PENGHORMATAN BAGI PELDA ANUMERTA RAMA WAHYUDI

Dedikasi Almarhum Bikin Bangga Riau

Pekanbaru | Sabtu, 04 Juli 2020 - 05:56 WIB

Dedikasi Almarhum Bikin Bangga Riau
Anita, istri almarhum Pelda Anumerta Rama Wahyudi memeluk peti jenazah sang suami saat tiba di rumah duka, Jalan Garuda Sakti Km 6, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Jumat (3/7/2020).(DEFIZAL/RIAUPOS.CO)

Aula Diberi Nama Rama Wahyudi
Penghargaan tertinggi juga diberikan Denpal 1/4 Pekanbaru kepada Peltu Anumerta Rama Wahyudi yang gugur dalam bertugas. Nama Rama Wahyudi diabadikan untuk nama salah satu gedung aula di kesatuan tersebut. Gedung aula yang berada di Jalan Ahmad Yani dibangun pada Februari 2020, dan rampung di bulan Juni. Peresmian aula itu telah dilakukan usai proses pemakaman Peltu Anumerta Rama Wahyudi.

"Kami sudah meresmikan gedung aula itu. Kami mengabadikan nama almarhum (Rama Wahyudi, red) sebagai nama salah satu gedung aula di Denpal 1/4 Pekanbaru," ujar Dandenpal 1/4 Pekanbaru Kolonel Cpl Joto Wirotomo Marpaung.


Diakui Joto, sebenarnya pihaknya tidak memiliki rencana mengabadikan nama almarhum untuk gedung aula tersebut. Akan tetapi, selesainya pembangunan aula itu bertepatan dengan gugurnya personel pasukan penjaga perdamaian PBB dalam bertugas di Kongo.

"Maka sebagai bentuk penghargaan, kami mengabadikan nama Rama Wahyudi. Agar semangat juangnya bisa dicontoh adek-adeknya (prajurit TNI, red). Karena almarhum merupakan salah satu anggota terbaik kami," papar Joto.

Misi Kemanusiaan Kongo Berlanjut
Hanggar Skadron Udara 17 Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma menjadi saksi pelepasan Pelda Anumerta Rama Wahyudi. Jumat (3/7) Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto melepas prajurit TNI yang gugur dalam tugas di Republik Demokratik Kongo tersebut. Dari Jakarta, jenazah Rama diterbangkan ke kampung halamannya di Pekanbaru, Riau.

Hadi memastikan segala urusan terkait hak Rama sudah tuntas. Selain kenaikan pangkat anumerta, pemerintah Indonesia maupun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah memberikan tanda duka cita. "Hak-hak beliau baik yang dari dalam negeri maupun dari PBB sudah," ungkap orang nomor satu di tubuh TNI itu. Kehilangan Rama dalam misi kemanusiaan di bawah bendera PBB tentu menyisakan luka mendalam.

Bagi TNI, personel yang dikirim untuk bertugas ke luar negeri di bawah naungan PBB merupakan prajurit pilihan. Mereka orang-orang terbaik dari institusi militer Tanah Air. "TNI merasa kehilangan seorang prajurit terbaik," kata Hadi. Untuk itu, Hadi menjanjikan bakal dilaksanakan evaluasi. "Dan kami laksanakan juga evaluasi atas kejadian itu," tegas mantan KSAU tersebut.

Menurut Hadi, evaluasi yang akan dilaksanakan instansinya menyangkut teknis pelaksanaan tugas. Yakni terkait dengan taktik pelaksanaan misi di Kongo. "Yang kami inginkan, kegiatan di sana secara taktis di lapangan semuanya aman," ungkap Hadi.(rir/sol/dof/yus/syn/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook