TIKET MAHAL

Omzet Gerai UMKM Turun Drastis

Pekanbaru | Sabtu, 06 April 2019 - 10:45 WIB

Omzet Gerai UMKM Turun Drastis
SEPI: Suasana di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru yang sepi penumpang dampak dari mahalnya tiket pesawat dan pemberlakuan bagasi berbayar oleh pihak maskapai, Jumat (5/4/2019). (*3/SAID MUFTI/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Harga tiket pesawat masih mahal. Ini dibarengi dengan kebijakan bagasi berbayar oleh sejumlah maskapai. Dampaknya begitu terasa pada sejumlah sektor perekonomian di Riau. Pantauan Riau Pos di  sejumlah gerai UMKM di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru mulai mengalami penurunan pendapatan, Jumat (5/4).

Rani (27) salah seorang karyawan kaos khas Riau mengatakan, sejak Januari hingga awal April, harga tiket yang melonjak drastis dan tak kunjung turun membuat usahanya mengalami penurunan omzet. Calon penumpang masih enggan membelanjakan uangnya untuk membeli produk olahan khas Riau sebagai buah tangan.

Baca Juga :Sopir Bus Dites Urine

“Situasi masih sama saja dengan beberapa bulan sebelumnya, belum ada perubahan. Kami saja sampai pusing mau jualan kaos. Sudah kami kasih diskon sebagai daya tarik, tapi penumpang masih enggan belanja,” ucapnya.

Selama harga tiket terus meroket naik, pihaknya hanya mampu menjual beberapa barang. Hal ini berbanding terbalik saat harga tiket masih stabil dan membuat produk oleh-oleh khas Riau yang dijualnya banyak diburu pembeli.

“ Sudah turun drastis 80 persen. Kalau dulu kami masih bisalah dapat pemasukan jutaan per hari. Ini jangankan jutaan, satu baju saja tak ada laku hari ini (kemarin, red),” katanya.

Sementara itu, Cintia (24) salah seorang penjual pakaian online menuturkan, sejak adanya kebijakan bagasi berbayar membuat usaha online-nya sedikit tersendat. Pasalnya, produk jualannya yang berasal dari Batam sering mengalami keterlambatan pengiriman akibat adanya peraturan baru dari provinsi setempat dan juga adanya kebijakan bagasi berbayar.

“Sampai sekarang masih berdampak sih. Biasanya dalam sehari itu pesanan orang bisa sampai 20 barang. Sekarang paling banyak hanya 10 saja yang didominasi produk tas impor. Saya malah takut mendekat Idulfitri ini harga akan naik lagi, dan malah membuat pelanggan berpikir dua kali untuk belanja produk impor karena biaya kirim yang juga ikut naik,” katanya.

Sejak melonjaknya tiket pesawat aktivitas bandara dilanda kesunyian. Bandara SSK II pun turut sepi. Hal itu juga ditandai dengan menurunnya aktivitas porter yang berlalu lalang. Salah satu porter sebut saja namanya Badri yang bertugas di pos keberangkatan dengan shif pukul 12.00 WIB sampai dengan selesai, mengaku sejak kenaikan harga tiket aktivitas di bandara sering sepi. Hanya saat umrah yang ramai. Berbeda dengan dulu yang setiap harinya ramai. Hal tersebut diakui, pendapatannya menurun drastis. Dulunya minimal Rp 50 ribu bahkan bisa sampai 200.

“Kini pernah sehari hanya dapat lima ribu, pernah juga tidak dapat. Sebab uang yang dihasilkan hanya cukup untuk disetor ke bos,” katanya.(ayi/*3)

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook