PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menargetkan akhir 2024 mendatang, kemiskinan ekstrem di Riau sudah tuntas atas 0 persen. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut yakni dengan meningkatkan pengelolaan zakat.
Kepala Biro Kesra Setdaprov Riau Zulkifli mengatakan, saat ini yang menjadi perhatian pihaknya adalah upaya pencapaian target penurunan angka kemiskinan ekstrem yakni 0 persen pada akhir tahun 2024. Di mana, angka kemiskinan ekstrem di Provinsi Riau sebesar 1,40 persen atau sebanyak 100,33 ribu jiwa yang diukur berdasarkan Garis Kemiskinan dari Bank Dunia.
“Sementara itu, persentase penduduk miskin di Riau pada September 2022 sebesar 6,84 persen. Mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen poin terhadap Maret 2022 dan mengalami penurunan sebesar 0.16 persen poin jika dibandingkan dengan September 2021. Alhamdulillah, berkat kerja sama kita, pada tahun 2022 Kemiskinan Ekstrem Riau tinggal sebesar 1,40 persen lebih rendah dibandingkan kondisi Nasional, yaitu sebesar 2,04 persen,” kata Zulkifli saat mewakili Gubernur Riau Syamsuar pada kegiatan Rapat koordinasi UPZ Baznas Riau di Pekanbaru pekan lalu.
Lebih lanjut dikatakannya, kemiskinan tidak hanya persoalan ekonomi semata, namun juga melibatkan sektor lain, seperti akses terhadap pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan lain sebagainya. Selain itu, kemampuan setiap individu untuk dapat pulih dan keluar dari kemiskinan juga berbeda-beda.
“Oleh sebab itu, penanggulangan kemiskinan harus dilakukan secara sistematis, terencana, dan sinergi yang baik antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, lembaga non Pemerintah, serta masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Dalam rangka percepatan target penghapusan kemisikinan ekstrem tahun 2024 sebesar 0 persen, Pemerintah Provinsi Riau juga berkolaborasi dengan Baznas, Forum Zakat dan Lembaga atau Yayasan lainnya. Terkait
penghapusan kemiskinan ekstrem, data terakhir yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, Angka kemiskinan ekstrem di Provinsi Riau tahun 2022 sebesar 1,40 persen atau sebanyak 100,33 Ribu jiwa yang diukur berdasarkan garis kemiskinan dari Bank Dunia.
Posisi relatif persentase penduduk Miskin Ekstrem Provinsi Riau tahun 2022 tertinggi di Kabupaten Kepulauan Meranti 5,53 persen, Kabupaten Indragiri Hulu 2,49 persen dan Kabupaten Rokan Hilir 2,06 persen. Jumlah penduduk Miskin Ekstrem terbanyak berada di Kabupaten Kampar 15.450 jiwa, Kabupaten Rokan Hilir 15.160 jiwa, dan Kabupaten Rokan Hulu 14.080 jiwa.
“Menindaklanjuti hal tersebut, kami telah melakukan program pengurangan masyarakat dan peningkatan pendapatan melalui dengan Pembangunan Rumah Layak Huni dari tahun 2019-2022 sebanyak 3.925 unit. Pada tahun 2023 ini, juga telah disiapkan anggaran sebesar Rp54,5 miliar untuk 707 Rumah Layak Huni dan menyalurkan bantuan yang melalui Badan Amil Zakat Riau dari tahun 2019-2022 sebesar Rp83,6 miliar,” paparnya.
Selain itu, menurutnya upaya Baznas Provinsi Riau dengan membantu penghapusan kemiskinan ekstrem sangat diperlukan mengingat Baznas berperan mengumpulkan zakat melalui UPZ yang ada di setiap instansi pemerintahan, perguruan tinggi, BUMD, dan juga perusahaan swasta yang ada di Provinsi Riau.
“Melalui zakat menjadi salah satu alat untuk menahan tingkat penurunan daya beli masyarakat. Penyaluran zakat dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi kemiskinan sejalan dengan program Pemerintah dengan program kerja yang sangat besar untuk mengentaskan kemiskinan, menangani musibah dan bencana,” ujarnya.(sol)
Laporan Soleh Saputra, Pekanbaru