Dilakukannya penyekatan di sejumlah ruas jalan protokol dalam rangka PPKM level 4 di Kota Pekanbaru tak membuat para pengendara roda dua dan empat kehabisan akal. Mereka rela memilih jalan alternatif meski kondisinya rusak dan berlumpur.
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sudah sepekan lebih warga Kota Pekanbaru diminta untuk mengurangi mobilitas di luar rumah. Sejak 26 Juli lalu, di Kota Pekanbaru diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PPKM) level 4. Sejumlah ruas jalan protokol ditutup dengan alasan untuk meminimalisir mobilitas warga.
Meskipun banyak ruas jalan protokol yang disekat oleh petugas, namun hal itu tak lantas membuat warga kota berkurang di rumah. Beberapa di antaranya demi bisa sampai ke lokasi tujuan, berupaya mencari jalan-jalan alternatif. Bahkan sebagian rela melintasi badan jalan yang mengalami rusak parah dan penuh dengan kubangan berlumpur.
Pantauan Riau Pos, Rabu (4/8), petugas melakukan penyekatan tepat di simpang Jalan Tuanku Tambusai dari arah Jalan Soe karno Hatta.
Di Jalan Soekarno Hatta, ada jalur lambat yang belum beraspal. Di jalan inilah pengen dara di Jalan Soekarno Hatta dari arah Jalan Riau melintas agar bisa masuk ke Jalan Tuanku Tambusai.
Bahkan, beberapa pengendara sepeda motor rela mengangkat motor mereka untuk bisa naik ke atas median jalan yang ada di dekat ruko.
Robi, salah seorang pengen dara ojek online (ojol) mengaku, dirinya tidak memiliki jalan lain untuk bisa segera sampai ke lokasi pemesanan customer-nya.
Pasalnya, hampir semua jalan alternatif di dekat pusat perbelanjaan mengalami macet total sehingga untuk bergerak dan keluar dari kemacetan tersebut dirinya membutuhkan waktu lebih dari 30 menit.
"Kalau nggak lewat dekat jalan rusak ini mau lewat mana lagi? Semua jalan sudah ditutup. Kami minta izin pun mereka pilih kasih. Kadang dibolehkan lewat, kadang ojol lain nggak boleh lewat," ujarnya, kemarin.
Lanjut Robi, meskipun nantinya ia harus mengeluarkan uang tambahan untuk memperbaiki kendaraannya yang rusak karena melintasi badan jalan yang bergelombang dan penuh lumpur, Robi mengaku siap.
Karena saat ini dirinya harus bekerja ekstra untuk bisa memenuhi keperluan sehari-hari rumah tangganya.
"Kalau rusak itu urusan nanti lah. Yang penting saya bisa jalankan pesanan customer dulu. Ya kalau pun rusak paling diperbaiki sendiri biar nggak keluar biaya lebih,"katanya lagi.
Ia berharap, pemerintah dapat segera menyelesaikan masalah penyekatan jalan yang dinilai nya tidak ada manfaatnya untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.
Menurutnya, akibat penutupan dan penyekatan jalan protokol oleh pemerintah ini malah menyebabkan sejumlah jalan alternatif penuh sesak dengan pengendara roda dua dan empat hingga terjebak dalam kemacetan panjang.
"Sudahlah, nggak usah disekat lagi. Ini malah menyengsarakan masyarakat. Apalagi kan anggaran tidak ada dari pemerintah untuk membantu masyarakat yang terdampak dari penyekatan ini,"tegas dia.
Hal senada juga diungkapkan Viad, salah seorang pengendara roda empat yang kemarin tampak ikut nekat menerobos jalan rusak dan berlubang tersebut. Menurutnya, jalan alternatif di dekat Transmart Pekanbaru sudah penuh dengan kendaraan roda empat dan roda dua, sehingga ia hanya bisa mengikuti langkah pengendara lainnya, untuk bisa terbebas dari penyekatan ini.
"Nggak ada, saya ngikut saja tadi lihat pengendara lain lewat jalan rusak ini. Ya, daripada harus terkena macet lama di jalan alternatif sana,"ucapnya.
Ia berharap, pemerintah tidak lagi melakukan perpanjangan penerapan PPKM level 4 dan lebih fokus lagi dalam memberikan solusi kepada masyarakat yang terdampak dari pandemi ini.
"Bagusnya nggak usah diperpanjang lagi. Nggak ada gunanya. Malah menyusahkan masyarakat saja. Lebih baik fokus terdapat penanganan dan solusi bagi masyarakat yang akibat penerapan PPKM level 4 ini malah kehilangan pekerjaan karena tempat usaha dan tempatnya mencari nafkah ditutup paksa. Itu baru bagus,"katanya.***