RTH Ditutup, Pedagang Mainan Keluhkan Sepinya Pembeli

Pekanbaru | Senin, 02 Agustus 2021 - 09:20 WIB

RTH Ditutup, Pedagang Mainan Keluhkan Sepinya Pembeli
(INTERNET)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Semenjak Pemerintah Kota Pekanbaru memberlakukan penutupan sejumlah ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru, membuat para pedagang di kawasan tersebut mengeluh. Pasalnya, kawasan yang selalu ramai dengan keluarga yang menghabiskan waktu luang untuk bermain di kawasan ruang terbuka hijau, kini dilarang untuk memasuki kawasan tersebut.

Pantauan Riau Pos, Ahad (1/8) terdapat spanduk larangan yang dipasang di jalan masuk Taman Ruang Terbuka Hijau (RTH) Putri Kaca Mayang yang berada di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di samping Hotel Premier Pekanbaru.


Saat akhir pekan seperti saat ini, kondisi RTH tampak sepi. Taman yang biasanya ramai dikunjungi masyarakat Pekanbaru ditutup sementara selama perpanjangan masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Kota Pekanbaru.

Begitu pula dengan pedagang kaki lima yang ramai berjualan di sekitar taman RTH ikut ditiadakan. Meskipun, sudah dipasang spanduk pemberitahun. Namun masih terlihat ada beberapa orang di dalam taman. Sepasang orang tua bersama kedua anaknya sedang menikmati fasilitas permainan anak yang ada di taman RTH ini. Ada pula yang sekedar bersantai di atas ayunan.

Eka salah seorang warga yang tetap nekat berada di lokasi RTH mengaku, dirinya sengaja mengajak anak dan suaminya menghabiskan waktu akhir pekan guna mengisi waktu luang mereka.

Selama hampir sebulan lebih, mereka hanya berada di rumah dan tidak bisa beraktivitas ke mana-mana akibat larangan pemerintah.

"Nekat aja lagi. Suntuk di rumah terus. Anak-anak minta main ke sini, eh ternyata sepi juga di sini," ucapnya.

Ia berharap kawasan terbuka hijau ini bisa kembali dibuka untuk umum. Agar masyarakat dapat kembali menikmati kebebasannya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Seharusnya biar saja dibuka. Tapi batasan orang yang ada di kawasan ini saja dijaga, dan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kalau ditutup seperti ini semua orang jadi susah terhalang kebebasannya," kata dia.

Suasana berbeda terlihat di taman RTH Tunjuk Ajar Integritas yang berada di Jalan Ahmad Yani. Garis polisi melintang menutupi pintu masuk taman.

Tak ada orang yang tampak sama sekali berada di dalam taman. Hanya ada satu penjual usaha mainan anak, Ernawati, yang menjajakan dagangannya di sudut taman.

Ernawati bersama 2 orang anaknya duduk di samping dagangannya, menunggu ada pembeli yang datang. Perbedaan yang sangat jauh ia rasakan ketika berjualan di masa PPKM ini. Pembeli sepi dan pendapatan turun drastis.

"Perbedaan jauh, ibarat 100 persen, berapa persen ini, ya kadang nggak ‘pecah telor’ sama sekali," ungkapnya. Bahkan ia pernah tak ada pembeli sama sekali. "Dari kami buka misalnya jam 3 sampai jam 5 sore itu nggak ada jual beli sama sekali, jauhlah, turun drastis," ujarnya.

Dengan mata berkaca-kaca, Ernawati menuturkan bahwa harus tetap berjualan meski di tengah masa PPKM, sebab usaha mainan ini adalah satu-satunya sumber pendapatannya. "Karena nggak ada usaha lain ya usahanya ini, ya harus dijalanin, mau nggak mau ya usahalah pokoknya dulu," kata Ernawati.

"Ya kami berharap kembali normallah, susah sekarang ini," ujarnya.(ayi)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook