PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pertamina senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan layanan bahan bakar minyak (BBM) ke seluruh masyarakat Indonesia termasuk wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Hingga saat ini, Pertamina sudah menyalurkan 38 titik SPBU BBM Satu Harga di seluruh wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).
Area Manager Communication, Relations, & CSR Sumbagut PT Patra Niaga Taufikurachman mengungkapkan, BBM Satu Harga sendiri merupakan program pemerintah untuk menghadirkan BBM hingga wilayah 3T agar dapat menikmati BBM dengan kualitas dan harga yang sama dengan wilayah lainnya. "Untuk wilayah Sumbagut, hingga saat ini sudah tersedia 38 titik SPBU BBM Satu Harga yang melayani masyarakat 3T. Untuk ke depannya, Pertamina akan terus meningkatkan jangkauan BBM Satu Harga," ujar Taufikurachman, Senin (6/6).
Taufikurachman menambahkan, untuk sebaran SPBU BBM Satu Harga di wilayah Provinsi Aceh terdapat 6 titik, Provinsi Sumatera Utara 14 titik, Provinsi Riau 3 titik, Provinsi Sumatera Barat 6 titik, dan Provinsi Kepulauan Riau terdapat 9 titik. Sedangkan SPBU BBM Satu Harga yang sedang dalam perkembangan sebanyak 8 titik di wilayah Sumbagut.
Sedangkan dari sisi elpiji, Pertamina menghadirkan program One Village One Outlet (OVOO). Program OVOO ini merupakan pemekaran outlet elpiji 3kg untuk menyediakan elpiji hingga ke seluruh kecamatan dan desa/kelurahan di Indonesia. "Untuk wilayah Sumbagut, hingga saat ini OVOO sudah mencakup 1.098 kecamatan serta 13.958 kelurahan yang ada," tuturnya.
Taufikurachman juga menjelaskan kalau OVOO bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan elpiji sehingga masyarakat mendapatkan elpiji dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET) di setiap daerahnya tanpa perlu lagi membeli harga tinggi di pengecer.
Sebaran OVOO, 278 kecamatan dan 5.214 kelurahan di Provinsi Aceh, 446 kecamatan dan 5.627 kelurahan di Provinsi Sumatera Utara. 166 kecamatan dan 1.792 kelurahan di Provinsi Riau. 169 kecamatan dan 1.116 kelurahan di Provinsi Sumatera Barat, 38 kecamatan dan 209 kelurahan di Kepulauan Riau.(esi)
Laporan MUJAWAROH ANNAFI, Pekanbaru