Pekanbaru Indra Pomi Nasution menyebut, untuk memaksimalkan normalisasi Sungai Sail diperlukan alat berat jenis amphibi berukuran besar. Namun Dinas PUPR terkendala minimnya alat berat dalam melakukan normalisasi Sungai Sail.

Ia sebutkan, alat berat yang dimiliki saat ini berukuran kecil sehingga memperlambat proses pengerukan sedimen sungai. "Kami sudah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) untuk meminta bantuan," ujar Indra Pomi, Kamis (6/10).

Namun, hingga kini belum ada alat berat yang dimaksud diturunkan sehingga Indra Pomi pesimistis normalisasi Sungai Sail dapat diselesaikan dalam waktu dekat.(ayi/dof)

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook