PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sekitar 152.056 warga Kota Pekanbaru, hingga kini masih menunggu pemberian vaksinasi dosis tahap kedua. Untuk jumlah ini keperluan vaksin berkisar 15.206 vial.
"15.026 vial vaksin ini rencana keperluan sampai 25 April 2022," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Zaini Rizaldy Saragih, Senin (4/4).
Disampaikannya, 152.056 warga yang menunggu vaksinasi dosis tahap kedua itu terdiri dari warga lanjut usia (lansia), usia produktif 18-59 tahun, remaja usia 12-17 tahun dan anak-anak usia 6 sampai 11 tahun.
Untuk lansia di Kota bertuah ini, dirincikan Zaini, warga yang menanti vaksinasi dosis tahap kedua sebanyak 4.331 orang dengan kebutuhan vaksin 433 vial.
Kemudian usia produktif 18-59 tahun ada 106.150 orang yang belum divaksinasi tahap dua dengan kebutuhan vaksin 10.615 vial. Sementara remaja 12-17 tahun, jumlah yang belum divaksinasi dosis kedua sebanyak 17.400 orang dengan kebutuhan vaksin 1.740 vial.
"Sedangkan untuk anak usia 6 sampai 11 tahun, ada 24.175 orang yang menunggu vaksinasi dosis tahap dua dengan kebutuhan vaksin 2.418 vial," ujarnya.
Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru mengklaim, jika pemberian vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6 hingga 11 tahun meningkat. Peningkatan dalam beberapa hari terakhir ini terjadi seiring adanya ultimatum yang diberikan oleh Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT.
Sebelumnya, Wako Pekanbaru menegaskan akan menutup Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah swasta dan mencopot jabatan kepala Sekolah Dasar (SD) negeri yang peserta didiknya masih banyak yang belum divaksinasi.
"Sudah mulai ada (peningkatan) sejak pak Wali Kota perintahkan kemarin," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Indah Vidya Astuti, Senin (4/4).
Disampaikannya, selama ini vaksinasi anak belum dapat dituntaskan karena masih ada orang tua yang menolak anaknya divaksinasi. Hal itu berdasarkan laporan dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru.
"Laporan Disdik, kan orang tua banyak yang tidak mau. Pak Wali Kota kemarin perintahkan supaya segera diselesaikan, karena masih dibawah 70 persen," ucap mantan Camat Tenayan Raya ini.
Untuk pelaksanaan vaksinasi anak, lanjut Indah, pihaknya menerapkan dua skema yang mana bagi peserta didik dengan jumlah anak yang akan divaksinasi mencapai ratusan orang, tim vaksinator akan langsung memberikan pelayanan di sekolah.
"Tapi kalau jumlahnya sedikit, kami anjurkan ke puskesmas. Kalau jumlahnya ratusan, kita datang ke sekolah. Jadi kalau 20 atau 50 orang, datang ke Puskesmas aja," tutupnya.
Sebelumnya, Wako Pekanbaru Firdaus memerintahkan ke Dinas Pendidikan untuk menutup pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah swasta yang peserta didiknya tidak divaksinasi.
"Jadi kita tegas saja. Kalau swasta ndak mau, ndak bisa kepala sekolahnya membujuk (peserta didik agar divaksin), kita tutup saja untuk belajar tatap mukanya," tegasnya, Senin (28/3), menyikapi masih banyaknya peserta didik tingkat Sekolah Dasar (SD) swasta yang belum menjalani vaksinasi.
Kemudian bagi SD negeri yang tidak bisa menuntaskan vaksinasi, Wali Kota memerintahkan ke Dinas Pendidikan untuk mengganti kepala sekolah bersangkutan.
"Kalau sekolah negeri, tak mampu kepala sekolahnya, ganti," pintanya.(lim)
Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru