Anak Leopard Mati Akibat Parvovirus

Pekanbaru | Selasa, 04 Februari 2020 - 09:35 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) --  Seekor anak leopard berusia tiga bulan mati saat menjalani pe­­rawatan di Kebun Binatang Kasang Kulim, Kabupaten Kampar. Yakni kebun binatang di bawah naungan Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau. Kematian anak leopard ini diduga akibat terserang virus parvovirus yang menyerang bagian pencernaannya.

Dokter hewan BBKSDA Riau Rini menjelaskan, kondisi leo­pard pada 28 Januari lalu dalam keadaan sehat. Namun pada 31 Januari kesehatannya menurun ditandai dengan nafsu makan berkurang dan muntah.


"Kami melakukan tindakan medis dan pengobatan terhadap leopard dengan pemberian cairan infus untuk menghindari dehidrasi dan menambah cairan tubuhnya yang hilang karena muntah. Kemudian memberikan obat-obat untuk daya tahan tubuh serta memberikan atibiotik dan memberikan obat antimuntah," ujar Rini kepada Riau Pos, Senin (3/2).

Kemudian, pada sore harinya kondisi leopard kembali menurun, lemas, banyak berbaring, kurang lincah kemudian diikuti dengan sesak napas. Akhirnya leopard itu tidak tertolong lagi.

"Hasil pemeriksaan setelah dilakukan bedah bangkai diketahui leopard menderita penyakit yang disebabkan virus parvovirus yang menyerang bagian pencernaan. Virus tersebut juga bisa juga menjalar ke bagian saluran pernapasan," sebutnya.

Lebih jauh Rini menjelaskan, virus parvovirus tersebut ada pada setiap makhluk. Dia akan tumbuh dan berkembang apabila kondisi daya tahan tubuh berkurang. Virus parvovirus ini juga menyerang daya tahan tubuh. Terkait dugaan salah dalam pemberian makanan, Rini menjelaskan setelah dilakukan bedah bangkai tidak menemukan benda-benda yang tidak pantas dimakan Leopard.

"Virus parvovirus umum menyerang bangsa kucing. Virus itu bisa menular dari mana saja misalnya dari kotoran, air ludah atau bahkan juga dari udara. Karena di situ juga selain anak Leopard juga ada jenis singa. Dan singa juga ada terindakasi terkena virus parvovirus, namun bisa kami obati dan bisa diselamatkan. Anak leopard tersebut bisa saja tertular dari singa tersebut ," terangnya.

Sementara Kepala Balai Besar KSDA Riau Suharyono menambahkan, pihaknya hanya bersifat menerima titipan. Seperti yang diketahui BBKSDA memiliki mitra lembaga konservasi yang sah di Provinsi Riau ini hanya satu yaitu Kebun Binatang Kasang Kulim. Dengan kejadian kematian ini, kalau memang diperlukan ada evaluasi tentang tempat penitipan ini atau diperlukan lembaga konservasi yang lebih representatif di luar Provinsi Riau, pihaknya siap mengkomunikasikan. (dof)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook