PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Ribuan warga Tionghoa mendatangi pemakaman Tionghoa di Umban Sari, Rumbai untuk merayakan Festival Qing Ming 2023 (Ceng Beng) atau ziarah ke makam leluhur, Sabtu (1/4).
Ketua Yayasan Sosial Panca Bhaki Abadi Pekanbaru, Toni Sasana Surya kepada Riau Pos menjelaskan, dalam perayaan Qing Ming 2023 ini, peziarah yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada yang datang dari luar negeri, sengaja mendatangi pemakaman Tionghoa Umban Sari, Rumbai guna melakukan ziarah kubur kepada anggota keluarganya yang telah wafat. Di atas makam leluhur terlihat anggota keluarga berkumpul membakar dupa dan berdoa.
''Kami memperkirakan ada puluhan ribu warga Tionghoa yang datang ke Pemakaman Tionghoa ini. Karena setelah pandemi berakhir mereka akhirnya bisa berkumpul dengan menggelar doa bersama di atas makam keluarganya,'' ucapnya, kemarin.
Dijelaskan Toni lagi, Qing Ming merupakan salah satu tradisi penting bagi masyarakat Tionghoa. Tradisi merupakan perwujudan sikap masyarakat Tionghoa yang menghormati leluhurnya.
Tahun ini, lanjutya, puncak Ceng Beng jatuh pada 5 April. Namun warga Tionghoa sudah bisa ziarah kubur 10 hari sebelum 5 April dan 10 hari setelahnya.
ke makam leluhur dan keluarga. Apalagi di sini terdapat sekitar 4.500 makam dan 1.000 tempat abu jenazah. Sehingga ada puluhan ribu warga datang ke Pemakaman Tionghoa Umban Sari Rumbai untuk ziarah di momen Qing Ming 2023 ini.
Lanjut Toni, untuk peziarah datang tak hanya dari berbagai daerah di Provinsi Riau maupun daerah lainnya di Indonesia, bahkan terdapat peziarah dari luar negeri.
Apalagi banyak masyarakat Tionghoa yang memang merantau dan sengaja datang ke Pekanbaru untuk sekedar menikmati suasana berkumpul bersama keluarga dengan menziarahi makam keluarga mereka.
Qing Ming juga menjadi ajang reuni dan silaturahmi bagi anggota keluarga. Banyak para perantau yang pulang kampung berkumpul bersama seluruh anggota keluarga.
''Biasanya ziarah kubur ramai pada libur akhir pekan dan saat puncak Ceng Beng. Salah satu
tanda mereka sudah ziarah dengan meletakkan kertas warna-warni di atas makam,'' ungkapnya.
Salah seorang peziarah, Linda yang datang dari Sorek, Kabupaten Pelalawan mengaku setiap tahun pulang ke Pekanbaru untuk melaksanakan Qing Ming.
''Kalau Qing Ming keluarga yang dari perantauan pulang untuk sembahyang ke makam leluhur, kecuali saat pandemi Covid-19 kemarin,'' terangnya.
Menurutnya, Qing Ming yang harus lestari untuk menjaga tradisi leluhur. ''Tahun ini terlihat lebih ramai, banyak yang datang bersama keluarga besar,'' ungkap wanita yang datang untuk ziarah ke makam orang tua laki-lakinya tersebut.(ayi)