PTM Tak Syaratkan Siswa Divaksin

Pekanbaru | Selasa, 07 September 2021 - 09:17 WIB

PTM Tak Syaratkan Siswa Divaksin
Kepala Disdik Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Vaksinasi Covid-19 tidak menjadi syarat bagi siswa atau peserta didik untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM). PTM di Pekanbaru akan diterapkan saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) turun dari level 4 ke level 3.

Saat PTM diterapkan, siswa masih bisa mengikuti belajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat walaupun belum divaksin Covid-19.


Kepala Disdik Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas, Senin (6/9) mengatakan, meski tidak menjadi syarat dalam belajar tatap muka, pihaknya terus mendorong untuk percepatan vaksinasi di kelompok pelajar.

"(siswa, red) kami vaksin. Tapi masuk (sekolah, red) tidak menunggu vaksin," kata dia.

Menurutnya, vaksinasi kelompok pelajar saat ini masih berlangsung. Sudah ada sekitar 4 ribu siswa yang mendapatkan suntikan vaksin Covid-19. Sementara total siswa yang wajib vaksin mencapai 32 ribu siswa.

Ribuan siswa ini terdiri dari sekolah negeri dan swasta dengan usia di atas 12 tahun. Ismardi menyatakan, capaian vaksinasi bagi kelompok pelajar masih rendah. "Baru 4 ribu siswa, kan masih banyak yang belum vaksin. Yang baru vaksin ini kan yang (sekolah, red) negeri," imbuhnya.

Salah satu kendala capaian masih rendah akibat stok ketersediaan vaksin terbatas. Ia berharap jika tambahan vaksin datang dari pusat, agar penerima vaksin juga di prioritaskan untuk kelompok pelajar.

Ia menyebut, sekolah tatap muka akan dimulai jika PPKM Kota Pekanbaru telah turun ke level 3. Sekolah dibuka secara bertahap untuk tingkat SD dan SMP. Rencananya sekolah tatap muka bakal dimulai pekan ini seiring PPKM level 4 di Kota Pekanbaru berakhir.

PTM Harus dengan Prokes Ketat

Dalam pada itu, anggota Komisi III DPRD Pekanbaru Zulkarnain menyambut, baik rencana Pemko Pekanbaru memulai PTM.Namun ia mengingatkan bahwa PTM harus dijalankan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes yang ketat).

"Tentu kita sambut baik, dan harapan kita, juga harapan banyak orang tua murid supaya sekolah tatap muka bisa segera direalisasikan," ujar Zulkarnain kepada wartawan, Senin (6/9).

Disampaikan politisi PPP ini juga, tren baik dari status Covid-19 ini harapkan dapat dipertahankan oleh perilaku masyarakat yang tetap mematuhi penerapan prokes di mana saja berada. "Melihat tren kasus Covid-19 di Kota Pekanbaru, sangat memungkinkan dan berpeluang untuk melakukan sekolah tatap muka, dan satgas juga harus sudah melakukan pemetaan wilayah," tegasnya.

Disdik Pekanbaru diminta mempersiapkan teknis untuk belajar tatap muka terbatas. Termasuk format yang harus dilaksanakan, yakni membagi jadwal pembelajaran, membagi jadwal masuk, dan jadwal daring. Sebab, sesuai arahan pemerintah, tahap awal sekolah tatap muka tidak bisa langsung semua.

"Intinya semua sekolah sudah harus mempersiapkan diri dengan prokes di sekolah seperti yang pernah di syaratkan, menyediakan tempat cuci tangan, menyiapkan tenaga untuk mengukur suhu badan dan pengawasan penggunaan masker," urainya.

Disampaikan Zulkarnain lagi, dari skema yang diterima Komisi III untuk sekolah tatap muka, dua bulan awal September dan Oktober ini polanya 50 persen tatap muka dan 50 persen belajar daring di rumah. Kemudian setelah dua bulan ke depan, akan dilakukan evaluasi hasil pelaksanaan sekolah tatap muka terbatas tahap awal.

"Kita terus support untuk belajar tatap muka ini. Tapi tetap dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Ini yang penting diterapkan tiap hari," sarannya.

Untuk itu juga, dalam pekan ini Komisi III sudah mengagendakan untuk hearing dengan Disdik menyoal teknis sistem sekolah yang akan kembali di buka. "Sudah kami agendakan untuk hearing dengan Disdik," tuturnya.(yls)

Laporan M ALI NURMAN dan AGUSTIAR, Kota

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook