PEKANBARU

Harga Minyak Goreng Naik, Pemprov Koordinasi dengan Distributor

Pekanbaru | Rabu, 03 November 2021 - 10:04 WIB

Harga Minyak Goreng Naik, Pemprov Koordinasi dengan Distributor
ASRIZAL (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kenaikan harga kelapa sawit di Riau, memberikan kabar bahagia bagi para petani. Namun kenaikan harga tersebut juga berdampak pada kenaikan harga minyak goreng (migor) yang saat ini juga dikeluhkan masyarakat.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Riau, Asrizal mengatakan, kenaikan harga minyak goreng saat ini terjadi merata di seluruh Indonesia. Hal tersebut terjadi karena kenaikan harga bahan baku yakni kelapa sawit.


"Kenaikan harga minyak goreng ini merata, jadi bukan di Riau saja. Itu terjadi karena bahan baku minyak goreng yakni sawit sekarang naik," kata Asrizal.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk mengantisipasi agar kenaikan harga minyak goreng tidak terus melambung. Pihaknya akan berkoordinasi dengan distributor minyak goreng untuk tetap menjaga pasokannya.

"Jadi kami koordinasi dengan distributor minyak goreng untuk tetap menjaga pasokan, kemudian tidak menaikkan harga terlalu tinggi," ujarnya.

Saat ditanyakan apakah pihaknya akan melakukan operasi pasar dengan tingginya harga minyak goreng tersebut, Asrizal mengaku jadwal pelaksanaan operasi pasar dilakukan jelang Natal Desember mendatang. "Kalau untuk operasi pasar belum kami lakukan, karena  jadwalnya jelang Natal bulan depan. Jadi ini memang karena bahan bakunya yang naik, bukan karena kelangkaan," sebutnya.

Masyarakat Mengeluh 

Sementara itu, beberapa pekan terakhir sejumlah masyarakat terus mengeluhkan tingginya harga minyak goreng yang dijual di pasaran.

Tak hanya masyarakat, sejumlah pedagang di pasar tradisional di Kota Pekanbaru juga mulai mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng yang mulai membuat pembelian minyak goreng menurun. 

Pantauan Riau Pos, di Pasar Lima Puluh tampak sejumlah pembeli mempertanyakan kenaikan harga jual minyak goreng kemasan dan eceran yang terjadi beberapa pekan terakhir. 

Di mana sebelumnya minyak goreng curah ukuran 1 Kg dijual  Rp12.500 hingga Rp13. 000. Kini melonjak menjadi Rp16. 000 per kilogramnya. Sementara untuk minyak goreng kemasan sebelumnya dijual berkisar Rp14.000 per liter kini naik menjadi Rp18. 000 per liter.  

Sulastri, salah satu pemilik warung kelontong di Pasar Lima Puluh mengaku, beberapa hari terakhir dirinya mulai menerima komplain dari pembeli karena harga minyak goreng semakin mahal. 

Tidak hanya itu, jumlah pembeli minyak goreng pun mulai turun, karena masyarakat kini mulai beralih kepada minyak goreng curah. 

"Pembeli semakin berkurang dan kalau ada yang komplain itu sudah pasti. Tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa karena memang dari agennya sudah naik," katanya. 

Ia pun berharap pemerintah dapat segera mengambil alih penanganan kenaikan harga minyak goreng tersebut. Karena membuat masyarakat dan pedagang mengeluh.  

Hal yang sama juga diungkapkan  Lian, salah seorang pedagang kelontong di Jalan Tengku Bey. Menurutnya kenaikan harga minyak goreng tersebut terjadi secara berharap namun tetap saja dikeluhkan oleh masyarakat.  

Dikatakan dirinya, walaupun harga minyak goreng melonjak tinggi masyarakat masih tetap membeli tapi dengan jumlah yang dikurangi untuk menghemat pembelanjaan.  

"Sebulan terakhir naiknya. Tapi bertahap. Mulai dari Rp14.500 sampai sekarang menjadi Rp18.000. Belum lagi kami selalu ditanyai kapan harga minyak  turunnya. Sedangkan kami juga membeli barang itu dari distributor, " ucapnya.  

Sementara itu, Wahyuni salah seorang pembeli mengaku kenaikan harga minyak goreng kemasan dan curah cukup menyulitkan perekonomian masyarakat.  

Apalagi saat pandemi seperti sekarang ini, banyak keluarga yang harus berhemat untuk bisa bertahan hidup dengan meminimalkan pengeluaran keluarga. 

"Jelas kami keberatan dengan kenaikan ini. Untuk makan saja sudah susah. Sekarang kami harus berhemat untuk membeli minyak goreng," tuturnya.(sol/ayi/anf)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook