PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kota Pekanbaru mulai memasuki puncak musim penghujan. Warga pun diimbau untuk terus waspada terhadap potensi terjadinya bencana alam seperti puting belung, banjir dan tanah longsor.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru Zarman Candra mengatakan, meskipun saat ini Kota Pekanbaru masih dalam kondisi musim hujan, namun potensi cuaca ekstrim bisa saja terjadi di Kota Pekanbaru akibat perubahan cuaca yang terjadi secara drastis dari pagi hingga malam, sehingga pihaknya akan terus melakukan Imbauan bagi masyarakat di wilayah rawan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
”Terutama di sekitar aliran sungai, kami imbau masyarakat mewaspadai ancaman cuaca ekstrem dan sudah memasuki musim penghujan,” katanya, Senin (4/12).
Dirinya mengaku saat ini curah hujan memang masih fluktuatif. Namun potensi angin kencang masih terlihat di beberapa lokasi.
Pihaknya pun melakukan koordinasi dengan dengan dinas terkait. Ia menyebut Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru diharapkan bisa memangkas pohon yang sudah tua.
”Kita tentu tidak ingin ada pohon tua yang tumbang saat angin kencang melanda,” ulasnya.
Tim juga terus melakukan pemantauan di lokasi yang rawan banjir. Mereka memantau kawasan itu pascahujan melanda kota. Mereka juga melakukan sosialisasi sebagai edukasi agar mengantisipasi ancaman banjir. Mereka juga melakukan kordinasi dengan BPBD Provinsi Riau.
”Kami imbau masyarakat untuk dapat melakukan pengaduan bencana melalui call center BPBD dengan menghubungi 08117651464. Masyarakat dapat melaporkan bencana melalui call center tersebut,” ajaknya.
Potong Pohon Rawan Tumbang
Dalam pada itu, anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru Masni Ernawati juga meminta masyarakat Kota Pekanbaru meningkatkan kewaspadaan di musim penghujan seperti saat ini.
Sebagaimana peringatan yang dirilis BMKG Riau Stasiun Pekanbaru, warga diminta untuk waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang terjadi di wilayah Riau.
”Makanya sebagai antisipasi bahaya hujan itu, kita minta kepada DLHK untuk melakukan pemantauan, cek ke lapangan terhadap pohon-pohon yang rawan tumbang, atau dahan-dahan yang membahayakan untuk di lakukan pemotongan,” kata Masni Ernawati kepada wartawan, kemarin.
Kepada masyarakat juga, diimbau politisi Golkar ini, untuk ikut membantu dengan melaporkan kepada OPD terkait jika ditemukan Pohon-pohon yang mencemaskan.
”Laporkan langsung kepada OPD terkait untuk diambil langkah cepat pemotongan. Dalam hal ini, diminta masyarakat tidak memotong sendiri,” paparnya.
Peran aktif masyarakat memang diharapkan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. Seperti rumah ketimpa pohon, jalanan tertutup dampak pohon tumbang, dan ketimpa saat berkendara, dan dampak lain dari bahaya pohon tumbang ini.
Sementara, DLHK Pekanbaru juga mengingatkan kepada masyarakat untuk melakukan penebangan pohon tanpa koordinasi dengan pihaknya.
Ditegaskan Kepala DLHK Pekanbaru Hendra Afriandi, jika ada permintaan pemangkasan atau penebangan pohon, warga dimintanya membuat surat permohonan kepada DLHK.
”Kalau ada permintaan penebangan atau pemangkasan pohon, segera lapor ke kami dengan mengajukan surat permohonan. Akan kami tindaklanjuti,” ujarnya.
Berhubung dengan cuaca saat ini, Hendra juga berharap ada peran aktif masyarakat melaporkan kondisi pohon-pohon yang membahayakan tersebut.
Belum lama ini Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II - Pekanbaru Ramlan SSi MSi, Jumat (1/12) kondisi cuaca saat ini sudah memasuki musim hujan baik di Indonesia dan puncak musim hujan di Kota Pekanbaru dan wilayah di Provinsi Riau.
Hal ini bukan karena adanya pengaruh siklon, namun karena pengaruh Angin Monsun barat (angin dari Asia) yang bersifat basah, kemudian dipicu juga oleh penomena MJO (Maden Jullian Oscilation yaitu massa uap air basah yg bergerak dari Barat ke Timur disekitar Khatulistiwa, sehingga pertumbuhan awan hujan semakin masif.
Madden Julian Oscillation (MJO) ini sendiri merupakan suatu gelombang atau osilasi non seasonal yang terjadi di lapisan troposfer yang bergerak dari barat ke timur dengan periode osilasi kurang lebih 30-60 hari.
Fenomena ini sangat berdampak terhadap kondisi anomali curah hujan pada suatu wilayah yang dilaluinya, sehingga perlu diwaspadai akibat hujan lebat dan angin kencang, baik genangan/banjir, tanah longsor maupun pohon tumbang.
”Pekanbaru menjadi kawasan yang sangat rentan mengalami dampak dari fenomena alam tersebut seperti banjir dan tanah longsor dan juga fenomena angin puting beliung,” katanya.(ayi/gus/yls)
Laporan TIM RIAU POS, Kota